[COMPLETED]
SEBELUM MEMBACA CERITA INI DIMOHONKAN AGAR VOTE & KOMEN bukan memaksa tapi berkat vote sama komen itu author bisa jadi berkembang lagi dan semangat lagi🙏☺️
Perjalanan yang dibuat oleh takdir membuat seorang remaja ingin menemukan setit...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seseorang itu menutup bukunya. Tangan yang kosong terangkat untuk menghapus air mata yang tak tahu kapan keluarnya. Rasa penasaran tergantikan dengan rasa sesal yang tak terbendung.
"Bagaimana bisa dia baru tahu kenyataan itu setelah dia tahu penyakitnya?" Dia menoleh ke orang di sampingnya.
"Dia sebenarnya sudah tau tapi lebih memilih diam."
"Tapi kenapa? Maksudku dia- ... Sudahlah itu sudah berlalu." Meletakkan buku yang sudah dia baca dan membuka surat yang belum pernah dia buka.
"Kau yakin akan membacanya?" Yang ditanya hanya mengangguk.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(Isi surat)
Haikal tertawa kecil saat membaca ancaman kembarannya dan dia sedikit kaget karena Hannuma mengetahui namanya. "B-bagaimana dia mengingat namaku?"
Johan tersenyum, "kalian saudara kembar, bagaimana mungkin Hannuma melupakanmu."
"Disaat semuanya khawatir tentangmu kau malah khawatir tentang baba. Bahkan kau melupakan fakta bahwa bertahun-tahun baba telah melakukan eksperimen gilanya dengan kau menjadi kelinci percobaannya." Lirih Haikal menatap surat itu sendu. "Hannuma memang selalu seperti itu..." Kata Johan.
Haikal masih tak percaya bahwa kembarannya meninggal dan itu karena dia. Hannuma meninggal karena dituduh menjadi dirinya. Dan dia baru kembali setelah sembilan tahun meninggalnya Hannuma.
"Waktu sudah tak bisa diputar, masa lalu dijadikan pelajaran untuk menjalani masa depan. Jadi Hannuma -ehmm maksudku Haikal, kau yang harus melanjutkan hidup kembaranmu." Haikal mengelap air matanya dan mengangguk.
"Aku akan melanjutkan perjuangan mu Hannuma." gumam Haikal. "Johan apa kau masih ingat di mana baba berada." Johan mengangguk "kau mau ke sana?" "Antarkan aku." Kata Haikal yang di setujui Johan. "Kalau begitu ayo turun ke bawah, pasti si kakek tua itu akan ceramah jika aku tak membawamu ke bawah." Haikal terkekeh mendengar Johan meledek Edward seperti itu.