CERPEN SHARMA

2.4K 388 20
                                    

Part 8
_____

Mengggunakan baju kaos berwarna putih yang dilapisi jaket kulit berwarna hitam untuk atasan dan untuk bawahan menggunakan celana jeans serta sepatu berwarna hitam.

Usai mengamati penampilannya, ia keluar dari kamar kemudian singgah ke kemar sebelah melihat Zian yang fokus menatap layar iMac di hadapannya.

"Yan, pinjem motor lo."

Zian mengangkat pandangan, mengamati dirinya sejenak lalu bertanya, "Mau ke mana?"

"Pergi makan?"

"Bareng?"

Regan berdecak pelan, menaruh kunci mobilnya di atas meja. "Mana kunci motor lo?"

"Gue mau pergi kencan ama Kalea."

"Pake mobil gue. Lo ajakin anak orang naik motor mulu."

"Biar bisa dipeluk-peluk." Zian tertawa kemudian memicingkan matanya. "Lo juga, kan? Mau naik motor biar bisa dipeluk Sharma." Regan meraih kunci motor Zian yang langsung berteriak. "Gue mau pake motor gue!"

"Pake aja mobil gue!" balas Regan dan keluar dari rumah cepat-cepat sebelum ada yang mencercanya mau ke mana dia dan berakhir digoda habis-habisan.

Sementara itu sosok yang Regan ajak makan sate kambing sedang bersiap.

Sharma hendak meraih catokan, tapi diurungkan. Regan mengajaknya naik motor, katanya biar tak macet. Jadi, Sharma memilih mengikat rambutnya.

Setelah siap, ia keluar dari kamar kemudian menuju ke kamar Remy. Keningnya mengernyit saat melihat Benja yang mengemas pakaian Remy. "Kamu mau bawa Remy ke mana?"

Benja menoleh menatapnya. "Ke apartemen."

"Kamu gak nginep di sini aja? Jarak apartemen dari sekolahnya Remy lumayan jauh, Ben."

"Ya pagi-pagi aku anterin dia. Kali aja kamu mau ngajak pacarmu mampir. Kalau ada aku atau Remy ..."

"Kamu ngomong apa?!" tanya Sharma tajam. Eksresi Benja dingin. "Aku cuma mau pergi makan dengan Mas Re dan Mas Re bukan pacarku."

Benja hendak bicara, tapi Remy yang sudah keluar dari kamar mandi mengurungkan niatnya. Mengajak anaknya itu untuk memakai baju.

"Emang Mommy mau ke mana sih?" tanya Remy menatap Sharma.

Sharma tersenyum hendak bicara, tapi Benja menyela. "Pergi pacaran."

"Ben!" Seru Sharma tertahan. Benja menyuruh Remy untuk keluar lebih dulu memakai sepatu, sementara ia memanggul tas ransel berisi pakaian Remy dan menenteng tas sekolah Remy.

"Kamu apa-apaan sih?!" Sharma menahan lengan Benja.

"Emang bener, kan?"

Sharma mendengus pelan. "Kok kamu kelihatan kesel? Kalau kamu yang punya pacar, aku dukung-dukung aja kok asalkan pacarmu itu berbuat baik dan nerima Remy. Terus sekarang kenapa kamu bersikap seakan-akan gak terima aku jalan sama laki-laki lain? Padahal aku dan Mas Re cuma pergi makan. Kami gak ada hubungan apapun."

Benja mengggerakkan lengannya hingga pegangan tangan Sharma terlepas.

"Aku pergi." Pamitnya tanpa merespon perkataan Sharma membuat Sharma berdecak pelan. Menunduk saat mendapat pesan dari Regan. Pria itu baru saja berangkat dari rumah.

Apa Sharma terlalu cepat bersiap-siap?

Kenapa Sharma terlihat sangat antusias sehingga melakukan persiapan lebih cepat?

CERPENWhere stories live. Discover now