Part 4

161 39 9
                                    

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-

Embusan napas keluar dari mulut Andra. Dia duduk sendirian di atas hammock berusaha menyatu dengan alam.

Teman-temannya sudah tidur terlebih dahulu. Sudah dua jam dia membuka mata menyenderkan punggungnya ke belakang agar nyaman.

Kerlap-kerlip taburan bintang berserakan di atas langit. Bulan juga sudah menunjukkan perubahan warna. Tidak tampak jika dia berwarna biru tapi sangat jelas ketika di lihat pakai teleskop.

Selain membicarakan bulan, di sini juga Andra dapat melihat rasi bintang Orion.

"Bang!"

Andra sedikit terperanjat, dia duduk dengan sempurna. "Anjir, lo ngapain belum tidur?"

"Ayo Bang, masuk. Dingin," ajaknya sambil menarik lengan Andra pelan.

Andra menarik tangannya dan membalikkan posisi tubuh Laut ke belakang lalu ia mendorong kecil tubuh itu. "Lo aja masuk, udah malem, enggak baik anak kecil keluar malem."

"Gue enggak bisa tidur."

"Bisa! Lo pejemin mata aja selama lima belas menit, pasti otomatis bakal tidur."

Laut masih tak bergeming, dia berbalik lagi menatap Laut. "Gue mau di sini."

"Setdah, bocah. Masuk angin entar lu. Susah banget dibilangin."

"Gue mau nemenin lo, Bang." Laut tetap kekeuh dengan pendiriannya.

Melihat keseriusan di bola matanya, Andra akhirnya mengalah. "Ck, yaudah sini. Awas aja lo pagi-pagi ngeluh ngantuk, gue tinggal lo."

Andra bergeser sedikit untuk memberi ruang kepada Laut. Laut duduk di samping Andra dan mereka berada di satu hammock.

Andra menambah lampu yang sengaja mereka bawa dari rumah, dia memasangnya di sebelah Laut agar terang.

"Lo mau liat juga enggak?" Tanya Andra ketika ia melihat binar di mata Laut saat ia menatap rembulan biru di atasnya.

Laut menggeleng pelan. "Dari sini aja cukup," ujarnya.

"Bang, ada enggak ya kehidupan di sana selain kita?" Tanya Laut tanpa memalingkan pandangan dari atas.

Andra mengedikkan bahunya, "mana gue tau."

"Bang, kalo ternyata alien itu ada terus kita datang ke luar angkasa. Jadi, yang alien itu siapa? Kita atau dia?"

"Anjir, udah malem jangan lo suruh mikir."

Laut tertawa pelan, tetapi tawa pelannya itu berdampak dahsyat di hati Andra.

"Anjing, gue kenapa sih?"

Degup jantung Andra kembali bertalu-talu. Dia berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya.

"Bang...."

"Apa Laut? Manggil mulu heran."

Samudra Laut [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang