14

13 1 0
                                    

"Kau memiliki ide apa yang akan kita masak pagi ini?" Tanya pria yang merupakan koki kepala di dapur

"Mungkin kentang goreng dan telur goreng, simple" jawab Ryan, kini kepala Hans di penuhi dengan tanda tanya

"Bagaimana itu?" Tanya Hans kebingungan dengan apa yang di ucapkan Ryan

"Ya, kentang ini setelah di kupas, kita potong memanjang, seperti ini" Ryan memotong kentang itu menjadi beberpaa bagian dan panjang, Hans tampak memperhatikan bagaimana laki-laki itu berkerja di dapur, dia cukup lihai dengan pisau itu.

"Kemudian?" Tanya Hans

"Tinggal kita goreng di atas penggorengan yang sudah di tuangi minyak goreng" sahut Ryan

"Dari mana kau mengetahui ini semua?" Tanya Hans

"Entahlah, tiba-tiba saja itu melintas di kepalaku. Aku curiga pekerjaan ku dulu adalah tukang masak di dapur?" Ryan memasang ekspresi wajah bertanya-tanya

"Itu bisa jadi, kau terlihat lihai menggunakan pisau dapur" sahut Hans, Ryan pun mengangguk-angguk

Ku harap bisa mendapatkan ingatanku sepenuhnya, aku akan mempertahankan pekerjaan ini hingga ingatan ku kembali pulih. Batin Ryan

• • •

“Masakkan yang enak greenie!" Ucap seseorang di sela makanya

“HEY! Koki baru kami ini memiliki nama, Davial!” Teriak Hans menyahuti si Davial itu

“Ya, namanya Ryan!” Sahut Kevin tak kalah nyaring dari teriakkan Hans

“Bersorak untuk RYAN!” Seorang pria bangkit dari duduknya menangkat kentang goring buatan Ryan

“RYAN! RYAN! RYAN!” Orang-orang yang berada diruang makan mengucapkan nama Ryan seperti memuja laki-laki itu. Sang pemilik nama kini tengah mengelus bagian belakang kepalanya sambil menunduk malu, dengan wajah yang merona.

“Kau harus mempertahankan pria muda ini Hans!” Ucap seorang pria yang bernama Harold

“Ya, aku sangat setuju itu, makanan ini sangat lezat!” Sahut yang lainnya

“Tentu saja, aku akan selalu menyuruhnya agar berkerja disini” sahut Hans, “bukan begitu bung?” Hans merangkul Ryan bersahabat, pria itu sangat gembira melihat para penghuni glade menyukai masakkan buatan Ryan. Ryan mengangguk-angguk malu sebagai jawaban ucap Hans yang telah pria itu ucapkan beberapa detik lalu.

Jauh di luar sana Jessica berjalan menuju sebuah ruangan dengan sepatu high heels berwarna merah nya, yang menjadi ciri khas wanita itu.

“Ada kemajuan, David?” tanya Jessica memasuki ruangan yang memiliki banyak monitor yang menunjukkan keadaan glade sekarang.

“Belum ada yang menarik Jess, hanya saja sepertinya anak baru itu di terima untuk berkerja di dapur” sahut David, Jessica pun mengangguk sebagai jawaban

“Bagaimana denganmu, Elsie?” Tanya Jessica beralih kesisi kirinya menemui anaknya yang juga sibuk di depan monitor yang menunjukkan keadaan glade, tempat tinggal Sierra.

“Kurasa, kita tidak bisa menganggap kedua orang baru itu sebagai orang yang remeh, Jess” jawab Elsie

“Ya, Elsie benar, Jess. Kita tak bisa menganggap remeh si gadis pemberontak itu dan si koki itu.” Sahut David, “kau ingat, separuh dari kelompok mereka berhasil melarikan diri, kita tak bisa menganggap remeh mereka.” Tambah David

“Itu sebabnya aku tak ingin kalian menangkap mereka, mereka akan kembali lagi kemari dengan alasan yang pastinya sudah kita ketahui” ucap Jessica, saat layar monitor mulai menyorot kearah Sierra. Memperlihatkan gadis itu sedang membantu para gladers yang lain berkebun.

The Next GenerationWhere stories live. Discover now