Part 42

487 72 12
                                    

"A-ayah?"

"ANATA!! Sudahlah" Yukii menarik lengan suaminya. Ia menatap anak semata wayangnya itu dengan kecewa. Kageyama yang melihat tatapan ibunya seketika terdiam.

( Anata untuk hubungan suami dan istri = sayang )

"Dia keterlaluan yukii. Kau tak lihat shoyo sampai masuk rumah sakit untuk ke dua kalinya? bahkan shoyo sampai keguguran!" Daisuke menatap kageyama tajam. Ia menarik kerah kageyama kembali.

"Kau berpura pura buta apa memang buta tobio? ISTRIMU SEDANG HAMIL DAN KAU MEMPERLAKUKANNYA SEPERTI BUDAK?! DIA ANAKMU TOBIO!!" Kageyama sempat terdiam.

"Bukan"

"Hah?! apanya yang bukan?!" tanya daisuke.

"Anak itu... ANAK ITU BUKAN ANAKKU AYAH!! ANAK ITU ADALAH ANAK HASIL PERSELINGKUHAN HINATA DENGAN S-"

BUGH!!

Daisuke mendorong kageyama ke tembok.

"Kau pikir shoyo apa hah?!"

"Ayah, seharusnya ayah mengerti denganku! aku sakit hati ayah! dia selingkuh dan mempunyai anak dengan orang lain! dia merebut masa depan dan kebahagia-..." ucapan kageyama terpotong.

"Kau pikir?"

Kageyama terdiam.

"Shoyo menerima ini semua, menikah secara terpaksa dengan orang egois sepertimu? APAKAH ITU DIBILANG TIDAK MEREBUT MASA DEPAN DAN KEBAHAGIAANNYA TOBIO?!!!"

Deg

"Anata sudahlah..." yukii mencoba untuk menengahi pertengkaran antara ayah dan anak tersebut.

"Diamlah yukii! aku sedang tak berbicara dengan kau, aku sedang berbicara dengan anak kurang ajar ini" Daisuke semakin mencengkram kerah baju kageyama hingga kageyama kesulitan bernafas.

"Kkh.. a-ayah"

Daisuke melepaskan cengkramannya. Ia menghela nafas kasar. Daisuke menarik tangan yukii. Berjalan ke luar dengan perasaan amarah yang masih ada.

"Besok ayah kirimkan surat perceraiannya. Silahkan tanda tangani."

Kageyama terkejut.

Daisuke pun keluar dari rumah kageyama dan pulang ke rumahnya. Kageyama terduduk. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya.

Kenapa?

Kenapa dengan hatinya?

Bukannya ini yang dia mau?

Tapi kenapa?

Hatinya seperti...
























































Tidak terima.

Kageyama menghela nafas pelan.

"Sial, kenapa perkataan ayah selalu terbayang di pikiranku? bukannya dia hamil anak sakusa? bukan anakku?" Kageyama pergi ke dapur, meminum segelas air putih. Ia menatap gelas tersebut. Kalo dipikir pikir, tidak ada dia dirumah rasanya sangat sepi, begitulah kata hati kageyama.

"Arghh! aku tidur saja"

Kageyama pun pergi ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit langit kamarnya.

'Bahkan shoyo sampai keguguran!'

Deg

Kageyama memikirkan kejadian tadi pagi. Ia ingat, ia sempat menendang hinata tepat pada perutnya.  Apa hinata keguguran karenanya? Kageyama memejamkan matanya. Mengapa perasaan ini sangat sakit?

WITH(OUT) YOU  Where stories live. Discover now