Chapter 14

170 35 8
                                    

"Shion, apa yang kau lakukan?!"

Jika Hinata jadi Sasuke, maka hal wajar kalau ia terkejut akan kedatangan gadis itu. Sasuke sontak menatap Hinata dengan panik, ia dengan kasar melepaskan tangan Shion yang menggelayut bebas di lengannya.

"Lepas, Shion!"

Di samping lain, Hinata merasakan keanehan di dalam hatinya. Ia seakan terbakar atas adegan yang tak seharusnya dirasakan seumur hidupnya. Tergelak, ia seperti berada sebuah drama perselingkuhan di mana sang istri memergoki suaminya tengah bermesraan dengan kekasih gelapnya.

Sasuke yang merasa dirinya terjebak di kondisi rumit mencoba meraih tangan sang istri. Oniksnya seketika bergetar, tiba-tiba saja Hinata sudah berdiri dengan jarak tiga kali hasta orang dewasa. Dengan tangan yang bersedekap dan wajah yang menggelap bisa di bilang betapa terganggu Hinata akan adegan hal ini.

Shion kemudian menggerutu, "Uuu... Sasuke-kun kau tidak asyik!"

"Aku lagi bersama dengan Istriku. Jagalah sikapmu!" ujar Sasuke yang memberi penekanan pada kata 'istriku'. Tak lupa kepalanya menilik ke arah Hinata, menunjukkan bahwa istrinya tengah menonton.

Mendengar kata itu, Shion lantas teringat kalau Sasuke memiliki dua orang istri. Karena rasa penasaran, ia pun melirik siapakah gerangan istri yang dimaksud oleh Sasuke. Dan sosok wanita bertubuh kecil darinya itu ternyata sudah muncul berdiri di tengah-tengah antara mereka. Wanita itu bukanlah Sakura yang pernah melabraknya. Wanita itu adalah Hinata yang pernah ia lihat di acara gosip.

"Sasuke-kun..." panggil Hinata yang yang langsung memeluk lengan Sasuke yang erat, tersenyum dengan penuh tekanan.

"Siapa ini?"

Suara halusnya yang menyiratkan nada ancaman itu mampu membuat bulu kuduk Shion berdiri. Belum lagi senyuman yang merekah di bibirnya, terlihat seperti beracun. Shion tak pernah melihat seseorang yang punya aura sekuat ini.

Tapi, sikapnya yang tak mengenal Shion sungguh mengganggunya. Padahal ia adalah aktris yang lagi naik daun, sementara iklannya juga terpasang kemana-mana. Tak ada yang tak mengenalinya kecuali orang yang tinggal di hutan. Apalagi ia adalah kekasih dari anak dari perdana menteri.

"Salam kenal, aku Shion. Kami rekan bisnis." ujar Shion yang menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

'Kami?'

Hinata sejenak menatap tangan itu lalu melirik Sasuke yang ternyata menatapnya balik. Saling melempar tatapan penasaran, mata mereka seakan berbicara, menyuarakan batin yang sungguh menggelitik hatinya.

'Apa maksud dari kata kami, Sasuke-kun? Jadi kalian sedekat itu ya...'

'Ini tidak seperti yang kau bayangkan Hinata. Kau percaya kan aku bukanlah seorang womanizer.'

Ah, Sasuke seharusnya menceritakan perihal permainan yang ia dan Shion lakukan demi mendapatkan perhatian pasangan masing-masing. Namun, ia juga tak dapat menyingkirkan perasaan rusuhnya terhadap Shion. Bagaimana bisa gadis itu dengan lantangnya menyentuh dirinya. Seusai liburan ini, Sasuke harus memberi peringatan pada Naruto nanti.

"Oh, jadi anda Shion-san itu," Hinata meraih jabatan itu, kuat -sekuat hati terbakar yang tersimpan dalam, "Anda ternyata lebih cantik kalau di depan kamera." satire Hinata.

Shion yang mendapatkan timbal balik tak bersahabat itu lantas dengan senang hati turut membalas.

"Terimakasih atas pujiannya, Hinata-san. Anda ternyata si wanita tua seperti yang dikatakan banyak orang."

Baby BreathWhere stories live. Discover now