Bab 27

32.7K 3.1K 93
                                    

Sudah satu minggu lebih Nura berada di rumah Kinara. Keadaan Nura sudah semakin membaik dari hari ke hari. Lebam-lebam di tubuhnya berangsur pudar dan wajahnya sudah lebih ceria. Hampir tiap hari Kinara mengajak Nura untuk ke tempat wisata agar pikirannya tenang. Selama itu juga Kinara jadi sering bertemu dengan Ardan. Kadang ada kalanya Nura cukup pengertian dengan memberi waktu untuk Kinara dan Ardan berduaan.

"Pikiranku bener-bener lebih tenang selama di sini," gumam Nura.

"Aku juga ngerasa gitu kok setelah pindah ke sini," sahut Kinara.

"Aku juga pingin bisa tinggal di sini," celetuk Nura. "Tapi ada daya, cepat atau lambat aku harus balik ke realita kehidupan."

"Nggak usah terlalu buru-buru. Kamu bisa ambil waktu sebanyak mungkin untuk nenangin diri."

"Aku berharap setelah aku balik ke Surabaya, Mas Toni berhenti gangguin aku lagi."

Kinara diam. Ia tidak yakin kalau Toni akan berhenti mengganggu Nura. Melihat bagaiman tabiat Toni selama ini, pasti Nura akan dikejar terus sampai dapat. Bahkan sampai ke neraka sekalipun.

"Aku udah blokir semua kontak sama sosial medianya Mas Toni."

"Jangan pernah kamu buka blokirannya. Kamu harus inget kalo kamu mau berubah lebih baik dari sebelumnya," nasihat Kinara.

"Iya. Aku pasti bakal jauhin Mas Toni kok," ucap Nura sungguh-sungguh. "Hari ini Eta jadi dateng kan?"

"Harusnya sih dateng. Tapi aku nggak tau dia bakal nyampe jam berapa. Dia terakhir ngabarin kemarin malem."

"Nanti kalo dia nyasar pasti nelfon kok," sahut Nura dengan tawanya.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil yang berheti di depan rumah. Sontak hal itu membuat Kinara dan Nura saling tatap. Sepertinya mereka tahu siapa yang baru saja datang. Mereka langsung tersenyum dan kompak berdiri dari sofa.

"Baru juga diomongin. Udah dateng aja si Eta," ucap Nura kelewat senang. "Biar aku yang buka pintunya." Nura berjalan lebih dulu untuk membuka pintu.

Kinara mnyusul dan ikut berjalan di belakang Nura. Begitu pintu terbuka, ternyata tamu yang ada di bayangannya tidak seperti apa yang ada di hadapannya.

Begitu juga dengan Nura yang sangat terkejut dengan kedatangan tamu yang tak diundang itu. Belum sempat ia membuka mengeluarkan suara, sebuah tangan besar sudah melayang menampar pipi kirinya.

Kinara yang melihat itu langsung berteriak histeris. Ia langsung menarik Nura ke belakang tubuhnya. "Kamu apa-apaan? Kalo bertamu ke rumah orang yang sopan!" serunya dengan emosi. Laki-laki yang saat ini berdiri di hadapannya adalah Toni. Penampakan Toni cukup menyeramkan. Tubuhnya besar dan menjulang tinggi. Wajahnya dipenuhi dengan jambang yang belum tercukur.

"Kamu yang apa-apaan? Ngapain pake ikut campur masalah percintaan kami. Udah pasti gara-gara omonganmu yang ngebuat Nura jadi minta putus sama aku."

"Sadar! Situ yang brengsek. Dari awal aku sebagai sahabat nggak rela sahabatku punya pasangan laki-laki biadab kayak kamu!" sentak Kinara sembari mendorong bahu Toni dengan berani.

"Kinara, udah," bisik Nura dengan suara pelan. Badannya tiba-tiba gemetar karena kerasnya tamparan yang ia rasakan. Tiba-tiba tangannya ditarik paksa oleh Toni membuatnya terhuyung jatuh. Baru saja terjatuh, tak lama ia dengan paksa diberdirikan, membuat lutut dan tangannya bergesekan dengan tanah.

Kinara melihat itu langsung mencoba menahan Nura sekuat tenaga. "Jangan kasar jadi cowok! Dasar anjing!"

"Aku nggak bakal kasar kalo dari awal dia nurut sama aku!" teriak Toni hilang kendali.

Let Me Closer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang