29 | Punya Naga

70 7 0
                                    

Cek playlist Nagana di Spotify, ketik aja Nagana Melody, keluar deh di pencarian and Happy Reading!
.

"Lo gimana sih? Norak banget warna PPT-nya. Sini biar gue yang kerjain." Faye merebut laptop.

"Biar gue print makalahnya." Runa mengambil inisiatif.

"Gue aja." Sana merebut laptop yang lain. Ia pindah ke printer dekat meja belajar Runa.

"Na, coba lihat ini."

Lalisa menggser HP. Runa meringis melihat isinya.

"Itu ketua Inzaghi."

"Iya, ganteng banget kan? Gue pengen deh jadi pacarnya."

"Ketua Inzaghi enggak suka cewek goblok, apalagi manja." Sana menyergap.

"Gitu ya, Na?" Lalisa mencari validasi.

"Gue enggak tahu pasti, tapi ketua Inzaghi emang terkenal jahat. Dia enggak mau memelihara orang-orang yang enggak berguna."

"Sama kayak Naga berarti ya, Na?"

"Ketua Inzaghi lebih parah. Dia ngebully siapapun yang bikin dia marah, termasuk cewek."

"Gosipnya pernah ada cewek yang sampai mau bunuh diri, karena dibully sama dia. Kata gue sih, mending skip, Lis. Lagian lo jelas bukan tipe dia. Dada lo kan rata." Sana menyerocos dari jauh.

"Enggak, kok. Dada gue ada."

"Dek, mau makan apa?" Zay berdiri di ambang pintu.

"Gue enggak butuh makanan."

"Kakak mau keluar. Nanti sekalian dibeliin gitu."

"Lo emang budek, ya."

"Na, HP-nya bunyi." Lalisa berseru, lalu melambai pada Zay. "Hai, Kak."

"Ngerjain apa?" Zay masuk.

"Tugas sejarah."

"Pacar, gue ada di bawah."

Runa pindah ke balkon. Tampak olehnya motor Maxim di depan pagar. Wajah itu mendongak kepadanya.

"Pulang sana. Gue lagi kerja kelompok."

"Gue tunggu sampai siap."

"Gue udah capek. Abis ini mau langsung tidur."

"Gue kangen."

"Enggak usah banyak tingkah. Gue beneran sibuk sekarang."

"Gue cuma pengen ditemenin makan. Abis itu langsung pulang, deh."

"Gue matiin. Mereka udah manggil."

Runa tidak peduli. Maxim memang keterlaluan. Ia selalu saja ingin bersamanya.

"Ngapain lo di situ?" Tahu-tahu Zay sudah bersandar dekat pintu.

"Kakak enggak akan ngelarang kamu ngelakuin apapun sekarang, Na. Sebagai gantinya, Kakak yang bakalan berusaha ngelindungin kamu."

"Bullshit!"

Zay menahan tangan Runa, lalu memeluknya. "Good night, Sayangnya Zay."

Runa mau muntah, tapi pada kenyataannya dia hanya menyerap pelukan tersebut. Bagaimanapun dirinya tahu, itulah yang sebenarnya dia inginkan. Kasih sayang Zay.

 Kasih sayang Zay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
NagaNa | REVISIWhere stories live. Discover now