Part 15: Natalie Suck!

56.7K 2K 7
                                    

AT PROVIDENCE TOWER

Jorgha melonggarkan dasi dan membuka beberapa kancing kemejanya saat kami masuk kedalam ruangan besar dan luas itu, ia lalu melangkah ke dapur dan menuangkan anggur. Aku berdiri di depan kaca jendela yang luas, menatap lampu kelap-kelip kota London diseberang sungai thames yang indah.

Banyak pertanyaan bermunculan dalam pikiranku... Bagaimanapun juga kehadiran Natalie begitu mengusikku, sikapnya seolah-olah ingin menyingkirkan aku dari Jorgha. Tapi faktanya, Natalie mengenal Jorgha lebih dulu, mereka dekat, cukup dekat sebagai teman, atau rekan bisnis. Aku pun tidak tau apa saja yang pernah mereka lakukan berdua sebelumnya... Sial..! aku tidak bisa menyukainya, sedikitpun...

"Anggur..." tawarnya seraya menyerahkan segelas anggur itu kepadaku...dan dia memegang gelasnya sendiri

"Thanks!" aku menerimanya dan mencicipi anggur itu... minuman ini mungkin jarang ku temui, tapi semenjak kita bersama, minuman ini sepertinya akan sering dihidangkannya untukku..

"Ini untuk kemenanganku, Vella...!" Ucapnya sambil menatapku dengan senyumnya yang selalu membuatku meleleh...

"Congrats! " Seruku mengangkat gelas kaca itu, lalu meminumnya lagi... pertanyaan tentang Natalie sudah berada diujung bibirku, aku ingin sekali mengeluarkannya, tapi Jorgha sedang merayakan kemenangannya, dan aku terpaksa menahan nya...

Ponsel Jorgha bergetar, ada panggilan masuk padanya, ia merogoh ke saku celana panjangnya dan mengangkat telpon itu.

"Ronald!" Panggilnya lalu berjalan sedikit menjauh dariku... Ku lihat raut wajahnya berubah, begitu dingin, kesal dan heran. Aku penasaran apa yang diucapkan Ronald padanya, kenapa berita itu memberikan effect padanya.

Jorgha menutup telponnya, dan menghampiriku... aku menoleh padanya, kami berdiri berhadapan.

"Apa apa?" Tanyaku pada Jorgha. "Apa kau memanggil supir dan pengawal mu kesini?"

"Ya.. Ronald sudah tiba disini sejak siang tadi, aku harus bekerja, dan aku membutuhkannya disini." Jawabnya datar, tapi itu belum menjawab semua pertanyaan yang ingin aku ketahui.

"Sepertinya bukan kabar baik..." aku mencoba menggiringnya untuk mengatakan apa yang ronald sampaikan padanya.

"Ronald bilang, Natalie sedang menuju keatas... Ronald sudah mencoba mencegahnya, tapi dia tetap naik..."

"Oh..."  Aku menunduk, melihat ke gelas anggur yang ada ditanganku, tak tau lagi apa yang harus ku katakan, lagipula, dia seorang CEO yang cukup berpengaruh, sedangkan aku hanya bisa mengumpat dalam hati, aku tak mau ikut campur dengan hubungan mereka. Tapi aku berharap Jorgha menceritakannya padaku.

"Apa kau bicara dengannya hari ini?" Tanyaku pada Jorgha saat kami menunggu Natalie masuk.

"Ya..."

"apa yang kau katakan..."

"aku bilang, aku tidak bisa menemuinya, aku mengerti alasan kenapa dia menyusulku kesini. Aku juga bilang jangan mengurusi kehidupan pribadiku...aku tidak suka itu." pandangannya tanpa ekspresi. Datar. Tapi matanya menyiratkan kekhawatiran...

Oh, bagus.."  ucapku dalam hati. "lalu apa katanya?"

"Dia menepisnya, dengan cara hanya dia yang bisa." Mulutnya rata membentuk garis miring.

"Untuk apa dia kesini, Jorgha?"

"Aku tak tahu.." Jorgha mengangkat bahu

Ronald memasuki ruangan besar itu, dan mempersilahkan Natalie masuk. Dan..akhirnya dia disini bersama kami. Sial! Kenapa Natalie terlihat cantik dan menarik? gaun merah yang memperlihatkan dada dan punggungnya itu menonjolkan sosoknya yang sempurna, dan rambutnya yang mengkilap digelung rapi. Ia nampak dewasa, dan menarik. Aku benci itu.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang