CERPEN : CITRA

6.7K 589 15
                                    

Part 7
_____

Arga yang baru keluar dari lift mengernyit saat mendengar suara keributan yang berasal dari area kolam renang di rumah tersebut. Dan saat ia mendengar nama Citra dipanggil, ia segera berlari. Melempar tasnya begitu saja.

Tiba di sana, ia segera melompat turun ke kolam renang. Kemudian membawa Citra naik ke atas. Tidak lupa ia memerintahkan ART untuk mengambil handuk.

"Lo mau bunuh diri lagi?!" bentak Arga menatap tajam Citra yang terengah-engah. Mengatur nafasnya. Tiga ART yang berada di sana diam berkutik dan secara perlahan menjauh.

"Eng-enggak. Tadi aku berenang terus kakiku kram ... jadi ...," ujar Citra pelan tidak berani menatap Arga. Ia beralih memijat kaki kirinya yang terasa kram.

Arga pun diam, ia baru menyadari jika Citra saat ini hanya memakai bikini. Kemudian ia meraih bathrobe yang tadi dibawa ART kemudian memasang di tubuh Citra.

Tentu perbuatan Arga membuat Citra tersentak hingga menegakkan kepala dan tatapan mereka bertemu. Tapi, dengan cepat Citra membuang pandangannya karena salah tingkah. Sama sekali tidak bersuara saat Arga menggendongnya. Hingga masuk ke kamar.

Pria itu menurunkannya di kasur, kemudian masuk ke kamar mandi. Dan tidak berapa lama keluar hanya mengenakan handuk.

"Gimana kaki lo? Masih kram?" Citra tersentak dan terbuyar dari lamunannya, sekarang Arga berdiri di hadapannya hanya menggunakan handuk. Kenapa pria itu tidak memakai baju?

Lalu pria itu berjongkok di hadapannya kemudian meraih kakinya dan mulai memijatnya. "Harusnya lo pemanasan dulu kalau mau berenang."

"I-iya. Em ... bukannya kamu masuk kuliah hari ini?" Dengan dada berdebar tidak karuan, Citra menarik pelan kakinya agar Arga berhenti memijat.

Arga menegakkan kepala hingga tatapan mereka kembali bertemu lalu tatapan pria itu turun membuat Citra mengikutinya. Segera Citra merapatkan bathrobe di area dadanya,alu membuang pandangannya.

Tanpa kata Arga berdiri lalu masuk ke wardrobe room membuat Citra akhirnya dapat bernafas lega karena sedari tadi rasanya ia tidak bisa leluasa bernafas karena berdekatan dengan Arga.

"Kaki lo udah gak kram, kan?" Citra kembali menatap Arga yang saat ini telah berpakaian rapi. Dengan pelan ia mengangguk lalu pria itu keluar tanpa kata.

●••●

Tatapan Arga tidak pernah lepas dari sosok Shalita yang tertawa bersama dengan teman-temannya. Sengaja memilih makan di kantin fakultas kedokteran hanya karena ingin melihat Shalita dan ia beruntung dapat melihat wanita itu.

Melihat tawanya yang lepas membuat Arga tidak secemas seperti beberapa hari kemarin. Mencemaskan Shalita yang dirundung sedih karena papanya sedang sakit.

Saat Shalita pamit pada teman-temannya, segera ia berdiri. Berjalan tergesa-gesa mengikuti Shalita keluar dari kantin tersebut.

"Aku gak suka diikuti."

Langkah Arga berhenti, juga Shalita. Wanita itu memutar tubuh menghadap ke arahnya. Menatapnya dengan pandangan tidak suka.

"Ga stop. Berhenti ..."

"Keadaan kamu gimana?" Arga menyela Shalita. Tau jika wanita itu akan mengusirnya. Menyuruhnya berhenti mendekati wanita itu. Seperti halnya saat di rumah sakit. Shalita mengusirnya. Melarangnya untuk menampakkan diri di hadapan wanita itu.

"Aku baik. Jadi, kamu berhenti ngintilin aku terus dan berhenti ngirim chat. Aku gak mau nantinya orang-orang nilai aku jelek, Ga. Kamu sekarang sudah jadi suami dan bakal jadi ayah ..." Shalita berhenti. Ia memutar bola matanya agar air mata yang tiba-tiba menumpuk di pelupuk matanya tidak jatuh. Menghela nafas kasar, ia membuang pandangannya enggan menatap Arga. "Biarin aku hidup tenang, Ga." Setelah mengatakan hal tersebut. Shalita kembali melangkah.

CERPENWhere stories live. Discover now