"Tapi Hwang Sinbi. Delapan juta won. Seriously. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu saat ini? Kau tahu kan aku hanya lelaki biasa yang baru saja lulus SMA? Bahkan aku masih mencari pekerjaan sambilan untuk membiayai kuliahku kelak. Dan bahkan kita sudah berencana untuk menikah sepuluh tahun lagi. Kau ingat itu? SEPULUH TAHUN LAGI. Kita masih punya banyak waktu. Tidak perlu terburu-buru."

Kasarnya, ia lelaki miskin. Ayahnya sudah tidak pernah lagi bekerja sejak dipecat dari pekerjaannya sebagai kuli pengangkut barang beberapa tahun yang lalu. Pria paruh baya itu melanjutkan hidup dengan uang hasil berjudi dan taruhan pacuan kuda. Dan kemenangan tidak selalu berpihak padanya. Ia akhirnya meminjam sejumlah besar uang pada lintah darat. Dari situ pula ia membiayai uang makan dan sekolah Seonghwa. Utangnya sudah menumpuk terlalu banyak. Satu-satunya harta yang ia miliki—rumah kecil di ujung gang buntu sebuah pelosok—terancam disita sebagai jaminan. Ia harus segera melunasi utang itu. Dan sebagai orang terdekat yang terlibat, Seonghwa jadi ikut pusing memikirkannya.

Suara desahan dengan sentimen negatif di ujung telepon terdengar. Seonghwa tahu ia tidak akan memenangkan perdebatan ini.

Ia hanya berdoa gadisnya tidak mengeluarkan kata terserah. Alamat kiamat sudah hubungannya.

"Siapa yang tahu kalau dalam jangka waktu se-lama itu aku bisa jatuh ke pelukan pria lain? Pria yang benar-benar mencintaiku dan rela melakukan apa pun untukku?"

That is actually scarily accurate. Tapi bukan berarti Seonghwa akan menyerah begitu saja dalam perdebatan penting-tidak penting ini. Penting karena memenuhi permintaan calon tunanganmu berarti memastikan kelanggengan hubungan. Tidak penting karena perempuan waras macam apa yang akan meminta cincin luar biasa mahal ke pacarnya yang nyaris gelandangan?

Jadi Seonghwa berusaha menegaskan lewat nada suara, "No other guys, no one but me. I love you with all my heart."

Ia merendahkan suara yang sudah rendah. Berusaha menyontek adegan-adegan drama dimana para pria berhasil meyakinkan wanitanya bahwa dia adalah satu-satunya. Setidaknya di drama yang mereka mainkan. Di drama berikutnya tentu ada wanita lain yang satu-satunya.

"Then prove it." Lihat betapa realistisnya gadis pujaan Seonghwa ini? Setengah logika di kepala Seonghwa melempar sarkasme habis-habisan pada setengah bagian lain kepalanya yang jatuh cinta habis-habisan pada gadis ini.

Seperti yang Seonghwa katakan. Ia sangat mencintai sang kekasih. Gadis itu begitu cantik, populer, dan semua orang memujanya seperti tuan putri. Seonghwa sudah berjuang selama tiga tahun penuh untuk mendapatkannya. Dan setelah akhirnya berhasil mendapat kencan bersamanya, ia tidak akan melepasnya begitu saja.

Ayolah, ia tidak akan membiarkan usaha tiga tahun pengejaran ditambah usaha dua tahun mempertahankan hubungan, sia-sia hanya karena uang sejumlah delapan juta.

Kali ini giliran ia yang mendesah lelah.

"Sure, I’ll try."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tricky House 🎲 joonghwa [⏹]Where stories live. Discover now