20. Terungkap!

174 25 4
                                    

Selamat membaca

.

.

.

__________________________________________________


Netra indah itu menjajaki seluruh benda yang berada di halaman belakang rumah keluarga Jung. Dengan penuh ketenangan lelaki itu berdiri diambang pintu kaca yang membatasi halaman belakang dengan dapur utama. Diam bukan berarti tidak ada masalah, ada banyak hal yang dipikirkan oleh beomgyu sejak ia bergabung dalam kehidupan manusia.

Jaehyun yang baru saja keluar dari kamar mandi menemukan beomgyu sendirian berdiri membelakanginya. Hari ini ia mengambil cuti. Kebetulan dan kesempatan ini harus digunakannya untuk menginterogasi beomgyu. Kini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Jaehyun akan terang-terangan mengatakan hal ini pada lelaki itu selagi winter masih sekolah.


"Baiklah, ayo kita hentikan semua drama ini. Jelaskan saja apa maumu"

Beomgyu perlahan menoleh pada sumber suara. Ditatapnya wajah itu lalu ia berbalik sepenuhnya menghadap pria yang lebih tua darinya itu.

"Tidak ada yang perlu ditutupi lagi. Kau pasti tau kenapa aku tidak suka jika kau mendekati putriku"

Beomgyu melirik kekanan dan kekiri seakan memastikan tidak ada orang lain disekitar sana. ia tersenyum tipis mendengar perkataan Jaehyun, tidak percaya sebegitu posesifnya Jaehyun terhadap putrinya.

"Benarkah tuan Jung?" Jaehyun sedikit tersentak dengan nada bicara Beomgyu. "Apakah anda benar² ingin mengetahui alasan saya mendatangi dunia manusia sejak sekecil itu?"

"Perset4n tradisi konyol itu. Aku tau tujuanmu kesini bukan untuk itu" Jaehyun semakin emosi dibuatnya.

Beomgyu tersenyum. "Anda benar. Saya kesini bukan untuk menjalankan tradisinya. biar saya beritahu,"

"..."

"Ada rahasia besar yang kupegang dan kalian semua tidak mengetahuinya".

Lagi-lagi Jaehyun dibuat bungkam olehnya. Beomgyu berusaha menahan diri untuk tidak mengatakan hal itu sejak lama. Namun sepertinya, ini saat yang tepat untuk menyampaikannya pada keluarga ini. Tanpa sepengetahuan keduanya, Jisoo menuruni anak tangga. Ia baru saja selesai membereskan kamar dan hendak membawa gelas kotor kedapur. Akan tetapi, secara tidak sengaja ia mendengarkan percakapan serius kedua lelaki tersebut dan memilih untuk berhenti disana.

"Sejak kecil kutahan semua emosi itu dalam diriku. Perasaan itu kubuang jauh-jauh demi keberhasilan menjalankan misi ini,"

"Apa maksudmu? misi?"

Beomgyu menatap maut netra yang tadinya ingin menginterogasinya.













"Apa anda tidak rindu rumah lama anda, tuan Zion?"





Be The FirstNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ