9. Pertengkaran (II)

214 36 0
                                    

Selamat membaca <3 
Jangan lupa vote dan komennya 
Terima kasih~

.

.

.

_____________________________________________


Awan hitam menyelimuti desa yang berada di tengah hutan. Jejak kaki yang berbekas itu melewati tanah basah dan mengarah pada kastil tua yang berada dipusat desa. Seseorang berjubah hitam berjalan ditengah keramaian. Penghuni asli dari tempat itu kebingungan lantaran kedatangan sosok misterius tersebut tidak ada yang menduga.

Pintu terbuka lebar. Muncullah pria berjubah tadi yang kedatangannya ternyata sudah ditunggu-tunggu oleh kakek renta yang berdiri disisi singgasananya, bersama dengan pria yang diyakini sebagai tangan kanannya.

Ia berdiri tegak didepan kedua orang tersebut dan membuka penutup kepala jubahnya- memperlihatkan wajah yang tidak asing bagi mereka.

"Kemana kamu selama ini-"

"Dimana putraku?" Bukannya mengindahkan perkataan tetua Soo, Jaehyun justru bertanya pada Ayahnya yang sedari tadi berdiri disamping tetua.

"Jaga nada bicaramu didepan tetua, jae"

"Aku tanya DIMANA PUTRAKU!?"

Keduanya terdiam. Jaehyun yang dahulunya patuh, sopan, dan dikenal sebagai anak rajin ini sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Bahkan ia berani menaikkan suara dihadapan ketua. Diruangan itu hanya ada mereka bertiga, tapi Siwon sangat malu melihat perlakuan anaknya. Apalagi didepan tetua Soo.

"Jaehyun, jangan lupakan misimu. Aku sangat membanggakanmu. Tapi kenapa jadi begini?" Lirih Tetua

"Aku tidak akan menjawab sebelum aku melihat Jake dengan mata kepalaku sendiri"



Siwon melihat tetua, begitupun sebaliknya. Perlakuan saling memandang ini membuat dahi Jaehyun mengkerut. Ia mencoba berjalan memasuki ruangan yang berada dibelakang tetua dan Siwon, namun dengan cepat Siwon menahannya. Ruangan yang biasanya dijadikan tempat mentransfer darah itu terdengar sunyi tanpa kegiatan.

"Ayah, kumohon jangan halangi aku. Apa kau tidak ada rasa kasihan sedikitpun padanya? Dia itu cucumu. Bahkan seseorang dari klan kita hampir saja membatalkan misiku"

"A-apa kau bilang?" Siwon perlahan melonggarkan eratan tangannya dilengan Jaehyun.

"5 Tahun lalu, seorang zion mencoba membunuh Jisoo. Namun dia salah menargetkan orang. Aku yakin tujuannya tak lain agar keturunan Choi darimu punah. Beruntung Jake lahir dan pasti kau tau bagaimana perasaanku ketika kalian mencoba merebutnya dariku"

"Aku tidak pernah mengirim siapapun untuk melakukan pembatalan misi itu. Pasti ada yang tidak senang denganmu Siwon" sahut Tetua.

"Maka dari itu, aku tak ingin siapapun menghancurkan mimpi yang selama ini aku inginkan ayah" sambung Jaehyun.

"..."

"Tempat ini, misi ini, kehidupan disini, bukan kemauanku..." Jaehyun menjadi semakin emosional.

Jaehyun kembali mencoba masuk keruangan itu. Tapi lagi-lagi Siwon melarangnya.







Be The FirstWhere stories live. Discover now