Jurnal Rambang

Mati Lemas yang Menyeramkan

Memisahkan kepala (misalnya) tidak cukup menyeramkan, sebab itu cara yang cepat untuk mati.

Dan sekarang, kau mau tahu apa yang terjadi setelah dirimu dibuang dari kapal itu?

Tanpa udara dan tekanan hampir nol, tubuhmu tidak akan mampu bertahan tanpa perlindungan. Bola matamu meledak dan ter-keluar, sementara darahmu mengering. Sebenarnya, tidak juga. Kenyataan ini memang kurang dramatis, tetapi jauh lebih menarik.

Kesadaranmu tak akan langsung hilang, mungkin butuh waktu hingga 15 detik, karena cadangan oksigen yang tersisa dari aliran darah. Itupun jika kau tidak menahan napas.

Tanpa tekanan atmosfer, setiap gas yang kau hirup akan membuat paru-parumu mengembang dengan cepat—robek. Yang mestinya kau lakukan, pertama-tama ketika terlempar ke ruang hampa adalah terus mengembuskan napas.

Detik ke-sepuluh, tidak banyak yang bisa kau perbuat lagi. Kulitmu beserta jaringan otot di bawahnya mulai membengkak. Cairan dalam tubuhmu menguap. Namun, kau bisa merasakan kelembaban di lidahmu yang mendidih, aliran darah ke jantung dan otakmu yang menyempit. Jangan khawatir, kau tidak akan membalon sampai meledak karena kulit manusia cukup kuat untuk menahan proses ini.

Radiasi kosmik menyengatmu sangat parah. Kau mulai mengalami kondisi medis yang disebut gejala dekompresi. Kau juga kehilangan kendali atas kandung kemih dan daya cengkram usus, membuat segalanya semakin berantakan.

Mati di luar angkasa, dirimu tidak segera membeku, meskipun suhunya sangat dingin. Tubuhmu pun tidak akan membusuk seperti biasa. Tanpa oksigen, kehidupan menjadi mustahil, begitu pula pelapukan dan degradasi. Kecuali, kau dilempar bersama pakaian luar angkasa yang sebelumnya dicopot sebelum jam eksekusi, tetapi hanya selama oksigen itu masih ada.

Mayatmu melayang-layang di ruang angkasa yang luas selama jutaan tahun sampai akhirnya kami temukan.

Prompt Desember 2022
"Aku dilempar dari atas kapal."
ᴅᴇᴅɪᴄᴀᴛᴇᴅ ᴛᴏ Blackpandora_Club