CERPEN SHARMA

2.4K 361 45
                                    

Part 6
_____

Meski telah memiliki anak-cucu, tapi persahabatan Daddy dengan teman-temannya tetap rukun, apalagi anak-anak mereka yang menikah, seperti Orion dan Megumi membuat Uncle Anis dan Om Iyo menjadi besan.

Daddy dengan teman-temannya sudah seperti saudara, begitupun anak-anak mereka yang menjalin pertemanan.

Rutinitas di waktu luang, jika tak ada kesibukan masing-masing akan diadakan makan-makan bersama. Sering kalinya di rumah Uncle Andra, baik dulu hingga sekarang.

Entah kenapa Regan menjadi gugup. Bahkan belum sampai di rumah Uncle Andra. Masih duduk di balik kemudi menunggu orang tua serta saudaranya.

Karena merasa sudah sangat lama menunggu membuat Regan menekan klakson. Menurunkan kaca jendela. Ia bisa mendengar suara ribut dari Mommy yang masih saja menyuruh Daddy agar tak membawa Pretty, tapi Daddy bersikeras. Kedua orang tuanya kini berada di teras, masih saja adu mulut. Meski Daddy jarang bicara, tapi sekalinya bicara membuat lawan bicaranya kesal.

"Nanti Pretty stress kalau gak diajak jalan!"

"Aku stress karena gak diajak jalan-jalan, tapi kok Mas gak peduli?!"

"Kamu kan bisa jalan-jalan sendiri. Atau ajak Mauri."

Daddy tetap meggendong Pretty lalu masuk ke mobil. Sementara Mommy mengekor dengan menghentak-hentakkan kaki, tidak lupa berteriak memanggil Mauri dan Zian.

"Itu anak berdua ngapain sih? Kenapa lama banget?" ujar Daddy membuat Regan menoleh. Lalu Daddy menyerahkan Pretty pada Regan membuat Regan menghela nafas pelan. Pretty tenang dalam pangkuannya.

Daddy mulai menelepon Zian. Menoleh menatap Mommy yang duduk di belakang. "Mommy telepon Adek, suruh cepat."

"Jangan ajak Mommy bicara!" ujar Mommy ketus seraya membuang pandangannya.

"Jidatmu makin lebar kalau ngambek terus." Daddy tidak mengacuhkan Mommy yang kembali mengomel. Sambungan telepon tersambung. "Abang cepet turun!!"

"Abang lagi boker Daddy!!" balas Zian teriak lalu terdengar suara 'bom meledak'.

"Jorok!" Teriak Mommy. Daddy langsung memutus sambungan. Pintu mobil terbuka. Mauri duduk di sebelah Mommy.

"Kamu pake baju apa itu, Dek?" tanya Daddy tidak suka melihat pakaian Mauri. "Udelmu kelihatan."

"Daddy, ini tuh fesyen! Fesyen!" balas Mauri penuh penekanan.

"Tuh di matamu kenapa dicoret-coret itu?" Daddy tidak mengacuhkan perkataannya, melainkan menegur bentuk

"Ini namanya foxy eye, Daddy. Karena mataku sipit, makanya aku pake eyeliner model begini biar mataku kelihatan tajam. Biar aku kelihatan dewasa. Gimana? Anakmu yang paling menggemaskan ini cantik banget, kan?"

"Kita cuma mau pergi makan," sahut Regan ikut menoleh mengamati adiknya itu.

"Ck, biar aja sih. Kalian yang gak ngerti fashion and style mending diem!" sahut Mommy. Mauri segera memeluk lengan Mommy.

"Ganti bajumu!" ujar Daddy membuat Mauri cemberut.

"Enggak usah. Nanti lama nunggunya!" sahut Mommy.

"Kamu tuh masih kecil. Jangan pake pakaian yang terlaku terbuka!" Daddy masih saja bersikeras menyuruh Mauri mengganti baju.

"Aku udah gede, Daddy!"

CERPENWhere stories live. Discover now