Part 22 (+)

1K 88 46
                                    

Teror yang dilakukan secara terus menerus kepada Hinata berlangsung selama sebulan. Semenjak kejadian dimana atsumu yang putus dengan Kageyama, teror itu selalu saja menghantui Hinata. Dan berakhir, Kageyama menemukan Hinata dengan asmanya.

Tidak hanya Kageyama, terkadang tsukishima, akaashi, maupun kenma juga menemukan Hinata yang menangis kencang sambil menutup wajah nya di lekukan lututnya.

Masalah itu mereka tau, jelas yang paling marah adalah kenma. Bagaimana pun juga itu kesalahan Kageyama, namun malah menimpa Hinata yang tak tau apapun tentang itu. Daisuke dan yukii telah mengetahui apa yang diperbuat oleh anak tunggal mereka. Jelas mereka sangat marah bukan?

Dan berakhir Kageyama yang dimarahi habis habisan oleh yukii, namun selalu saja Hinata melerai ibu mertua nya yang sedang memarahi Hinata.

"Kalau bukan karena shoyo, ibu tak akan pernah menganggapmu lagi tobio."

Ya begitulah kata yukii. Tapi dengan begitu, hubungan Hinata dan Kageyama makin erat dan setiap hari tak ada kata bertengkar di dalamnya. Hanya kata romantis dan cinta.

Seperti malam hari ini. Kageyama pulang ke rumahnya dan disambut oleh Hinata. seperti biasa.

"Kau ingin makan dulu, tobio?" tawar Hinata.

"Ah iya. Aku ingin memakanmu sho, boleh?" Hinata terkejut. Apa maksudnya?

"H-hah? m-maksudnya?"

"Ah tidak. Ayo makan, aku lapar. Pasti masakanmu sangat enak" Kageyama tersenyum manis pada Hinata.

"Baiklah, biar aku yang ambilkan." Hinata kemudian mengambil piring beserta sendok dan menuangkan nasi serta lauk pada piring Kageyama dan piringnya sendiri. Mereka makan dengan hening, tak ada topik hingga selesai makan.

Hinata segera membereskan semua piring yang ada di meja makan kemudian membawa nya ke wastafel dan mulai mencucinya. Di sela sela kegiatan mencuci piringnya, Hinata merasakan tangan besar melingkar pada pinggang rampingnya. Hinata terkejut kemudian menoleh.

"T-tobio?"

"Hm?"

"A-apa yang kau inginkan?" Hinata yakin jika pipi nya sedikit memerah sekarang.

"I want you, baby" ucap Kageyama. Ucapan Kageyama sukses membuat Hinata blusing.

Hinata segera mematikan kran wastafel kemudian melepas tangan Kageyama yang berada di pinggangnya. Hinata berniat ingin menjauhi Kageyama, merasakan ada tanda tanda bahaya yang mendekat. Terlambat! Kageyama menarik Hinata hingga menyentuh pinggiran wastafel.

"Kau mau kemana sayang?" Kageyama tersenyum miring.

"Kau harus melayani suamimu malam hari ini" Kageyama menyentuh pipi Hinata. Memberikan efek sengatan pada tubuh Hinata.

"T-tobio.. a-aku..." Hinata menunduk.

"Ah, kau belum siap lagi ya? tidak apa apa. Aku akan menunggu. Cepat selesaikan lalu kita pergi ke atas untuk tidur, okey?" Kageyama hendak melangkahkan kakinya, namun berhenti disaat merasakan ada tangan kecil yang menahannya lagi.

"L-lakukan s-saja" Hinata menunduk. Ia malu jika Kageyama tau dirinya sedang blusing sekarang.

"Ah ternyata kau bisa mesum juga ya sho?" tanya kageyama dengan senyumannya.

"U-urusai!" Kageyama mendekat, Hinata semakin menunduk. Saat sampai didepan Hinata, Kageyama mengangkat dagu Hinata hingga membuat Hinata sedikit mendongak.

"Jangan menunduk, aku tak bisa melihat wajah mu yang sedang merona ini" Kageyama membelai lembut pipi Hinata.

"D-diam. A-aku tidak s-seperti itu"

WITH(OUT) YOU  Where stories live. Discover now