Bab 41. Senja-senja Yang Kembali Pulang

36.9K 4.1K 1.9K
                                    

4000 kata nih. Sebagai permintaan maaf karena aku ngaret 🤧🙏🏻

Jadi, chapter ini panjaaaanggggg banget . Baca baik-baik yaaa.

Tinggalin komentar, tandai typo, jangan lupa vote, dan ... SELAMAT MEMBACA!!

(Sengaja update pas sore, karena chapter ini spesial😬😬)

----------------------------------------------

Bab 41. Senja-senja Yang Kembali Pulang

 Senja-senja Yang Kembali Pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

SABTU terakhir di bulan Februari, Nirbita memutuskan untuk pergi ke toko bunga yang biasa ia kunjungi ketika akan ziarah ke makam sang nenek. Tempatnya berada di bagian timur kota, mendekati perbatasan, beberapa meter sebelum memasuki gerbang tol.

Gerimis yang semula turun di sela sinar matahari mulai bergantikan rinai padat.  Nirbita perlu sedikit berlari untuk mencapai pintu hingga lonceng di atas berbunyi. Begitu masuk, aroma floral langsung menyergap indera.

"Selamat datang di Spring Beez Flower." Seorang gadis —yang semula sibuk memasukkan bunga-bunga ke dalam showcase flower— tersenyum ramah ketika tatapan mereka bertemu. Lalu, gadis itu berjalan menghampiri. "Ada yang bisa dibantu?"

Sejenak, Nirbita tertegun dengan kecantikan orang di hadapannya. Ia merasa seperti melihat dirinya di masa lalu. Kulit putih pucat, rambut panjang hitam legam, dan sorot netra yang teduh.

"Eung...." Tidak ingin dianggap aneh, Nirbita cepat-cepat mengalihkan pandangan pada penjuru ruang. Segala jenis bunga menampakkan presensi dan value masing-masing melalui aroma manis serta warna yang cantik. Tapi, ia tidak kunjung menemukan yang dicarinya di sana. "Aku lagi cari calla lily putih. Apakah ada?"

"Wah, baru setengah jam yang lalu seseorang datang membeli tangkai terakhir," ucap gadis itu dengan senyum yang terus terpatri di bibir. "Sejak bulan kemarin, import calla lily memang mengalami penurunan karena musim dingin. Jadi stoknya terbatas."

Nirbita manggut-manggut. Sekarang, ia beralih pada ember-ember berisi segala jenis bunga di bawah kakinya. Dalam hati ia mulai menimbang-nimbang bunga apa yang akan dibawanya hari ini, ia sedikit kebingungan karena sudah terbiasa membawa calla lily dari tahun ke tahun, sebab Nenek menyukainya.

Dulu, untuk membuatnya terlelap, Nenek sering menceritakan sebuah dongeng. Entah itu berasal dari majalah Bobo atau buku lain yang tidak ia mengerti. Namun, ada satu cerita yang masih membekas hingga kini, karena Nenek menceritakannya secara berulang.

Kisah itu bermula di sebuah keluarga suku Afrika yang tidak memiliki apa-apa selain gadis cantiknya. Suatu hari, pemimpin suku seberang yang terkenal jahat tertarik dan berniat untuk mempersunting gadis itu. Namun, bukannya penerimaan, ia justru mendapat sebuah penolakan yang menggores telak harga dirinya sebagai lelaki.

Satu Kotak Senja untuk NirbitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang