Part 19: Guilty but Happy

52.5K 1.9K 21
                                    

AT UNIVERSITY OF LONDON

(NOVELLA P.O.V)

"Good luck for your thesis, Vella! " Ucap Prof. Wilson tersenyum ramah padaku.

"Thanks Prof. Wilson! " Jawabku

Aku senang akhirnya bisa berdiskusi dengannya tentang penyusunan thesisku. Karena sudah seminggu ini aku mengalami kebuntuan untuk menegerjakannya. Prof. Wilson begitu detail menjelaskan dan terus mengarahkan dengan baik. Sore itu pukul 6.00 (waktu London), pertemuanku selesai, segera kumasukan buku-buku ke tas lalu keluar dari ruang kelas.

Aku terkejut, langkahku terhenti sejenak, karena melihat seseorang sedang menungguku di halaman kampus. Dia sangat menarik dengan kacamata hitamnya, rambut hitam panjang dan bergelombang itu dibiarkannya terurai sampai kepunggungnya, kemeja merah satin dan skinny jeans membungkus kaki jenjangnya dengan pas. Dan high heels mahalnya, membuat kakinya terlihat seksi. Semua laki-laki yang berlalu lalang didepannya tak bisa melepas pandangannya. Semua melihat ke wanita cantik itu, yang sedang bersandar di mobil Ferarrinya.

Ia tersenyum, lalu melambaikan tangannya ke arahku. Aku berjalan menghampiri dirinya dengan perasaan ragu dan tak enak sambil memegang erat tali tasku.

"Hi Novella...!" Sapanya ramah, lalu mencium kedua pipiku. ada apa ini? Kenapa dia begitu baik padaku? Aku terus bertanya dalam hati.

"Hi, Nat.. mau apa kau kesini?" Tanyaku datar

"Aku bosan di apartment, karena itu aku kesini, mencari teman..." ungkapnya.

"Oya? Lalu kemana Jorgha?"

"Jorgha? oh, dia sedang keluar bersama asistennya Ronald, sejak pagi kami bertengkar terus, dan itu membuatku sedih.." ungkapnya seraya menyangkutkan kacamata hitamnya dikepala. Aku diam saja, masih tak percaya wanita ini ada disini dan begitu ramahnya padaku.

"Novella, kau mau temani aku makan? Aku tau restaurant yang ennnaakk dikota ini, kau pasti menyukainya!" ajaknya tiba-tiba

"Maaf Nat, aku harus--

"Ayolah.. temani aku, sebentar saja, please..."  Bujuk Natalie

Aku mengusap keningku, mencoba baik padanya itu cukup sulit, karena sikapnya yang berubah-ubah, tapi apa salahnya, toh ini hanya sebentar saja.

"Baiklah!" Aku pun menyetujuinya, mungkin aku harus mulai bersikap santai padanya, siapa tahu kali ini Natalie benar-benar ingin berteman denganku.

Mobil Ferrari merah itu lalu melesat menuju pusat kota London, Natalie membawaku kesebuah tempat di West End, yup, itu adalah kawasan pertokoan dan perbelanjaan di kota ini.

Kami berdua duduk bersebrangan, Selera Natalie lumayan juga, ini adalah salah satu restaurant ternama disini. Makanan dan minumannya terlihat menggiurkan, pelayan tokonya juga sangat ramah. Natalie memesan menu yang terbaik untuk kami.

"Bagaimana? Enak tidak?"

Aku mengangguk "Sangat enak! Thanks.." jawabku tersenyum sungkan.

"Aku pernah membawa Jorgha kesini, saat kami ke London waktu itu.."

"Oh... begitu ya.."

"Dia tidak berkomentar apa-apa, orangnya sangat straight, berbeda dengan sahabatnya Dylan, yang terbuka dan menyenangkan, tapi Jorgha pria yang baik, kau sangat beruntung memilikinya.." jelasnya sambil terus menyantap makanannya.

Aku hanya terdiam sambil terus melihatnya dengan heran. Sebenarnya apa sih tujuannya mengajakku kesini? Tanyaku dalam hati

"Novella? Ayo makan.."

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang