Separuh_11

749 99 11
                                    

A fanfiction

.

Separuh Utuh.

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE RL KALIAN
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, comen, jan lup kasih bintang >_<
.
.
.

Manager membuka kamar milik Jeno dan Jaemin bermaksud membangunkan, tapi hanya satu kasur yang terisi, itu Jeno sedangkan kamar mandi masih kosong, dahi manager sedikit berkerut.

"bangun, kemana Jaemin?" tanya manager.

Masih setengah sadar Jeno menunjuk arah pintu.

Dahi manager semakin berkerut, di sibaknya gorden penghalang cahaya, membuat cahaya itu sekarang bisa masuk kedalam ruangan tanpa penghalang, mata manager membulat sempurnna, ia buru-buru membuka kunci pintu lalu membukanya.

"Jaemin!" pekik manager, pria berusia 32 tahun itu menghampiri Jaemin yang terbaring meringkuk, di atas lantai tanpa alas tanpa selimut, di usapnya dahi anak laki-laki itu, tidak ada yang aneh, yang aneh itu lengan dan kaki Jaemin yang memerah karna gigitan nyamuk.

Di atas kasur Jeno masih berusaha mengembalikan kesadaran, tak perduli dengan dua orang di luar, Jeno mengusap telinganya lalu bangkit dari kasur berjalan santai menuju kamar mandi, seolah-olah tidak ada yang ia lakukan.

"kamu tidak apa-apa?"

"aku tidak baik-baik saja" jawab Jaemin dengan senyum tipis.

Manager terdiam sejenak "marah kalau kamu ingin marah, menangis jika kamu ingin menangis, marahlah pada Jeno"

Jaemin menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan "untuk apa? mau marah pun untuk apa, kalau Jaemin balas, nanti di balas lagi lebih sakit, tidak akan selesai, selesai saat Jaemin pergi nanti"

"kamu tidak boleh pergi" kata manger tegas.

"tapi aku ingin pergi, bukan hanya tentang Jeno" jawab Jaemin pelan.

"suka dan tidak suka itu pilihan Jaemin, yang menentukan itu orang lain, tapi bagaimana cara kamu untuk membuat yang semua suka menjadi lebih menyukai mu dan yang tidak suka menjadi menyukai mu, aku tau kamu tidak baik-baik saja, tapi apa harus dengan seperti itu"

Jaemin menggigit bibir bawahnya, matanya semakin memanas hingga satu isakan berhasil keluar dari mulutnya.

"aku tidak tau kalian ini hanya bercanda atau beneran, tapi cobalah untuk mengerti dan menerima, mungkin kamu berfikir bahwa member yang lain tidak bisa mengerti tentang mu, tapi bagaimana dengan mu apa kamu bisa mengerti tentang mereka?" manager menepuk pundak Jaemin dua kali, membiarkan cowok itu melegakan dirinya, kini ia berjalan menuju Jeno.

"ingin pukul atau tampar?" tanyanya.

Jeno merotasikan matanya "merepotkan, pukul" jawabnya pasrah.

Manager mengepalkan tanganya kuat, ia butuh ancang-ancang, setelah semua siap.

Bught

Satu pukulan benar-benar manager arahkan pada perut Jeno, membuat cowok kelahiran 00 itu mundur dua langkah dengan rasa nyeri di perut, ia meringis sakit.

"berhenti mengganggunya, ku tanya hati mu itu terbuat dari apa, bagaimana bisa kamu mengunci Jaemin di luar seperti itu, kalau dia sakit bagaimana? Berhenti dengan candaan mu itu, berusahalah menjadi lebih dewasa, tidak semua candaan mu itu membuat orang lain terhibur, ada saat candaan mu itu terlebihan dan melukai orang lain"

Separuh Utuh-Na JaeminWhere stories live. Discover now