18. Perhatian Arga

8.9K 394 20
                                    

Shena duduk dikursi tepatnya didepan meja rias. Karena Arga membeli rumah yang cukup besar, alhasil mereka berdua memutuskan untuk tidur terpisah dan Arga dengan cekatan mendekorasi kamar Shena seperti kamar perempuan pada umumnya.

"Ngapain dia beliin gue rumah, padahal kan kita bakalan pisah" Gumam Shena.

"Apa gue bilang aja ya sama dia, kalo gue gak perlu ini semua. Lagian buat apa rumah sebesar ini, kalo gue sama dia gak pernah akur sama sekali." Monolog Shena.

"Ck. Pusing gue" Shena bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk keluar kamar.

Disana dia melihat Arga yang duduk diruang tamu dengan memijit pelipisnya dengan TV yang menyala.

"Arga?" Panggil Shena dengan lirih.

Arga menoleh kearah istrinya yang datang dengan baju tidur duduk dikursi tunggal dekat dengannya.

"Belum tidur lo" Tegur Arga.

"Lo baru pulang ya?" Tanya Shena basa-basi.

Arga menganggukkan kepalanya.

"Mau gue buatin teh anget?" Tawar Shena sangat perhatian.

"Gak usah She. Gue juga mau tidur. Sorry ya suara TV udah ganggu lo. Mending sekarang lo balik kekamar, terus tidur. Gak baik ibu hamil tidur malam-malam" Tutur Arga tiba-tiba.

"Gue--"

Arga mematikan TV tersebut. "Udah sana ke kamar, gue juga mau ke kamar nih"

Shena menahan tangan Arga yang hendak bangkit. "Gu-gue belum ngantuk"

Arga terdiam sejenak lalu melepaskan tangan Shena yang menahannya. Dia berjongkok dihadapan gadis itu.

"Kenapa? Anak gue rewel ya? Dia minta sesuatu lagi? Bilang sama gue, gue bakal beliin apa yang dia mau"

Shena menggelengkan kepalanya. "Gak ga, anak lo gak rewel kok. Dia anteng didalam perut gue"

"Terus?" Arga mengerutkan keningnya.

"Gue mau bilang sama lo" Gugup Shena.

"Bilang apa?"

"Makasih atas semuanya. Makasih lo udah tunjukin rasa tanggung jawab lo sama gue." Ucap Shena seraya meremas jemarinya sangat gengsi.

Arga menghela nafasnya panjang. "Sama-sama. Udah ya sekarang balik ke kamar lo dan tidur."

Shena menggeleng lagi-lagi menahan tangan suaminya itu.

"Shena gak usah manja deh!" Bentak Arga tiba-tiba membuat Shena terkejut.

Karena merasa Arga tidak baik-baik saja. Gadis itu perlahan bangkit dari duduknya dan kembali masuk kedalam kamar untuk tidur. Setelah pintu kamar Shena tertutup Arga mencabik rambutnya kasar karena merasa bersalah telah berucap dengan nada tinggi kepada Shena.

Arga menghela nafasnya berat kemudian berjalan memasuki kamar Shena. Melihat gadis itu tertidur menyamping, Arga sangat merasa bersalah.

"She?" Panggil Arga duduk ditepian kasur dekat dengan Shena.

"She maafin gue. Gue gak bermaksud untuk bentak lo tadi" Imbuh Arga.

Shena menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya dan wajahnya rapat-rapat. Arga menghela nafasnya panjang.

"Gue capek pulang kerja She, gue gak mau ribut sama lo"

"Emang tadi gue ngajak ribut lo? Gak kan?" Kesal Shena membalas ucapan Arga didalam selimutnya.

"Iya engga sih, tapi gue ngerti setiap kita berdekatan pasti kita bakalan ribut dan gue gak mau ribut sama lo tengah malem di rumah baru" Ucap Arga sangat lancar.

99% TOXIC ARGAWhere stories live. Discover now