01-12 [Raja Kutukan]

648 160 5
                                    

[Fragmen ingatan : dibuka!]

Yuzura membuka matanya. Pandangannya kabur dan buram. Melirik ruangan sekitar, dia yakin ini adalah karakter dalam gamenya yang masih kecil. Perlahan saat penglihatannya menajam, sayup-sayup terdengar bisikan sepanjang koridor.

"Kudengar Klan Sugawara datang."

"Hah? Sekarang?"

"Kamu tidak sadar kita mengantar teh untuk mereka? Mereka datang untuk memberikan penghormatan, bodoh!"

Pelayan itu terkikik bersama saat berdiskusi, benar-benar mengabaikan seoranga anak berusia 10 tahun berjalan-jalan sendirian. Yuzura terdiam menatap kedua telapak tangannya yang mengecil dan kemudian melihat sekitar.

Lorong ini familiar, seperti kamar dalam klan naga yang dilihat sebelumnya.

Menutup mulutnya untuk diam, Yuzura perlahan berbalik mengikuti dua pelayan yang bergosip membawa nampan berisi teh. Langkahnya lebih pendek dibanding keduanya dan dia perlahan tertinggal di belakang saat melihat mereka berbelok ke arah lain.

Dia tidak tau apa tujuannya di dalam fragmen ingatan. Tapi menurutnya, adegan sebagai ingatan ini, dia bergerak terlalu bebas. Ingin memanggil sistem untuk bertanya, dari sudut matanya Yuzura melihat seseorang.

Langkahnya terhenti,

Sosoknya terlihat sebagai malaikat jatuh ke bumi. Rambut seputih salju, kulit putih seperti telur rebus tanpa cacat. Matanya ... Sangat indah. Layaknya langit biru berawan di atas kepala mereka saat ini bergabung dengan samudra membentang dalam iris matanya. Dan dia berdiri di sana dengan kimono pola lima daun semanggi seperti lukisan hidup.

Jika dibandingkan dengan ketampanan Sukuna, remaja di depannya terlihat seperti dewa berkah. Yuzura merasa kata-kata tertahan ditenggorokannya.

"Hm? Bocah?"

Berkedip sadar, Yuzura perlahan mendekat sembari menatapnya. Kakinya turun dari lantai kayu dan berdiri di atas rumput tanpa alas kaki. Setelah berjarak satu meter, Yuzura menghela napas kagum.

"Apakah kamu dewa?"

Mengangkat alis penuh ejekan. Dia berjongkok di depan Yuzura, mengangkat dagu dengan kipas lipat ditangannya untuk melihat wajah gadis kecil di depannya. Memiringkan kepala, rambut putih itu ikut menjuntai ke samping.

"Bukankah klanmu yang selalu disebut dewa?"

Entah kenapa nadanya penuh sarkasme, membuatnya menelan ludah. Yuzura ingat klan Naga memang dipuja karena kekuatannya mengendalikan cuaca, tapi dirinya tidak memiliki warisan kekuatan sama sekali. Hanya dianggap sampah diantara para dewa.

Yuzura maju selangkah dan menatap mata biru kristal penuh kekaguman. Menjawab dengan rendah hati,

"Aku bukan dewa, Tuan."

"Aku manusia."

Remaja di depannya terdiam, kipas ditangannya terbuka dengan satu ayunan dan menutupi di depan bibirnya. Yuzura hanya bisa menatap mata biru itu sebagai fokus.

"Dari yang kulihat, kamu lebih tinggi daripada semua yang ada disini."

Yuzura mengerutkan alis oleh perkataannya. Matanya menatap dengan ragu saat kipas di depan remaja itu ditutup dengan cepat dan seringai nakal terbentuk melalui garis bibirnya.

"... Tentu saja, semua orang kecuali aku."

"..." Sangat sombong!

Melirik gadis kecil di depannya terdiam, dia melanjutkan dengan kekehan yang mengganggu.

"Sungguh, mataku bisa melihat segalanya. Potensimu jauh dari yang kamu bayangkan."

Mendengarnya berkata begitu, Yuzura memikirkan tentang kebangkitan kekuatan kutukan dalam dirinya saat dijadikan umpan oleh Sukuna. Uraume juga berkata bahwa bakatnya bagus sebagai penyihir.

[Jujutsu Kaisen : Otome Game In to Reality] || Jujutsu Kaisen x OCWhere stories live. Discover now