Eps. 1 Hari Pertama

26 2 0
                                    

Tahun ajaran baru telah di mulai, murid SMP kelas 9 sudah mendaftar ke sekolah impian mereka, meski ada beberapa yang terpaksa karena keinginan orang tua dan biaya yang sedikit miring dari sekolah lain.

Tahun itu memang menjadi masa tersulit bagi pada murid-murid sekolah terutama murid yang sudah dipenghujung tahun kelulusan.

MPLS? OSPEK? Apa itu? Di tahun ini tidak ada yang menarik saat mpls, Semua di lakukan daring (online) karena dunia sempat terserang suatu virus mematikan yang sudah menelan banyak korban.

"Aku di SMA?" Ucap seorang perempuan dengan seragam putih abu-abu yang melekat di tubuhnya dan sepatu full hitam di kakinya. Perempuan itu adalah Zavankya Tabina Negredo atau akrab dipanggil dengan sebutan Kia.

Kia menatap sekeliling dengan heran, masih mengamati lingkungan sekolahnya itu terlihat seseorang menghampirinya "Permisi, 10 IPA 1 dimana ya?" Tanya seorang perempuan dengan perawakan yang bisa terbilang ideal yang barusan Kia lihat. Dia adalah Arbie Jepanays Morvelga, nama yang unik bukan?

"Gue juga lagi nyari kelas itu." ucap seseorang dari arah belakang dengan bertuliskan nama Aily Afaranza Vanbarax di seragamnya.

"Karna kita sekelas jadi cari bareng aja yuk." Ungkap Kia pada dua orang yang baru saja ia temui.

"Oke. Ayo!"

Mereka pun mengelilingi sekolah bersama sembari berbincang ringan. Suasana sekolah saat ini masih terbilang sepi karena masih pukul 06.25 pagi. Banyak murid yang belum datang karena jam masuk sekolah adalah pukul 07.05 pagi.

--

Setelah hampir 15 menit mencari kelas yang tak kunjung ketemu itu, mereka pun bertanya pada salah satu kakak OSIS yang sedang berjaga di sekitaran lapangan sekolah.

"Permisi kak, mau tanya ini kelas 10 IPA 1 ada di mana ya?"

"Lewat lorong sini dek, nanti langsung keliatan kok kelasnya. Kalian tadi lewat gerbang depan ya?"

"Iya kak." Jawab mereka bersamaan.

"Ooh pantes. Besok lewat gerbang belakang aja dek, gerbang yang munuju ke parkiran siswa. Lebih deket ke kelas kalian kok. Kalo lewat depan emang agak jauh." Lanjut sang kakak OSIS.

"Eh iya kak, makasih ya kak hehe." Ucap Kia malu.

"Iya sama-sama."

Mereka pun melanjutkan jalan mereka untuk memasuki kelas mereka. Ternyata, kelas mereka terletak di bagian belakang sekolah.

"Pantesan daritadi ga nemu kelas nya, ternyata ada di bagian belakang sekolah." tutur Aily.

"Iya haha, masih pagi tapi dah cape jalan. sigh." Ucap Kia sambil menghela napas.

"Tau gitu, gue tadi minta turunin di gerbang belakang aja." Cibir Arbie.

Sebenarnya, ini bukanlah hari pertama mereka "bersekolah". Sudah hampir 2 bulan setelah bergantinya tahun ajaran baru. Namun, hari ini pertama kalinya mereka diizinkan untuk masuk ke sekolah seperti biasa untuk belajar dengan normal.

Selama hampir 2 tahun mereka hanya diberi tugas oleh gurunya melalui Handphone yang mereka punya. Saat inilah pertama kalinya juga bagi mereka bertemu dengan teman sekelasnya dan guru di sekolah secara langsung. Jadi, tak heran jika ada beberapa siswa yang tidak mengenali teman sekelasnya.

--

Jam sudah menunjukan pukul 07.00, murid-murid sudah mulai berdatangan. Guru-guru juga sudah mulai mempersiapkan diri untuk mengajar murid-muridnya di kelas. Dan pak satpam yang sudah siap untuk menutup gerbang sekolah karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang