6. Ajakan

196 34 2
                                    

Double up
Selamat membaca 
Jangan lupa vote dan komennya

Makasii <3

.

.

.

__________________________________________


Sore itu beberapa siswa dan siswi berkumpul didepan gudang. berita tidak menyenangkan sudah terdengar hingga ujung sekolah. tentu saja hal tersebut mengenai berita kematian dua siswi didalam gudang yang sama, tanpa diketahui siapa yang melakukannya.

Jisoo, Rose dan Eunbi menangis didalam keramaian. tidak hanya mereka, namun semua siswi disana menangis dan teriak histeris. beberapa guru terlihat mencoba membatasi siswa yang penasaran sambil menunggu polisi dan ambulans datang. 

Terlihat tubuh dua siswa yang sudah kaku tergeletak dengan wajah yang ditutupi kardus dan koran bekas. darah berserakan didalam sana. Namun anehnya tidak ada satupun benda tajam yang ditemukan.

"Naeun... kenapa harus dengan cara iniii.." air mata membanjiri pipi Eunbi. Rose dan Jisoo terisak tidak sanggup berkata apapun ketika melihat pemandangan yang menyakitkan itu.



"korban satunya masih sangat baru. darahnya juga masih segar. tapi... siswi yang memakai hoodie pink ini darahnya sudah mengering. mungkin sudah beberapa hari. ia juga ditemukan dalam lemari sana"

"berarti kejadian mereka dihari yang berbeda?"

"mungkin seperti itu. aku lihat ada bekas titik seperti gigitan ular ditangan mereka. apa digudang ini ada ular?"

"darah bekas gigitan ular tak mungkin sebanyak ini. lagipula tak ada yang menyadari kematian siswi itu kemarin. ada yang tidak beres disini"



percakapan kedua guru laki-laki itu merebut perhatian Jisoo. ia kembali mengingat kejadian kemarin. apa yang sudah ia saksikan dihadapannya benar-benar terjadi. kali ini, Ia tidak salah lihat.

"Jadi kemarin itu nyata? Jaehyun? dia tega melakukannya... "

"bodoh, kenapa tadi aku biarkan ia duduk disebelah Jaehyun? kenapa aku ga berpikir panjang? Jisoo kau juga tega sekali..." Jisoo terus mengutuk dirinya sendiri. Ia menjambak pelan kepalanya dengan kedua tangan. ia sungguh menyesal...


###


Daun berjatuhan dari tangkainya. Angin malam meniupi rambut panjang Jisoo yang berantakan. kaki itu melangkah pelan di trotoar seperti tak tahu arah. dengan tatapan kosong, Ia tak memperdulikan mata sembabnya sehabis menangis. 

Hari ini Ia memilih untuk pulang telat karena ikut melaksanakan upacara perpisahan dengan Naeun. Ia tinggal di kost yang tidak jauh dari sekolahnya, oleh karena itu tidak ada yang bisa memarahinya ketika pulang larut seperti ini. sejak 3 tahun terakhir, Jisoo tinggal jauh dari kedua orang tuanya yang berada di desa. Perasaan sedih, terluka, dan terkejut masih menyelimuti dirinya. harapan yang timbul dari pikiran polosnya membuat air mata itu kembali mengalir pelan.

Be The FirstWhere stories live. Discover now