Kita Berhasil, Cheers!

708 71 1
                                    

H-1 Konser Seventeen di Tokyo Dome.

"Aku, Myungho sama Dino mau pergi ke restoran ramen setelah latihan. Hyung mau ikut kita, tidak?" Dokyeom bertanya pada Jeonghan yang sedang istirahat sejenak di atas panggung megah didalam venue.

"Malam ini aku mau pergi sama Seungcheol." Jawab Jeonghan.

Dengus kekecewaan terdengar dari ketiga yang lebih muda. "Ck, berdua saja?"

"Harusnya sih sama Joshua juga, tapi mendadak dia harus bersama keluarganya, jadi mungkin Joshua bakal nyusul ke tempat janjiannya."

"Kalian mau pergi kemana?" Tanya si bungsu penasaran.

"Jangan kepo ah."

"Ish! Berdua mulu udah kaya lagi bulan madu."

"Syirik aja kalian!" Jeonghan terkekeh senang setelah menjawab itu. 

Karena staff sudah mewanti-wanti anggota Seventeen untuk tidak pergi terlalu jauh dari hotel mereka menginap, akhirnya mereka hanya pergi di sekitar dome. Meskipun begitu mereka tetap bersenang-senang karena dome tersebut berada di pusat kota yang mana banyak pusat keramaian seperti taman bermain, pertokoan dan restoran.

Seungcheol dan Jeonghan memilih pergi ke taman yang tenang, karena seminggu lalu mereka sudah puas menikmati pusat kota.

Dua member tertua di Seventeen tersebut akhirnya duduk di salah satu bangku setelah puas berkeliling taman dan mengambil beberapa foto di ponsel mereka berdua. Waktu yang sudah menunjukan pukul 7 malam membuat taman tersebut sepi pengunjung.

"Woah! Besok kita akan tampil disana." Jeonghan berseloroh saat melihat bangunan Tokyo dome yang megah.

"Aku hampir tidak percaya kita sampai ke titik ini. 3 tahun belakang benar-benar berat buatku." Sendu Seungcheol. Dia yang harus hiatus selama hampir setengah tahun karena gangguan kesehatan dan pandemi yang terjadi di seluruh dunia turut berandil penting di dalamnya, juga beberapa faktor lain .

"Bukan cuma kau saja Seungcheol, yang kemarin memang tidak mudah untuk dilalui semua orang. Tapi lihat, salah satu mimpi kita sudah ada di depan mata."

"WOAH! Aku tidak tau bagaimana mengatakannya, tapi aku benar-benar bangga dengan kita semua. Besok, akhirnya Seventeen konser di tempat yang sangat megah. Dan semua tiketnya terjual habis." Seungcheol berseru bangga sekaligus senang.

"Ayo toss!" Jeonghan mengajak Seungcheol mengangkat tangannya.

Toss!

"Ayo kita guncang dome itu, besok." Seungcheol menunjuk bangunan megah tersebut dengan wajah penuh semangat.

"YEAH!!!"

Keduanya berteriak senang masih menggenggam tangan satu sama lain. Setelah puas berteriak, Jeonghan yang berniat melepas tautan tangan mereka tidak bisa karena genggaman erat Seungcheol.

"Terimakasih Yoon Jeonghan, karena dulu kau selalu menguatkan ku, mendengar keluh kesahku. Kau yang tidak pernah bosan mengingatkan ku terus tentang mimpi-mimpi besar Seventeen. Terimakasih karena masih bersamaku disini dan mewujudkan satu-persatu mimpi Seventeen." Seungcheol menatap Jeonghan tulus.

Setahun lalu mungkin menjadi salah satu masa terberat untuk Seventeen, tentu saja melanjutkan kontrak kedua bukan lah hal yang mudah untuk grup yang memiliki anggota banyak seperti mereka. Belum lagi menyatukan semua ego, bukan hal mudah untuk menomor duakan ego diri sendiri. Dan beruntungnya Seventeen mampu melakukan itu.

Jeonghan melepas genggaman tangan Seungcheol untuk kemudian memeluk yang lebih tua darinya. "Tidak. Aku juga berterimakasih padamu karena sudah menjadi leader yang hebat dan kakak tertua yang bisa diandalkan. Aku bangga dengan mu! Kita pasti bisa mengguncang tempat itu besok!"

"Aku juga. Bangga juga dengan kita semua! Seventeen yang terbaik! Terbaik terbaik!"

"Mingyu pasti tertawa kalau melihat kau begini."

"Ayo pergi! Joshua sudah nunggu di depan."

***

Setelah Konser Hari ke 2 Seventeen di Tokyo Dome.

Tepat setelah konser selesai, semua anggota Seventeen kembali ke ruangan khusus mereka. Lebih dari setengah anggota menangis terharu dengan keberhasilan mereka yang menggelar konser dua hari berturut-turut di salah satu dome terbesar di negeri Sakura dengan kehadiran penuh penggemar yang mana sudah menjadi impian mereka sejak debut.

Mereka bergantian memeluk staff yang mereka lalui disana, tak lupa mengatakan terimakasih dengan tulus yang membuat staff tersebut ikut meneteskan air matanya karena haru dan bangga melihat kerja keras mereka selama ini.

Tak berbeda dengan adik-adiknya, Seungcheol yang tertua pun menangis dipelukan Jeonghan. "Kita berhasil, Jeonghan." Bisiknya.

"Iya! Kita berhasil." Balas Jeonghan menepuk punggung besar Seungcheol.

Tangisan Seungcheol kembali pecah saat memeluk salah satu staff manajer yang ikut menemani Seventeen dari saat mereka debut hingga sekarang.

"Kau menangis, Seungcheol?"

"Hyung! aish! Biarkan aku memelukmu."

"Hahaha, Ya! Kenapa menangis?! Kau harusnya bersenang-senang! Seventeen akhirnya bisa konser disini."

"Hks, aku tidak bisa, hks." Seungcheil menjatuhkan lagi kepalanya di pundak manajer hingga membuat Jeonghan di sebelahnya terkekeh kecil.

"Oke, oke. Tidak apa-apa, menangislah. Aku tau kau menangis karena bangga kan? Kau hebat Choi Seungcheol! Kau hebat."

Karena ucapan manajer tersebut, akhirnya beberapa anggota Seventeen sadar lalu menggoda Seungcheol yang menangis seperti anak kecil. Hingga akhirnya saling olok pun tak terelakan diantara mereka, tapi kemudia berakhir dengan pelukan hangat.

"Kalian, ayo segera bersihkan semuanya. Setelah itu kita pesta makan malam, bos besar sudah memesan satu restoran penuh untuk kita semua." Salah satu staff manajer memberitahu mereka.

Baik anggota Seventeen, keluarga dan hampir semua tim yang terlibat dalam konser tersebut datang untuk merayakan keberhasilan konser yang penuh dengan CARAT selama dua hari berturut-turut.

Seperti biasa, Hoshi dan Seungkwan memberi sambutan dan menyuruh semua yang datang untuk mengangkat gelas mereka untuk bersulang. "Seperti kata leader tim kita dalam lagu, di pesta kita harus bersulang!!! Cheeeeerrrrssss!!" Seruan Seungkwan mengundang seruan heboh lain dari berbagai sudut restoran.

Semua orang tertawa bahagia malam itu, begitu juga anggota tertua Seventeen yang menatap satu-satu wajah angota dengan pandangan penuh bangga. Jeonghan yang menyadari sikap sang pemimpin grup, diam-diam menggenggam tangan Seungcheol di bawah meja, lalu tersenyum penuh makna pada si pemilik nama panggung S.Coups tersebut. Seperti apa yang keduanya lakukan diatas panggung tadi.

Seungcheol membalas senyum Jeonghan, keduanya berbicara melalui mata, lalu bersulang dan meminum dari gelas masing-masing.

Kita berhasil.

Siapa yang akan menyangka bahwa grup yang memulai debutnya dengan segala keterbatasan bisa melangkah sejauh ini. Tapi dibalik keterbatasan itu, mereka justru memiliki bakat yang tak terbatas dan memiliki mimpi yang tidak terbatas begitu pula ego mereka.

Seventeen tidak menyerah untuk mewujudkan mimpi mereka. Bahkan setelah mereka berhasil mewujudkannya, mereka masih akan melakukan lebih dari yang terbaik, bukan untuk mereka sendiri saja tapi untuk siapapun yang menyayangi mereka.

***

Pokoknya AKU BANGGA BANGET SAMA SEVENTEEN. Nangis banget pokoknya. Akhirnya SVT DOME TOUR TERWUJUD setelah ditunda 2 tahun. :"""""'

Love, scoupsnoona ❤

JeongCheol : MomentsWhere stories live. Discover now