9 || Kembali ?

540 71 1
                                    

Hay

...

Pukul 11 malam kini langit masih berada di balkon dengan ponsel yang aktif bertengger di telinga nya, dia sedang menghubungi kakak dari istri nya, Tora

"halo kak"

"iya apa lang, tumben nelfon jam segini? Ada masalah?"

"kak, aku mau tanya soal orang tua reksa"

"..."

"kak"

"hah iya? Besok aja ya, tomi nangis nih"

Tut tut

Tora mematikan telfon sepihak, langit menghela nafas, dia yakin tadi tora hanya menghindari pertanyaan tentang itu.

Sebenarnya langit sudah tau tentang bagaimana perlakuan kedua orang tua reksa pada anak nya, reksa kecil yang selalu di abaikan, walau dulu reksa juga pernah merasakan kasih sayang mereka, tapi tetap saja siapa yang tidak merindukan sosok orang telah melahirkan nya ke dunia ini

"langit~", reksa dengan wajah sayu nya memeluk langit dari belakang dengan melingkarkan tangan nya pada pinggang langit

"sayang, kenapa bangun? Disini dingin ayo tidur", langit mengganti pelukan nya ke arah depan

"gendong~"

Dengan kekehan pelan nya langit menggendong sang istri ala pengantin ke arah kasur, apa ini kenapa bini nya jadi manja gini

Sampai di kasur langit ikut berbaring di samping reksa dengan kedua badan mereja terendam selimut tebal nya

"langit, kenapa belum tidur?", masih dengan mata sayu nya reksa bertanya

"langit ga bisa tidur? Kata kak tora biar cepat tidur harus di puk puk punggung nya" ucap nya lagi, dengan tangan kecil nya mulai aktif me puk puk punggung kekar langit namun dengan mata tertutup dia bergumam, ketahuilah dia sangat mengantuk sekarang

Terdengar suara dengkuran pelan dari si manis membuat langit terkekeh

"yang di puk puk siapa, yang tidur siapa"

"lucu banget sih", gumam langit dengan mengecupi seluruh wajah sang istri yang terlihat lucu saat tidur, bibir nya yang manyun.

...

Sedangkan di kediaman tora

"hufft"

"kenapa?", itu andrew bertanya pada tora yang setelah menerima telfon langit lalu menghela nafas nya panjang

"eum??"

"kenapa? Hmm?", suara lembut andrew membuat tora tak bisa lagi menolak untuk berpelukan, setelah menidurkan tomi tadi

"gapapa, tadi langit tanya tentang orang tua aku"

"ouh, terus", masih dengan posisi berpelukan mereka bercerita, dengan tangan andrew aktif mengelus kepala tora

"ya gapapa, takut aja"

"gapapa, besok biar aku sama bima yang bilang ke langit"

"eum"

"yuk tidur, besok aku masuk pagi tau"

"eum"

"atau mau bikin adik buat tomi aja"

"gak"

...

Pagi ini reksa sarapan berdua dengan bibi lin, biasanya bertiga dengan langit namun tadi pagi langit mendapat telfon dari arga, karna ada sedikit masalah di kantor nya, membuat langit mau tidak mau ya sarapan di kantor aja

"hmm masakan bibi lin enak~"

"masa sih, tadi kan masaknya bareng nak reksa", jawab bibi lin yang juga memakan sarapan nya di meja makan

"oh iya hehe", dengan kekehan lucu reksa menjawab

"nanti siang bibi masak apa?"

"nak reksa mau nya apa?"

"eum, nugget ayam tapi bentuk nya dino, terus ada kuah ayam, nasi putih"

"oke siap~"

"tapi nanti reksa mau bawa ke kantor nya langit", celetuk reksa dengan membuat wajah lucu di depan bibi lin

"ahah iya iya nak"

"eum"

"sudah makan nya? Kalau sudah minum vitamin nya dulu terus susu hamil nya ya"

"oke bibi lin"

Bibi lin melihat raut wajah reksa yang begitu bahagia membuat ny ikut merasakan kebahagiaan itu

Reksa hari ini kuliah jam 8 pagi - 1 siang, namun karna beda masuk dengan biru jadi dia naik bis saja pulang pergi, walau bibi lin melarang nya tapi dia tetap nekat sih,

"bibi, reksa berangkat, nanti siang reksa pulang tolong di siapin bekal nya ya bi~", ucap reksa panjang dengan menyalami tangan bibi lin lalu mencium nya

"iya, hati hati dijalan loh"

"oke siap"

...

Sedangkan di ruangan lebih tepat nya kantor perusahaan langit

Langit yang duduk berhadapan dengan bima dan Andrew, mereka hanya ingin berbincang tentang kedua orang tua reksa, ah orang tua bima dan tora juga sih

"lo tau kan, kalau mereka berdua udah cerai dan punya keluarga sendiri?", celetuk bima pada langit yang menajamkan matanya

"hmm"

"lo juga udah gua kasih tau tentang sifat s*alan mereka ke adek gua kan, terus lo ngapain ngungkit lagi?", bima mulai berucap dengan nada meninggi pada langit

"sstt bima, calm down", andrew berusaha menenangkan bima yang terlihat mengepalkan kedua tangan nya di atas paha

"bima kamu diam, langit kamu juga dan dengarkan saya bicara", baiklah sekarang Andrew mengambil alih suasana di dalam ruangan milik langit

"gini, kita tau reksa pasti rindu banget sama orang tua nya, namun di sisi lain orang tua nya tidak ingin melihat reksa..., sejujurnya tora punya nomor telpon kedua orang tua kamu bima.."

"bodo amat", celetuk bima

"dan tora tau kalau bunda mu masih mengirimi pesan pada mu, tapi kamu tidak menghiraukan nya kan?"

"..."

"tora juga, bima.."

"kamu disuruh tinggal dengan bunda mu dan tora dengan ayah mu kan? Dan kamu tau itu"

"tapi kamu diam karna kamu sayang reksa, kakak tau bima"

Kini hanya andrew yang mampu mengeluarkan suara, suasana menjadi tegang

"kak...", ucap langit pada andrew

"hmm"

"tapi reksa"

"iya kakak tau, makanya kita memberi perhatian lebih pada reksa kan"

"hmm"

"sepertinya bukan ini masalah nya kak", celetuk bima dengan mata yang fokus pada ipad di tangan nya yang memperlihatkan sebuah berita

"apa maksut mu bima"

Bima meletakkan ipad nya pada meja tengah mereka bertiga duduk, dan terlihat jelas

Berita tentang seorang pria tua yang mirip dengan wajah sang paman.








...


Dorr

Byaarr

Ehehe

JAN LUPA VOTE AND FOLL
THANK YOU

LANGIT UNTUK REKSA S2Where stories live. Discover now