28. Misi dimulai

121 17 0
                                    

(Mohon maaf sempat tertunda ini cerita, bener-bener baru sempatin buat lagi hari ini T^T)

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komen 

Terima kasih

.

.

.

_____________________________________________



Ditengah aktivitas sehari-hari, kedua kakak beradik sibuk membersihkan dapur dirumah keluarga Jung tersebut. seperti biasa, Winter menyuci piring-piring yang sudah memenuhi wastafel setelah sarapan. sementara Beomgyu, ia mengambil tugas untuk membereskan meja. 

*ting!

tangan yang sedang bergerak kesana kemari sibuk mengelap tak sengaja menyenggol pisau buah hingga terjatuh kelantai. Perlahan, Beomgyu mengambil benda tajam itu dan mengusap pelan sisi tumpul dari pisau tersebut. 

kini, ia menoleh menatap punggung kecil yang sibuk dengan pekerjaannya tengah membelakangi dirinya. cobaan apa lagi yang harus dilakukannya? apakah setelah ia menyelesaikan misi terakhir ini semuanya akan berakhir? 

 laki-laki itu membuka laci meja yang berada dibelakangnya dan meletakkan pisau itu agar hilang dari pandangannya.










"Jangan sekarang"






###


"Bunda~ Winter jalan dulu sama ujin yaa~"

"Jangan pulang kemalaman!"

"Baik nyonya besar~!"

Gadis itu berlari keluar pagar rumah dan segera menuju halte tidak jauh dari sana. Hari ini ia dan Ryujin akan berpiknik di Taman Hangang. Keduanya sudah mengajak Jake untuk ikut bersama, akan tetapi Jake harus mengejar pelajaran yang tertinggal sebagai anak baru.

"Ujin mana sih"

Winter berjalan kesana kemari mencari sahabatnya. Taman lumayan sepi hari ini. Tidak terlihat kumpulan remaja remaja SMA seperti biasanya di taman Hangang. kedatangan seorang pria berjubah membuat gadis itu tereranjat. Ia menggunakan baju hitam berjubah. Tentu saja Winter menatapnya heran. Ia kembali melirik kekanan dan kekiri secara was-was mencari apakah ada maksud tertentu dari pria dihadapannya ini.

"P-permisi? Ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya gugup.

Seperti dugaan. Sosok misterius itu hanya diam tanpa merespon. Winter kembali mengerutkan dahi. Ia mencoba menggeser tetapi pria itu menghalangi jalannya.

"Maaf, bisa biarkan saya jalan? Saya mau cari te-" kalimatnya terputus begitu ia melihat sepasang mata orang itu berwarna merah tengah mengintip dari balik jubahnya. Winter sontak menjaga jarak dan mundur beberapa langkah. 

Be The FirstWhere stories live. Discover now