CERPEN : CITRA

8.8K 658 9
                                    

Part 4
______

Semalam aku mimpi ketemu Bunda

Sejak bangun Shalita tidak fokus. Merasa cemas. Sesekali akan membaca chat Arga tersebut. Chat yang hanya ia baca seperti chat lainnya yang Arga kirim.

Semenjak Arga menikah, Shalita tidak ingin lagi berhubungan dengan pria itu meski Arga enggan mengakhiri hubungan mereka, tapi Shalita tau diri. Ia yang menjauhi dari Arga meski sangat berat rasanya.

Dan pria itu bermimpi ketemu Bundanya membuatnya ikut gelisah.

Sangat tau apa yang terjadi pada kehidupan Arga di masa lalu. Masih jelas dalam ingatannya saat Arga yang menceritakan sebuah fakta yang membuatnya terkejut luar biasa. Membuatnya pertama kalinya melihat ekspresi sendu pria itu. Hingga saat Arga ingin bertemu ibu kandungnya, tapi ibu kandungnya telah pergi untuk selamanya.

Arga yang selalu ceria dan senang menjahilinya berubah. Pria itu menjadi pendiam dan murung membuatnya ikut merasakan kesedihan dari pria itu.

"Ga, kamu gak mau makan?" Dengan pelan Shalita menepuk pundak Arga yang saat ini menelungkupkan kepala di lipatan tangannya. "Em ... aku bawa bekal. Bunda masaknya banyak banget. Kita makan sama-sama, ya?"

Meski Arga tidak meresponnya, pun tetap berada di posisinya, Shalita tetap mengeluarkan bekal dari tasnya lalu mendekat ke bangku Arga, tidak lupa menarik bangkunya agar bisa duduk di sebelah Arga.

"Arga ...," panggil Shalita lagi tapi Arga masih saja diam. Shalita pun terdiam menatap bekal di hadapannya.

Tidak mendengar suara Shalita lagi membuat Arga menegakkan punggung, kini menatap Shalita yang melamun tidak menyentuh bekalnya.

Arga menghela nafas pelan, ia meraih sendok membuat Shalita tersentak. Tanpa menatap Shalita mulai memakan bekal Shalita.

Shalita tersenyum tipis, ia pun mulai makan. Keduanya makan dalam diam.

Mengingat hal tersebut membuat Shalita tersenyum tipis. Masa-masa remajanya ia habiskan bersama Arga. Sangat tau jika pria itu begitu rapuh. Hanya ditutupi dengan sikapnya yang ceria dan selalu jahil.

Kini Arga semakin rapuh dengan apa yang menimpa pria itu.

Menikah dengan wanita yang sama sekali tidak dicintai dan harus bertanggung jawab padahal bukan perbuatan Arga. Dan hubungan mereka yang harus kandas.

"Kak Shali lagi lihatin apa?" Shalita tersentak, terkejut melihat adiknya yang kini melongokan kepala ingin melihat layar ponselnya. Segera ia menyembunyikan ponselnya membuat Raasiyah cemberut.

"Ayah udah ngomong kan, kamu gak boleh main hape."

"Ayah gak asik, Kak! Raasyi kan udah gede!" Sungut gadis sepuluh tahun tersebut.

"Emang Raasyi mau apa sih?" Sahutan Bunda membuat mereka menoleh. "Raasyi kan masih kecil, gak baik kalau main hape."

"Raasyi mau main game, Bunda," Raasiyah beralih merengek pada Bunda.

"Jangan dikasih Bunda, nanti Raasyi malas belajar," sahut Shalita menggoda adiknya tersebut.

"Kakak nyebelin!" Raasiyah memukul lengan Shalita dan langsung ditegur Bunda.

"Adek jangan gitu sama Kakak." Raasiyah berlalu lari masuk ke kamar. Sudah pasti merajuk.

Shalita hanya mendengus geli melihat tingkah adiknya itu lalu menatap Bunda. "Bun, aku mau ketemu temen."

"Dianter Ayah?"

"Gak usah. Aku nyetir sendiri." Usai minta ijin, segera Shalita beranjak untuk bersiap-siap. Tidak berapa lama kemudian, ia keluar mencium punggung tangan Bunda saat ia berpamitan. "Ayah mana?"

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang