01-18 [Raja Kutukan]

688 137 3
                                    

Mendengar apa yang Sukuna katakan, jantungnya berdebar. Wajahnya memerah tanpa sadar dan bahkan tidak berani mengangkat pandangannya. Otaknya terasa macet dengan panas membara di kepalanya.

Dia membuat jarak darinya lebih jauh. Menghindari dari menatapnya sebisa mungkin. Meski dia masih tidak bisa melepaskan tangan darinya.  Yuzura menghirup udara segar sejenak.

"Tidak percaya? Ingin memastikannya?" Sukuna berkata dengan enteng.

"..." Siapa yang bilang tidak percaya!

"Aku percaya, bisakah kamu melepaskanku, Sukuna?"

"... Tidak."

Yuzura mengerutkan kening oleh tanggapannya. Dia yang masih memilki rasa malu, sedang tidak bisa mendengar omong kosongnya lebih jauh atau dia mungkin pingsan karena perasaan yang menggebu di dada.

Memalingkan wajahnya, dia masih bertindak seperti pengecut. Sukuna tidak melepaskan tangan di pingganya dan justru menariknya mendekat lagi, kemudian mengangkatnya kembali ke pangkuan untuk menghadapnya. Seperti anak kecil.

"..."

Ini sudah hampir di ambang batas pikirannya yang masih murni seorang siswa teladan.

"Aku akan memaksamu, asalkan tanda bulan sabit milikmu menjadi merah seutuhnya."

Matanya membulat. Mendengar kata-katanya seperti sebuah janji. Dirinya yakin tidak akan dirangsang hingga semua warna tanda di lehernya berubah menjadi merah. Lagipula ini hanyalah game. Tidak peduli bagaimana memikirkannya, Yuzura merasa tidak mungkin.

Nadanya melunak dengan kepercayaan diri besi terbangun di hati, "Kamu berjanji?"

Sukuna menatapnya diam seperti sudah mengharapkan jawabannya, "Ini janji untukmu."

Iris merah itu menatap dengan keyakinan. Bahkan menyunggingkan senyum samar penuh kemenangan.

Lagipula, rentang waktu hidup Sukuna tidak terukur. Dan dia akan memastikan kehidupan Yuzura akan mengikutinya.

Tidak ada kerugian untuk menunggu.

Buah akan lebih manis jika menunggu hingga matang.

***

Yuzura keluar dari game dengan pandangan kosong. Tubuhnya berkeringat dan dia merasa wajahnya masih panas. Dengan cekatan berdiri dan ingin mandi. Melirik jam di dinding, dia tidak terlalu terkejut jika pagi sudah menyambutnya. Lagian bermain game ini sama seperti mimpi saat tidur.

Jadi tidak terlalu membebani, sebenarnya.

Mengingat kejadian Sukuna, lehernya tidak bisa tidak terasa gatal. Jarinya menggaruk dengan gelisah, Yuzura sekilas melihat dirinya dalam bayangan cermin.

Tidak ada apapun di lehernya, jadi tadi hanya perasaan saja.

"..."

Melupakannya segera, dia melanjutkan langkahnya dan bersiap untuk membuat makanan setelah mandi.

Beberapa saat setelah mandi, Yuzura sudah berdiri di dapurnya. Semenjak waktunya di dalam game, dia menjadi banyak memasak atau bahkan banyak sekali melakukan tutorial menu baru dari resep Uraume. Dia yakin dirinya menjadi cukup handal dalam memasak.

Tapi ini membuatnya agak bingung.

Dia tidak menyangka menu yang muncul dalam game akan menjadi sangat mudah baginya untuk membuatnya di dunia nyata. Kepalanya dimiringkan dengan heran, tidak menyangka jika pengalaman dalam game akan dibawa di sini.

Mungkin karena ini game hologram?

Lagipula game itu memang membuatnya seolah-olah hidupnya di dalamnya. Layaknya memiliki kehidupan ke-2.

[Jujutsu Kaisen : Otome Game In to Reality] || Jujutsu Kaisen x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang