^Six^

63 42 36
                                        

Bulan desember datang,
diakhir bulan ini para trainee akan memperlihatkan apa yang sudah mereka latih sebelumnya.

Dari membuat lagu, rapp, vocal dan dance akan dinilai oleh guru latihan mereka.

Jika ada trainee yang tidak memuaskan atau tidak ada perkembangan sama sekali agensi akan langsung mengeluarkannya.

Mereka sudah berkumpul didalam ruang latihan yang besar. Para trainee duduk di pinggir ruangan dengan guru yang akan menilai duduk di depan.

Semua gugup termasuk soojin, walaupun diraut wajah nya terlihat santai seperti orang yang sudah profesional.

Bagaimana pun ini penilaian pertamanya sebagai seorang trainee, dia akan melakukannya tanpa ada kesalahan dan berjalan dengan baik- karna ia hanya perlu melakukan seperti saat dia latihan.

Beberapa menit kemudian semua berjalan dengan baik. Soojin mendapatkan nilai dan komentar yang positif.

"Kau sangat bagus tadi, walaupun dance ku lebih baik dari mu" kata jongin berlagak sombong.

Mereka bertiga sedang duduk diruang latihan yang tersedia untuk beristirahat.

"Yayayaa makasih, tapi tadi kau sangat buruk" Soojin membalasnya dengan candaan.

Jongin yang mendengar itu memasang raut wajah kesal yang ia buat buat.

"Kerja bagus soojin, aku bangga sekali, tidak sia sia aku mengajarmu" timpal minji.

"Iyaa trimakasih minji~" ucap soojin menatap minji memberikan senyum senangnya.

                                ••••

"Hati hati, jika terjadi sesuatu padamu kabarin aku. karna aku tidak akan membantu, hanya ingin tau saja" ucap laki laki itu tersenyum tanpa dosa.

"Sialan, jika terjadi sesuatu padaku, akan ku atasi sendiri." balas soojin pada laki laki itu.

"Iya iyaa, soojin-jangan lupakan aku..., orang tertampan disini hahahaa" lagi lagi ucapnya main main. Dia sepertinya suka sekali bercanda.

"Akanku lupakan langsung dari ingatanku"  ia hendak berjalan menjauh, tetapi tangannya langsung dicekal.

Soojin mengernyitkan dahi dan mengangkat satu alisnya, menatap heran lelaki di depannya yang tidak lain ialah jongin.

Memangnya siapa lagi, disini mereka hanya berdua.

"Kau tidak ada kata terakhir untukku?" Jongin dengan wajah yang ia buat cemberut.

Soojin memindahkan tas yang ditangan kanan ke tangan yang satunya, lalu berjinjit sedikit mengangkat tangannya ke arah jongin.

Takk.

Soojin mendaratkan sebuah pukulan kecil kearah kepala jongin.

"Akh-" jongin meringgis memegangi kepalanya.

"Memangnya kau sudah mau mati?!" soojin mendengus, memutar bola matanya malas.

Kenapa dia berbicara seperti itu- kata terakhir? seperti mereka tidak akan bertemu lagi saja.

"terus bekerja keraslah jongin, sampai kita bertemu lagi di ibu kota- Seoul" lanjut soojin.

"Itu kata terakhirku, sudah- aku pergi dulu ya" kali ini soojin benar benar melangkahkan kakinya menjauhi jongin.

Jongin memberikan senyuman dan melambaikan tangannya lalu di balas oleh soojin.

Flashback

"Akan ada trainee perempuan yang dipindahkan ke perusahaan utama- di seoul" ucap staff itu memberi informasi.

"Oke, untuk trainee pertama yaitu Hyeri" staff membacakan nama yang dikertas.

1. StrugglesWhere stories live. Discover now