02 - 08 [Sampah Klan Zenin]

293 75 11
                                    

"Nona, bisakah kamu membeliku untuk menjadi milikmu?"

Yuzura tertegun di tempat, matanya berkedip bingung dan memperhatikan wajah Toji. Sebenarnya ekspresi pria di depannya tidak bisa dibedakan dari biasanya, seringai tipis ditarik melalui luka di sudut bibir. Helai rambut menjuntai ke samping ditarik oleh gravitasi.

Tapi, Kilatan di tatapan mata hijau dalam berputar seperti zamrud yang menghipnotis, seolah-olah melihat lubang hitam. Yuzura memiliki ilusi untuk berjalan kemudian tenggelam di dalamnya perlahan.

"Aku tidak terlalu mengerti ..."

Menelan ludah gugup, Yuzura menggigit bibir bawahnya pelan. menghirup oksigen dengan naik turun dada yang teratur. Mencoba menenangkan kegembiraan dari debaran jantungnya.

Toji sangat manis. Dia hampir tidak bisa menolak sama sekali. Memasak untuknya, menjemputnya, kencan, sapaan, dirinya tidak bisa berhenti untuk menyukainya, meski ini hanyalah dunia virtual semata.

Mungkin saja ada pengaruh buruknya target sebelumnya, Sukuna. Namun Yuzura merasa berbaring dalam lembutnya awan dan manisnya permen kapas saat iris hijau itu mematap dengan seksama. Panas menyebar dari pipi ke pangkal leher.

Gadis itu menyerah,

"... Berapa yang Toji-san inginkan?"

"A-aku akan berusaha jika kurang!"

Yuzura melanjutkan kalimat dengan canggung. Merasa kepalanya akan meledak karena rasa malu. Jika hal ini berada di dunia nyata dia tidak akan pernah menerima tawaran Toji, atau bahkan tidak pernah mendekati seseorang yang kekar layaknya Toji. Dirinya berani mengakui dengan lantang karena ini hanyalah game virtual reality. Jiwa cintanya terbangun dengan rapuh.

Toji menatapnya lama dan tawa rendah terdengar sekilas. Makanan di atas meja terlupakan, bahkan jam yang berputar itu tidak dihiraukan lagi. Terlambat ke sekolah atau tidak, Yuzura sudah lupa tentang urusannya.

[Ding! Kesukaan saat ini : 45% » 50%!]

"Bagaimana saya tau? Menurut nona berapa banyak yang harus diberikan?"

Nadanya dibuat-buat dan kalimat yang formal sama sekali tidak cocok untuk tubuhnya. Senyumnya melebar dengan mata menyipit ke arah Yuzura. Seolah-olah dia akan menguji permukaan, jika benar-benar tidak ada masalah langsung jatuh ke dalam tanpa ragu. Memberikan segalanya yang dimiliki, mengisi hati yang awalnya kosong penuh luka nanah tak akan tersembuhkan, pikirnya.

Jika menatap kembali bagaimana dirinya diperlakukan di rumah Zenin. Terombang ambing dalam lautan penuh badai takdir menghantam kapal kecilnya. Toji tidak melihat atau bahkan membayangkan ujung dari kesendirian. Akhir dengan cahaya matahari menyinarinya ...

... Terdengar seperti dongeng dari negara seberang.

Yuzura mendengarakan kata-kata Toji dengan serius. Menatap kembali pada mata hijau yang penuh keterasingan. Jari-jarinya meringkuk, ragu. Sebagai gadis patuh yang duduk di bangku sekolah untuk belajar dan pulang tanpa penundaan. Dia tidak pernah menyentuh hubungan seperti ini dan secara tidak sadar akan memperlakukan lebih untuk memerjuangkan. Justru karena ini adalah game, akan sangat bagus sebagai percobaan pertamanya.

Jika Toji mengingini hartanya, sedangkan dirinya sendiri ingin cinta Pria ini bukankah pernikahan merupakan jalan tengah? Memang terdengar solusi terbaik, namun Yuzura merasa agak salah dengan langkah ini.

Tapi aku tidak bisa memikirkan yang lain!!

Memikirkannya seperti ini, Yuzura merasa pusing. Kewalahan serta malu bahkan untuk menyusun kata-kata berikutnya.

"Itu ..."

Tergagap beberapa kali, Jiwanya terasa setengah melayang dari tubuhnya.

"Apakah Toji-san ... keberatan menikah denganku?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[Jujutsu Kaisen : Otome Game In to Reality] || Jujutsu Kaisen x OCWhere stories live. Discover now