Part 21

889 87 11
                                    

Hallo minna!
ohayou, ga nyangka udah sampe part 21 aja, itu artinya udah bakal deketin ending, mungkin? ntah, author juga gatau, masih semangat baca kan? hehe. Langsung gaskeunn!

Happy reading!

-----------------------------------------------------------

"HINATA?!!!!"

Kageyama terkejut menemukan Hinata dengan asma nya yang kambuh. Dengan segera kageyama mencari in-healer milik Hinata dan memberikannya pada Hinata. Hinata pun menerimanya dan segera memakainya. Setelah dirasa membaik, Hinata menatap sendu Kageyama dan memeluk erat Kageyama.

Grep!

"Jangan t-tinggalkan aku s-sendiri tobio, a-aku takut." Hinata terus saja memeluk Kageyama, seolah ia benar benar tidak ingin kageyama pergi.

"Sstt, aku disini bersamamu sho. Kau kenapa? apa kau melihat sesuatu hingga menimbulkan asmamu kambuh? atau kau kelelahan? katakan padaku" Kageyama bertanya dengan lembut pada Hinata. Ia tau, jika Hinata sangat ketakutan sekarang, ntah karena apa. Kageyama masih menunggu penjelasan Hinata.

"D-darah..."

"Darah? maksudmu apa sho? kau terluka? mana coba aku lihat" Kageyama hendak mengambil tangan Hinata namun Hinata menggelengkan kepalanya.

"B-bukan"

"Lalu apa sho?" Perlahan tangan Hinata terulur untuk menunjuk sesuatu dibawah kaki Kageyama. Kageyama pun mengikuti arah yang di tunjuk oleh Hinata.

'note?' pikir Kageyama. Kageyama mengambil note itu, alangkah terkejutnya ia saat membaca pesan dan tinta yang dipakai di note itu.

"Kau punya hematophobia sho?" Hinata mengangguk.

( Info : Hematophobia itu sejenis phobia darah ya minna, seperti yang author buat di part sebelumnya, alasan kenapa Hinata sampe punya hematophobia. )

"Mengapa kau tak bilang padaku? mengapa kau menyembunyikan ini sho?!" Hinata menunduk, ia takut dengan Kageyama.

"A-aku..." Kageyama sadar jika ia bertanya dengan nada yang sedikit tinggi pada Hinata. Ahh, pasti Hinata sedang ketakutan, terbukti dari bahu nya yang sedikit bergetar.

"Sudahlah, aku disini. Jangan takut lagi okaii?" Kageyama mengusap surai orange itu lembut.

"J-jangan pergi"

"Tidak, aku tidak akan pergi. Aku disini bersamamu sho, sekarang kau tidur ya? kau pasti sangat lelah."

"T-tapi makannya-"

"Nanti aku bisa makan sendiri, kau tidur saja okai?" Hinata mengangguk, kemudian membaringkan tubuhnya ke kasur dan Kageyama masih setia mengusap surai orange didepannya itu. Kageyama mendengar dengkuran halus dari lelaki didepannya ini.

'ah, dia sudah tidur, pasti dia sangat lelah' pikirnya.

Kageyama berjalan dan mengambil note kecil tadi. Di pikirannya sekarang hanya tertuju pada satu orang, siapa lagi jika bukan, tsumu.

"Kau akan menerima akibatnya tsumu!" Kageyama beranjak dari tempatnya dan pergi dari kamarnya.

°°°

Pagi harinya, Kageyama sarapan seperti biasa dengan Hinata. Memulai hari nya dengan bekerja di pagi hari di perusahaan miliknya. Kageyama segera melajukan mobilnya menuju kantor, dipikirannya sekarang hanya satu. Tsumu.

Sesampainya di kantor, Kageyama segera memarkirkan mobilnya dan pergi menuju ruangannya. Kageyama membalas sapaan setiap orang yang menyapa nya. Dan inilah sekarang, Kageyama duduk di kursi kebesarannya dengan seorang lelaki yang ia panggil.


WITH(OUT) YOU  Where stories live. Discover now