Part 17

133 41 16
                                    

--

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-
-

Menikmati senja di atas balkon ditemani dengan secangkir kopi merupakan perpaduan yang pas.

Andra duduk sendiri di sini sambil menikmati pemandangan hamparan laut yang ada nun jauh di sana. Teman-temannya sudah beristirahat di kamar mereka masing-masing.

Dari arah belakang terdengar derap langkah kaki seseorang. Andra menoleh, ternyata ayahnya.

"Enak ya? Viewnya sama sekali gak berubah," ujar ayah sambil menarik kursi untuk duduk mendekati Andra.

Andra mengangguk setuju, dia memang benar. Vibesnya tetap sama seperti tujuh tahun yang lalu. Suasananya masih sama, pemandangan tidak berubah, masih indah. Andra menarik napas dalam dan memejamkan matanya, menikmati sapuan angin lembut menerpa wajahnya.

"Yah...." Panggil Andra, dia menoleh untuk menatap wajah sang ayah. "Aku mau ngomong."

"Ngomong apa?" Sang ayah mengapit sebatang rokok di belah bibirnya. Lalu menitah Andra untuk menghidupkannya menggunakan korek yang berada di atas meja tepat di samping Andra duduk.

Andra merespon, dia mengambil dan menghidupkannya, lalu mengarahkan api tersebut ke rokok sang ayah. Langsung keluar asap dari mulut sang ayah.

"Ada masalah apa kamu? Kangen sama Ayah?" Ayahnya mengangkat satu alis kemudian terkekeh sendiri. "Masih teringat sama Rigel, hm?"

"Huh, enggaklah. Enggak mungkin, orang udah lama juga," elak Andra. Andra gamang, pikirannya menerawang ke depan.

Masih fokus menatap depan, Andra menarik napasnya. "Yah, kalo semisalkannya aku bilang aku lagi suka sama seseorang, em... Ayah masalah?"

Ayahnya mengernyit tak mengerti. "Loh? Itu, kan hak kamu, masa Ayah larang. Silakan, kenapa harus jadi masalah, selama masih masuk akal Ayah tetap setuju."

"Itu masalahnya, aduh em... Ck ah," kesal Andra. Sebelum datang ke sini padahal dirinya sudah menyiapkan kalimat untuk jujur kepada ayahnya, tapi gugup mengacaukan semuanya.

"Kamu kenapa? Dia anak mana? Cantik enggak dia?"

"Dia, dia cowok," lirih Andra dengan suara putus asa. "Aku suka sama cowok, Yah."

"Terus?"

"Ayah, enggak masalah?" Andra menatap wajah sang ayah. Ayahnya hanya menampakkan air muka yang tenang. "Kalo Ayah suruh berhenti, maaf aku enggak bisa."

"Aku... Aku tau ini salah, tapi bukan aku yang minta, dia datang dengan sendirinya, Yah. Aku berusaha untuk nerima ini juga enggak mudah, aku bahkan kecewa sama diri sendiri. Tapi aku lebih kecewa kalo aku kehilangan dia sama seperti yang lalu," ujar Andra.

Samudra Laut [END]Where stories live. Discover now