T h r e e

319 32 10
                                    

50 vote ya cantik

Terimakasih yang masih ada nungguin cerita DeNSa


Sambil menopang dagu, Safira kini berada di kantin. Kedua bola matanya bergulir keatas kebawah berulang kali. Matanya tertuju pada ponsel yang ia letakkan di meja.

"Yeyy DAPET!"

Alpha melirik sekilas, tangannya mengambil ponsel yang sejak tadi dipinjam oleh Safira.

"Safira mau checkout!"

"Safira mau susu vidorant gambar doraemon!"

Alpha menaikkan alisnya, kemudian menyerahkan kembali ponsel miliknya. Membiarkan Safira membeli susu yang ia mau.

Alpha menggelengkan kepalanya, susu asli dari sumbernya jauh lebih enak dibanding susu sapi. Jelas saja, Alpha sudah pernah mencobanya bukan hanya sekali dua kali, tapi setiap hari.

"Tadi habis darimana?" Singkat, padat dan jelas.

Seonggok manusia yang masih asyik ber-checkout ria menjawab tanpa dosa, "Safira habis ciuman lagi sama Devin."

Alpha tidak terkejut, "Dimana?" Tanya Alpha semakin menjadi.

"Di taman yang sepi!"

Taman belakang berarti, tebak Alpha dalam hati.

Alpha menatap Safira sekilas, tidak lama tapi cukup membuat siapapun yang melihatnya menahan napas.

Well, ini Alpha. Pria tampan dengan segala kekayaan yang ia miliki sampai tujuh turunan.

"Jangan deketin Devin lagi!" Kata Alpha kemudian.

"Safira!" Panggil Alpha karena tidak adanya respon. Si tersangka utama sedang asyik ber-checkout ria di shopee.

"Safira pengennya deket Devin, jantung Safira deg-degan kenceng banget kalo deket Devin."

Safira jatuh cinta, tapi Alpha tidak mau adiknya jatuh pada orang yang salah. Lebih tepatnya Alpha tidak ingin Safira menjadi pihak ketiga. Devin memiliki kekasih dan Alpha tau pasti.

"Devin udah punya pacar!" Jujur Alpha kemudian.

Safira memiringkan kepalanya ke kiri, menatap Alpha sepenuhnya.

"Pacar? Pacar itu apa?" Well, ini Safira yang daya pikirnya perlu dipertanyakan.

"Nggak jadi." Duh Gusti, Alpha angkat tangan. Pengen sambat!

Alpha melenggang pergi, dia butuh yang empuk-empuk untuk menyegarkan hati. Sedangkan Safira berlari kecil mengintili.

****

Tak jauh dari bangku kantin yang tadi diduduki Alpha dan Safira, dua orang murid laki-laki menguping dengan baik.

"Menurut lo gimana?" Tanya salah satu laki-laki tersebut yang dijawab gendikan bahu temannya.

"Gue lebih suka itu cewek. Polos! Renata cantik sih, baik juga. Tapi gue lebih suka Devin sama tuh cewek polos."

"Bukan gue yang jalanin. Tapi Devin!"

"Heleh. Sok bijak lu!"

Kedua muda-mudi itu adalah sahabat Devin, Kevin dan Nathan. Dua orang yang bertolak belakang, Nathan yang sikapnya dingin dan Kevin yang pecicilan, tapi keduanya begitu tampan.

Di kepala Kevin sekarang tersusun bermacam-macam rencana, mulai dari rencana yang memihak malaikat sampai rencana yang berpihak pada syaitonnirrojim.
Semua tinggal dijalankan, dan Kevin siap menjadi komandan untuk cinta Safira yang bertepuk sebelah tangan.

Lain Kevin lain pula Nathan, Nathan lebih netral, semua keputusan ada pada Devin. Tapi sebagai sahabat ia ingin memberi saran pada Devin untuk mempertahankan hubungannya. Well, itu jika sarannya diperlukan.

****

Safira menyedot habis susu kotak vidorant hingga tetes terakhir sambil menunggu Alpha yang katanya mau mengambil payung tapi tak kunjung datang.

Begitu susunya habis, bibir Safira maju lima centi tanpa diminta. Safira tidak suka sendirian ditengah derasnya hujan. Ingin mencari Alpha, tapi Safira ingat pesan kakaknya itu untuk tetap menunggu dikoridor sekolah.

Melihat kanan kiri berkali-kali, Safira berlari menerobos derasnya hujan disiang hari ini. Menari-nari, berputar-putar tanpa ada beban. Tak peduli setelah ini panas akan menyerang tubuhnya kembali. Well, Safira hanya mengikuti kata hati. Bukan, lebih tepatnya mengikuti jiwa childish-nya yang mulai merajai.

Safira tertawa senang menyukai acara bermainnya, sampai netranya menangkap sosok Devin yang berjalan sambil bergandengan tangan dengan seseorang. Toh Safira tidak peduli, senyumnya malah semakin berseri-seri. Dengan kecepatan super Safira menghampiri sang pujaan hati, sementara Alpha dari lantai atas hanya mengamati.

Safira memeluk Devin erat, kakinya melingkar sempurna pada pinggang Devin, bibirnya menyambar bibi Devin yang seksi untuk kesekian kali dalam seharian ini. Yang jelas Safira tidak peduli pada Renata yang sakit hati.

 Yang jelas Safira tidak peduli pada Renata yang sakit hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DeNSaWhere stories live. Discover now