Chapter 28 | Nambah Masalah

63 6 2
                                    

Cek playlist Nagana di Spotify, ketik aja Nagana Melody, keluar deh di pencarian and Happy Reading!
.

"Mie ayam apaan ini?" Naga mendorong mangkuk tersebut. "Ganti!"

"Lah, Ga. Lo sendiri yang minta banyak sayurnya."

"Enggak berarti sebanyak ini. Lo mau ngasih makan kambing atau manusia?"

"Iya deh, gue ganti."

Bagas mengikuti langkah Hideo menuju stand makanan. "Lo keterlaluan enggak sih, Ga? Si O udah bolak-balik tiga kali. Bentar lagi mau masuk tahu."

"Kalau gitu lo yang gantiin sana. Jangan ngomong doang."

"Gimana ya, gue lagi makan. Ya, kali jalan sana sini. Nanti banyak istri lagi." Bagas tertawa sendiri.

"Lo banyak tingkah, Ga, sumpah." Anas menyela.

"Nas, jangan nambah masalah kenapa, sih."

"Den, lo kalau kesel mending ikutan deh. Enggak  usah dipendam, ini manusia emang kayak guk guk."

"Nas, udah." Arka melerai. Sejak semalam, mood Naga tidak baik. Anas seperti biasa mengeluarkan isi pikirannya tanpa filter, sementara Bagas masih misuh-misuh. Ia masih tidak terima kalau Naga berduaan dengan Runa.

"Oke, mie ayam dengan sedikit sayur." Hideo menurunkan mangkuk keramik.

"Gue duluan."

"Innalilahi, Ga. Gue udah bolak-balik empat kali loh."

Bukannya mengurungkan niat, Naga justru melangkah lebih cepat dari yang biasanya. Ia menyusuri taman belakang. Tempat sepi adalah kesukaan Runa. Namun ketika menemukannya ia bingung harus senang atau marah.

Runa mengobrol bersama Silas di bawah pohon mangga. Makanan dan minuman menemani, juga alunan lagu dari HP. Kesannya romantis sekali seperti di film-film.

"Gue mau makan."

Runa melihat jauh ke wajah Naga. "Bukannya ini udah mau masuk?"

"Lo punya telinga enggak, sih?"

Silas agak bingung. Yang ia tahu Runa dan Naga tidak punya hubungan apapun lagi. Runa sendiri yang pernah mengatakannya.

"Excuse me. Ini bukan gue doang kan yang punya tangan dan kaki?"

Selagi kemarahan Naga berkumpul, bel masuk berbunyi. Runa berdiri dibantu oleh Silas.

"Udah putus, tapi masih banyak tingkah. Dasar manusia enggak jelas!" Runa menabrak bahu Naga. Buku-buku tangan cowok itu memutih sangking ketatnya.

"Dia mantan lo, kan?" Samar-samar terdengar suara Silas di kejauhan.

"Iya."

"Kata orang-orang dulu kalian couple goals."

"Emang iya, tapi itu sebelum gue tahu dia brengsek. Tau sendiri deh. Namanya juga ketua geng. Banyak perintah, egois dan keras kepala. Males banget gue berurusan sama dia."

"Tapi Zeros itu terkenal. Pasti banyak keuntungan kalau lo gabung di dalamnya."

"Gue enggak pernah gabung. Nama gue bahkan enggak tercantum. Gue cuma terlihat berhubungan, karena Naga. Btw, lo jangan coba-coba masuk Zeros. Itu geng enggak jelas."

Hideo menepuk bahu Naga. "Itu beneran Runa?"

"Ga." Bagas ikut mengguncang cowok itu, sementara yang lain yang juga mengikuti memperhatikan kepergian Runa.

"Buset, baby gue belajar dari mana ngomong kayak gitu? Tapi omongannya bener sih. Pak ketua emang enggak jelas."

Anas ikut menepuk bahu Naga. "Gue duluan."

NagaNa | REVISIWhere stories live. Discover now