03. Gantian Gue

77 13 0
                                    




"AKU SUKA SAMA KAMU KAMU SUKA SAMA DIA DIA SUKA SAMA TEMANMU TEMANMU SUKA SAMA AKUUANJEEERRRRRR!!!!"

Handaru menabok keras lengan Jiwa karena tak tahan dengan kelakuannya yang baru masuk kelas sudah teriak tidak jelas. Jiwa sendiri yang tadi mengaduh dan menoleh kaget kini mengelusi lengannya yang ditabok.

Teman-teman sekelas mereka yang tadi terkejut dengan suara Jiwa pun hanya melengos sudah biasa dan melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.

"Lo nanti gantiin Nino nampil nyanyi solo!" Kata Haru membuat Jiwa membulatkan matanya.

"Kan kemarin gue dah bilang mau jadi suporter aja," jawabnya mendengus, "emang si Nino kemana sih?"

"Sakit dia," sahut Haru tenang membuat Jiwa menghela nafas sebal, "lagian yang lain udah kebagian lomba semua, lo doang yang belum."

Jiwa hanya diam. Sebenarnya malas untuk ikut lomba.

Haru yang melihat itu juga diam. "Gue bawain makanan kesukaan lo di tas."

Jiwa diam mencibir.

"Nanti pulang gue traktir Mixue."

Dan wajah Jiwa langsung merekah begitu saja.

Haru gantian yang mencibir.

Kini keduanya makan di koridor depan kelas dengan mengambil meja dan kursi. Jiwa dengan lahap memakan bekal dari Haru meskipun tadi sudah sarapan.

Padahal bel sekolah belum menandakan masuk tapi ia sudah makan dua kali. Haru hanya berharap Jiwa tidak buang air besar saat tampil nanti.

Jiwa dan Handaru merupakan sepupu yang lebih bisa dikatakan kembar tak seiras beda rahim. Mereka dari keluarga Pradana. Karena persamaan umur mereka jadi lengket. Bahkan sejak Sekolah Dasar mereka selalu bersama. Dimana ada Jiwa, disitu pasti ada Haru. Sampai teman-temannya selalu membercandainya sebagai pasangan Homo.

Mereka mah cuma ngebiarin omongan itu. Males juga nanggepinya.

Haru melirik jam tangannya. Dua puluh menit lagi perlombaan akan dimulai. Sebagai ketua kelas ia harus mengondisikan anggotanya.

"Lo mau nampil lagu apa?" Tanya Handaru disela-sela makannya.

Jiwa menoleh, "nggak tahu, kan baru lo kasih tahu. Spontan aja nanti udah," katanya lalu menunduk makan kembali.

"Yang penting nggak mempermalukan kelas kita aja sih." Ucap Haru yang diangguki Jiwa. Bukannya gimana, Haru hanya takut nanti Jiwa nyanyi lagu gak masuk akal. Lagu anak-anak dikoploin misalnya. "Lagu terserah, gak menang gapapa. Lagu yang tadi lo nyanyiin pas masuk kelas juga gapapa, asal nggak teriak-teriak."

Jiwa sebenarnya pengen nampil 17 Agustus saja. Toh lagu bebas. Tapi kata Handaru mending lagu tentang cinta, biar lebih berasa ini sekolah.

Nggak tahu juga maksudnya, hubungan antara merdeka sama lagu cinta-cintaan itu gimana.

Perhatian mereka lalu mengarah pada mobil yang masuk di halaman sekolah.

Dari mobil itu keluar salah satu guru perempuan yang mereka kenali. Guru tersebut lalu berjalan ke arah ruang guru. Tak lama setelah itu seorang murid perempuan keluar dari mobil yang sama.

Jiwa yang memperhatikan tadi menyipitkan matanya, "kayak familiar tu cewek."

"Lah, katanya cewek lu. Gimana sih?" Haru mengerutkan alisnya bingung.

"Lah iya, kok sama Bu Hanna?" Kata Jiwa juga bingung.

"Kan emang emaknya, gobs." Haru menoyor kepala Jiwa yang membelalakkan mata kaget.

Tell Me That You Love Me Where stories live. Discover now