Epilog

43.4K 2.8K 41
                                    

Kinara 11 tahun...

Kinara membuang pandangannya ke luar jendela untuk memperhatikan jalanan. Terdapat sebuah buku gambar yang belum selesai ia warnai di pangkuannya. Di sebelahnya, ada Nini yang senantiasa mengobrol dengan Aki yang sedang duduk di kursi depan.

"Nara kok diem aja daritadi?" tanya Nini sembari mengelus rambut cucunya.

Kinara menoleh dengan bibir cemberut. "Kita mau kemana sih? Dartiadi nggak sampe-sampe."

"Aki mau ngajak Nara ke suatu tempat," jawab Aki menoleh ke kursi tengah.

"Kemana?"

"Kita akan liburan ke Malang."

"Aku kan udah sering liburan ke Malang," balas Kinara masih dengan bibir cemberut. "Masa aku libur kenaikan kelas cuma di Malang doang? Temen-temenku pada liburan ke disneyland."

Nini tersenyum lembut. "Setelah dari Malang, kita ke disneyland," ucapnya sungguh-sungguh.

Mendengar ucapan dari Nininya, Kinara langsung berbinar. "Nini janji ya? Jangan bohong!"

"Nini kan nggak pernah bohong."

Kinara langsung memeluk Nininya dari samping. "Makasih, Nini."

Nini membalas pelukan cucunya. "Sekarang kita ikut Aki dulu ya. Kalo Nara nurut, nanti kita akan ke disneyland."

Kinara mengangguk dalam pelukan Nini. Sepanjang perjalanan, ia habiskan bermain ipad, menggambar kemudian tertidur. Begitu sampai, ia mengucek matanya dan melihat keadaan mobil yang sudah sepi, hanya ada sopir yang di depan. Ia menatap ke luar jendela dan menemukan Aki dan Nini berada di luar. Ia turun dari mobil dan menghampiri Aki dan Nininya.

"Nara udah bangun?"

Mengabaikan pertanyan Akinya, Kinara malah mengedarkan pandangannya ke lahan kosong di sekitarnya. "Ini dimana?"

"Aki habis beli tanah. Sebelah sini punya Aki, kalo yang sana punya temen Aki." Tunjuk Aki pada area yang hanya dibatasi oleh pagar kayu setinggi betis. "Ini tanahnya luas banget. Sampe sana-sana juga," lanjutnya menjelaskan.

"Aki sama temennya mau bikin tempat bermain di sini. Akan ada kolam renangnya yang besar banget," ucap Nini menjelaskan.

"Menurut Nara bagus nggak?" tanya Aki pada cucunya.

Kinara langsung menggeleng cepat. "Jelek. Aku nggak suka ada di sini. Aku maunya ke disneyland."

Aki menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Jelek karena masih belum dibangun. Kalo udah dibangun pasti bakal bagus."

Kinara menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku nggak suka di sini."

Nini berjongkok menyamakan tingginya dengan cucunya. "Nara kenapa nggak suka di sini?"

"Gimana kalo tiba-tiba ada hewan buas di sini? Pasti aku bakal digigit," ucap Kinara bergidik ngeri.

Nini menoleh ke suaminya. "Kayaknya Nara kebanyakan nonton film dinosaurus deh."

Aki tertawa kecil. "Aki beli beberapa tanah. Yang satu minggu lalu Aki tunjukin, bagus mana sama yang waktu itu?"

"Aku suka yang waktu itu," jawab Kinara.

"Kan yang waktu itu tanahnya kecil. Nggak sebesar sekarang," sahut Nini.

"Emang ngapain punya tanah besar-besar? Nanti capek bangunnya." Tiba-tiba ada satu nyamuk hinggap di lengan Kinara yang tidak tertutup baju. Dengan cepat ia memukul nyamuk itu, tapi meleset. "Tuh lihat, baru sebentar di sini aku udah digigitin nyamuk. Aku nggak suka di sini. Mau pulang aja." Kemudian Kinara menghentakkan kakinya dan berjalan ke arah mobil. Ia masuk ke mobil dan meninggalkan Aki dan Nininya yang masih di luar.

"Apa tanah ini kita jual aja ke Heru? Jadi biar tanah dia sekalian lebar," ucap Nini berdiri di samping Aki. "Kita kan mau bangun taman bermain buat Kinara. Percuma aja kalo anaknya nggak suka. Kita buat di tanah yang dua minggu lalu kita beli aja. Kayaknya Kinara lebih suka di sana."

Aki berpikir sejenak. "Jadi, tanah ini kita jual aja ke Heru?"

Nini mengangguk.

"Sayang banget. Padahal aku sama Heru berencana mau bangun tempat wisata biar rame. Jadi Kinara kalo mau main-main bisa ke sini."

"Udah, jual aja ke Heru. Biar Heru yang bangun sendiri. Aki kalo mau investasi nggak papa."

"Tapi Papanya Kinara udah tau kalo tanah ini jadi milik kita," ucap Aki.

"Yaudah, kita kasih tau aja kalo tanah ini bakal dijual. Jadi suatu saat nanti anakmu itu nggak bisa ngeklaim ini tanah milik dia."

Aki menghela napas keras. "Yaudah deh. Lagian buat apa kita beli kalo Kinaranya ngga suka." Kemudian ia mengeluarkan ponsel dan menghubungi temannya. "Halo, Heru .... iya ini tanah yang kita beli sama-sama, mau aku jual aja ke kamu ... iya, ternyata cucuku nggak suka .... secepatnya kita ke notaris buat urus dokumennya .... iya, nunggu aku pulang dulu dari disneyland, cucuku minta diajak ke disneyland .... oke, nanti aku kabari lagi ya."

Kinara yang saat itu baru menginjak usia sebelas tahun, tentu tidak mengingat dengan baik kenangan yang pernah ia alami bersama Aki dan Nininya. Kinara terlalu sering diajak melihat tanah yang dibeli oleh Akinya, padahal sebenarnya ia belum terlalu mengerti. Tapi siapa sangka, tanah yang saat itu tidak disukai oleh Kinara, ternyata adalah tempat wisata yang saat ini hampir setiap hari ia datangi.

***

Sorry for typo and thankyou for reading❤

Author Note:
Seperti biasa, mau nanya pendapat kalian soal cerita ini dong? Bagus atau nggak? Gimana karakternya menurut kalian?

Maaf ya kalo cerita ini masih banyak kekurangan. Penulis cuma manusia biasa yang pasti bikin kesalahan. Wkwkwk...

Oh ya, buat yang belum tau, aku ada cerita baru judulnya Gara-Gara Paylater. Siapa tau sesuai sama selera bacaan kalian, jangan lupa mampir ya.

 Siapa tau sesuai sama selera bacaan kalian, jangan lupa mampir ya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Blurb:
Mirna Zaira Ranjana, atau akrab dipanggil dengan nama Mirna. Memilih mengadu nasib ditengah kerasnya kehidupan kota Surabaya demi bisa melunasi segala tagihannya yang membengkak di aplikasi belanja online. Alih-alih mendapat pekerjaan di gedung pencakar langit seperti yang diimpikan, Mirna malah terjebak menjadi Asisten Rumah Tangga di rumah seorang duda tampan.

Let Me Closer (Completed)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن