Bab 6

32.5K 3.1K 31
                                    

"Mbak Kinara," sapa Lastri.

Kinara menoleh. Ia melihat Lastri sedang menyapu di halaman rumah.

"Mau kemana, Mbak?" tanya Lastri menghentikan kegiatan menyapunya.

Kinara berjalan menghampiri Lastri. "Mau ke tempat wisata, Bu. Soalnya saya penasaran."

"Jalan kaki?" tanya Lastri heran.

Kinara mengangguk.

"Tau gitu tadi bareng sama Pak Anto, Mbak."

Kinara tersenyum. "Saya nggak tau kalo hari ini Pak Anto ke sana, Bu."

"Suami saya ke sana seminggu tiga kali, Mbak. Tugasnya bersih-bersih bagian vilanya," ucap Lastri menjelaskan. "Mbak Kinara kalo kesananya jalan kaki apa nggak capek nanti?"

Kinara mengerutkan dahinya bingung. "Bukannya tempatnya deket ya, Bu?" tanyanya memastikan.

"Dekat sih, Mbak. Tapi jalananya lumayan nanjak. Kalo pulangnya sih enak turunan. Kalo berangkatnya bisa ngos-ngosan, Mbak."

"Waduh, saya kira nggak bakal capek kalo jalan sini situ aja."

"Dianter sama Hilda aja ya, Mbak. Kebetulan anak saya hari ini lagi nggak kerja."

Kinara berpikir sebentar. Tidak ada salahnya menerima tawaran Lastri. Daripada ia pingsan di jalan karena tidak kuat nanjak, mending menerima tawaran Lastri. "Boleh kalo nggak ngerepotin, Bu," jawabnya.

Lastri mengangguk. Kemudian ia berteriak memanggil nama anaknya. Tak lama seorang perempuan berparas manis dengan warna kulit sawo matang berjalan mendekat.

"Ada apa sih Bu teriak-teriak?"

"Hus, kamu itu dipanggil Ibunya kok kayak gitu," tegur Lastri. "Oh ya, ini Mbak Kinara. Cucunya Pak Prabu," ucapnya menatap anaknya.

"Kinara." Tangan Kinara lebih dulu terulur dan langsung disambut oleh perempuan di depannya.

"Saya Hilda, Mbak. Anaknya Bu Lastri." Hilda menyambut uluran tangan perempuan cantik di hadapannya.

"Hilda ini kerja di tempatnya Mas Ardan juga, Mbak," ucap Lastri memberitahu.

"Oh ya? Kerja bagian apa disana?" tanya Kinara.

"Di vila, Mbak. Bagian resepsionisnya."

Kinara mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kebetulan dia lagi libur. Jadi lagi santai aja di rumah," ucap Lastri lagi.

"Beneran nggak ngerepotin kalo Hilda nganter saya ke sana?"

"Mbak Kinara mau ke sana?" Bukannya menjawab, Hilda malah balik bertanya.

Kinara mengangguk.

"Yaudah kalo gitu saya anter aja, Mbak. Sekalian saya ajak keliling-keliling," ucap Hilda semangat. "Mbak Kinara ngobrol dulu aja sama Ibu. Saya mau siap-siap dulu."

Kinara lagi-lagi mengangguk. Kemudian ia melihat Hilda berjalan masuk ke dalam rumah.

"Mbak Kinara nunggu di dalem aja. Hilda kalo siap-siap lama." Lastri menggiring Kinara untuk masuk ke dalam rumahnya yang sederhana.

***

Kinara berjalan beriringan dengan Hilda menyusuri tempat wisata. Suasana tempat wisata tidak terlalu ramai. Tapi bukan berarti tempat wisata ini tidak ada pengunjunga yamg datang. Penataan tempat wisata yang begitu apik sangat memanjakan setiap mata memandang.

Tadi saat memasuki tempat wisata, ternyata Hilda memarkirkan motornya di tempat khusus karyawan. Meksipun Hilda sedang tidak bertugas, tapi ia masih bebas masuk ke tempat wisata ini. Petugas parkir mengenai Hilda menyuruh Hilda langsung memarkirkan motornya. 

Let Me Closer (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon