Episode 19 : Hidup Mengubah Takdirku

43 2 0
                                    

Kamis, 14 Januari 2016 (Rumah Sakit PMI Klinik Afiat,Bogor)

Hari itu, Bu Aliya datang dengan memakai pakaian rumah dan kerudung biasa. Dia diperiksa oleh Dokter Hamid untuk memastikan pengucapan kata-kata yang dikeluarkannya. Apakah ia berbicara makin lambat launnya.

"Nah, sekarang ibu coba tarik nafas panjang, coba katakan "E" selama mungkin." perintah Dokter Hamid.

"E..."

Uhuk! Uhuk!

Makin lama dia bersuara malah sampai terbatuk-batuk. Kemudian Dokter Hamid duduk kembali sambil mengatakan hasilnya.

"Oke. Masya Allah. Cuma itu masalahnya dengan nada yang tinggi saja telah berkembang. Namun, kesulitan tenggorokannya membatasi gerakan pita suara ibu. Ini adalah perkembangan yang jelas di ketidak mampunya. Bu Aliya semakin sulit berbicara. Itu bisa mengakibatkan tidak bisa makan,minum,hingga menelan. Bahkan ia sulit memegang barang apa saja. Dia sudah berada di keadaan resiko bahaya terjatuh. Qoddarullah, mengingat kondisinya saat ini, saya pikir ini akan sangat sulit baginya ketika dia kembali berkerja di sekolah dan tempat kursus. Ya, daripada kita mendorongnya ke masyarakat, anda harus mempertimbang menjaga istrinya di rumah,Pak. Sehingga istri bapak atau orang lain bisa mengawasinya sementara dia melanjutkan rehabilitasi. Selama masih ada waktu." jelas Dokter Hamid panjang lebar.

Bu Aliya hanya bisa menahan air matanya. Ayah pun berusaha menenangkannya.

(Perumahan Ciomas Permai Jalan Harmoni 07 Blok B13 no.9,Ciomas Cibinong,Bogor)

Seorang gadis remaja berusia 13 tahun kelahiran Bogor, 10 Janurari 2003 itu membereskan buku setelah menyelesaikan PR dari sekolah. Gadis berkacamata silinder itu menyiapkan buku pelajaran untuk besok ke sekolah dan kursus. Ternyata dia adalah pelajar pejuang persahabatan baru KCSI Teens SMP Malabar kelas 7 Cendekia yang memulai kursus persahabatan besok sepulang sekolah. Namun, gadis itu ternyata seorang anak berkebutuhan khusus gangguan mental ADD atau Attention Deficit Disoder. Yang menyebabkan dirinya selalu panik tidak hiperaktif dan tak nyaman.

"Kini, hidupku mulai mengubah takdirku. Aku dan tim persahabatan "Akhfa" atau Akhwat Kaifa diterima dalam ujian seleksi masuk kursus persahabatan semester 2 tahun 2016 di KCSI Teens SMP. Aku mengidolakan bintang idola Komunitas Cinta Sahabat Indonesia, Zahrah Batrisyia sejak aku kelas 3 SD. Menurutku, Zahrah adalah sang idola cilik alumni KCSI Junior Malabar yang potensinya jauh diatas rata-rata. Bahkan membuat grup persahabatan "Little Princess" semakin terkenal. Ya, aku benar-benar fans beratnya! Aku juga mengidolakan Kak Jenny Widi dari alumni "Friend Line" dan menjadi pelajar tim persahabatan KCSI Teens SMP Malabar kelas 8 Cendekia bernama "Ratu Pelangi". Oh iya, gue lupa. Namaku Adira Mutiara Putri Setiadi. Panggil gue Adira. Aku terlalu menyembunyikan rasa sedihku dengan senyuman. Dari dulu gue selalu direndahkan. Karena gue pendiam dan malu, gue juga menerima kenyataan pahit semenjak gue pindah sekolah ke SMPIT Kaifa karena aku dianggap tidak cukup pintar." cerita seorang gadis bernama Kak Adira itu.

Flashback,6 Januari 2016 (SMPIT Kaifa Bukit Asri,Ciomas,Bogor)

Di sebuah sekolah yang berdiri sejak tahun 2013 itu bernama "SMPIT Kaifa" waktu itu masih menyatu dengan gedung SDIT Kaifa. Siang dengan langit awan gelap dan angin berhembus dingin sampai ke tulang rusuk membuat tubuh Kak Adira merinding. Bulu kuduknya hampir berdiri saat diam-diam meminjam seruling recorder milik sekolah dari kolong meja kelas 7. Gadis polos itu melihat sekeliling, tak ada orang yang mengawasi selama jam pelajaran karena sedang pelajaran Tahsin dan Tahfiz metode Ummi. Dia bisa terbebas di free time-nya. Hendak mau memainkannya tiba-tiba Kak Zahrah datang di hadapannya.

"Eh? Ngapain lo di sini?" tanya Kak Zahrah berbisik.

Ia tidak tahu kalau sahabat barunya selain Kak Jauza sudah menyelesaikan setor ayat hafalan Al-Qur'an juz 30 dengan Bu Maryanti. Dan alat musik tersebut bisa ada di kolong meja miliknya. Kak Zahrah memandang tak ada orang dan guru-guru tidak melihat mereka.

Ali Rindu Mama di SurgaWhere stories live. Discover now