34| Dendam

61 4 0
                                    

Hai I'm back
Ada yang kangen enggak sama Naga?
Anyway, Happy Reading ✨
.

Pintu lift membuka. Rooftop itu kosong. Lantainya masih lembap dan jauh di depan sana, city light bertebaran dalam ketinggian berbeda.

"O!"

"Di sini, Princess." Hideo melambai dekat sisi kiri. Ia memakai kaos putih berbalut jaket kulit. Sepasang sepatu adidas menutupi  kakinya.

"Yakin mau ngerayain di sini? Masih basah loh."

"Ikut gue."

Hideo menaiki anak tangga. Hadir di sana dataran tertinggi yang memperlihatkan seluruh kota.

"Anas sama Bagas enggak bisa dihubungin." Runa meletakkan paperbag ke meja. Di sana sudah ada kue tart merah serta beberapa candle yang menampilkan suasana romantis.

"Gue juga enggak tahu, Na. Sibuk banget kayaknya mereka berdua."

"O, keadaannya lagi enggak biasa. Mereka bukannya sengaja enggak mau ngerayain ulang tahun lo."

"Gue emang enggak butuh mereka juga, sih."

Hideo menyalakan lilin. Mereka mengambil beberapa foto bagus. Barulah setelahnya Hideo berdoa. Runa memperhatikan wajah itu lekat-lekat. Di antara semua Zeros, Hideo yang paling tidak bisa ditebak. Apa yang ia perlihatkan hanyalah tentang kesenangan. Tidak ada yang betul-betul tahu kehidupannya.

"Amin."

Hideo meniup lilin. Runa memotong kue dan memberi suapan lembut. Mata Hideo membalas dengan sama. Runa kira memang selalu begitu yang terjadi kalau Hideo menatapnya.

"Hadiah buru-buru. Semoga lo suka." Runa mendorong kotak bersampul kuning dengan pita emas.

"Norak banget warnanya, Na."

"Sama kayak vibes lo. Rame, ya, sedikit norak."

"Bisa aja lo."

Hideo menarik pita secara hati-hati. Ia membawa keluar secarik kertas dalam ketidakpercayaan.

"Gue enggak tahu apa yang lo mau. Jadi gue kasih lo dua permintaan. No! Jangan minta gue jadi pacar lo."

"Gue paham, Princess. Cuma Naga di hati lo. Klasik banget!"

Hideo melipat tangannya di atas meja. "Gue jarang banget cerita sama orang. Gue enggak bisa percaya sama mereka."

"Gue bakalan tutup mulut, kalau lo mau."

"Great! Tapi permintaan pertama gue, lo cuma harus jadi pendengar aja."

Hideo menatap Runa. "Menurut lo, gue keliatan bahagia atau enggak?"

"Enggak," jawab Runa lugas.

"Gue selalu tertawa paling kencang loh, Princess."

"Justru itu yang bikin gue percaya lo enggak bahagia. Ada terlalu banyak kesenangan yang lo tunjukan. Kesedihan itu pasti dipendam jauh-jauh di bawah sana."

"Lo benar. Gue enggak bahagia. Gue enggak nyaman sama Zeros, karena gue selalu berusaha bersikap baik, sedangkan mereka egois. Jarang banget mereka mikirin perasaan gue, apalagi Naga. Padahal sahabat harusnya enggak kayak gitu."

Runa kaget. Hideo adalah si paling ikut-ikutan. Jarang sekali dia mengomentari perbuatan Naga atau jika begitu pun, Hideo tidak pernah menganggapnya serius.

"Dan, lo harus tahu ini." Hideo sempat membukakan botol minum untuk Runa, lalu melanjutkan.

"Gue dan Naga udah ketemu sejak umur 5 tahun. Dia enggak bakalan inget, karena waktu itu gue kotor dan jelek banget."

NagaNa | REVISIWhere stories live. Discover now