Eps. 5 Alun-alun (2)

6 1 0
                                    

Di dalam tenda yang dijadikan tempat peristirahatan atau bisa dibilang sebagai tempat bersinggah sementara, tenda ini disiapkan untuk para anggota yang akan menampilkan pertunjukan Freestyle motor sebagai pembuka acara di sana.

Seorang remaja perempuan dengan pakaian panjang hitam tak lupa dengan hijab hitam yang ia gunakan. Berjalan kearah tenda berwarna biru tua dengan langkah yang sedikit lesu dan senyum terpaksa nya.

"Permisi, saya dari tim konsumsi. Ada yang butuh minum?" ucapnya setelah sampai di depan tenda itu seraya menatap beberapa remaja laki-laki di hadapannya yang sedang duduk, remaja perempuan ini tak lain adalah Kia.

"Enam ya, teh! Oiya, kita bakal dapet nasi juga gak?" Salah satu laki-laki di sana menjawab setelah melihat teman nya seperti memberi 'kode' padanya. Kia yang mendengar itu tersenyum kecil.

"Lu jangan ngelunjak gitu, dan." Tegur seorang pria sembari menyenggol tangan temannya itu, yang nampaknya seperti pemimpin dari geng tersebut. Ia menggunakan kaos polos berwarna hitam ditambah Handband berwana putih dengan huruf R berwarna hitam di pergelangan tangan kanannya. Dan memiliki aura kepemimpinan saat melihatnya.

"Ada kok kak, tenang aja. Tapi abis perform selesai baru dibagiin nasi nya, ya." Jelas Kia.

Setelah mendengar jawaban dari Kia, lelaki yang sempat ditegur menyenggol kaki lelaki berkaos hitam. "Tuh kapten, hehehe. Oke makasih ya."

"Iya sama-sama kak. Nanti kalo air nya kurang bilang aja ya kak. Saya permisi dulu." Jelas Kia, lalu segera beranjak pergi dari tenda tersebut menuju ke tenda di sebelahnya.

"Makasih!!" ucap mereka bersamaan sebelum Kia menjauh dari tenda mereka.

Ia memasuki tenda dan mengulangi pertanyaan yang sama seperti di tenda sebelumnya, namun kali ini cowo yang tadinya berdiri tegap dan membelakangi Kia menjawab pertanyaan itu. "Boleh dek, tujuh ya. Makasih banyak."

"Dingin banget ni orang." Pikir Kia saat melihat lelaki itu menjawab pertanyaan dari Kia ia tak menoleh sama sekali dan nada suaranya sangat terdengar dingin.

"Iya kak, sama-sama. Oiya nanti dapet konsumsi nasi buat makan siang ya, kak. Saya permisi dulu."

"Makasih banyak ya teh!" Teriak beberapa orang yang ada di dalam tenda berwarna merah maroon itu.

Saat Kia berjalan menuju tenda yang dijadikan sebagai tempat Tim Konsumsi ia berhenti sejenak. "Eh kenapa tuh?" Kia seperti melihat sosok teman kelasnya Arbie yang tengah terduduk di atas tanah dan terlihat seperti sedang memarahi lelaki yang ada di depan nya.

"Loh, bukannya itu Arbie? Berani banget marahin cowo anjir..." Lanjutnya. Namun tiba-tiba pandangan Kia mulai kabur dan merasakan pusing yang datang secara tiba-tiba.

Hmph!

Kia menutup mulutnya dengan tangan. Entah apa yang sedang terjadi dengannya ia mulai merasakan mual dan pusing secara bersamaan, ia pun segera berlari menuju toilet.

————

Kembali dengan Arbie dan cowo asing yang bertabrakan dengannya tadi.

"Eh maaf dek."

"Dak dek dak dek, gue 17 tahun anjir. Enak aja lo manggil gue dek." Ucap Arbie dengan suara keras dan terdengar kesal.

"Eh?"

"Ngape? Naksir lo? Mangkannya njir tu helm lepas biar bisa liat jalan. Baju gue jadi kotor, kan." Lanjut Arbie sambil menunjuk ke laki-laki itu.

"Geer banget jadi cewe. Gue minta maaf udah nabrak lo, gue balik dulu." Ucap cowo itu, lalu pergi begitu saja tanpa ada tindakan lanjutan setelah menabrak Arbie.

INEFFABLEWhere stories live. Discover now