Bab 1

4.1K 195 6
                                    

"Namanya Ayumi, anaknya pinter, lo pacarin aja biar ada yang ngerjain tugas lo

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Namanya Ayumi, anaknya pinter, lo pacarin aja biar ada yang ngerjain tugas lo."

Lerga menatap gadis yang saat ini berdiri di depan sana menjadi pusat perhatian semua orang, tangannya memegang piala. Dia baru saja dipanggil untuk menerima piala dan hadiah uang tunai atas penghargaan kemenangan olimpiade matematika dan sekarang dia dipamerkan pada seisi sekolah. Bibir gadis itu terlihat melengkung tersenyum ke arah lelaki paruh baya yang merupakan kepala sekolah di SMA-nya, yang memberikan piala pada gadis itu. Lerga mulai memindai, sebelum kemudian dia tersenyum sinis. Sangat bukan tipenya.

Plak!

"Jangan lo ajarin nggak bener ya, pacar gue!"

Seorang gadis yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan kedua lelaki di depannya langsung saja memukul lengan laki-laki yang menurutnya berusaha meracuni pikiran kekasihnya, setidaknya menurutnya Lerga adalah kekasihnya. Gadis itu kemudian maju dan mulai mengapit lengan Lerga.

"Kamu jangan dengerin omongannya, Andre, ya, Ga. Besok kalau kamu ada tugas kasih aja ke aku, biar aku yang kerjain," ujarnya manja.

Andre yang sempat mendesis karena pukulan gadis bernama Sasa itu kemudian mendengus. "Jangan mau, Ga. Yang ada nilai lo NOL BESAR nanti!" ujarnya menyambar, menekan kata-katanya.

Sasa langsung mendelik. Tapi, kemudian dia kembali menatap pada Lerga yang hanya tersenyum geli melihatnya. Mau tak mau membuat wajahnya bersemu merah.

"Makasih untuk penawarannya, Sasa, tapi apa yang dibilang Andre bener. Bisa-bisa nilai gue nol besar kalau lo yang ngerjain," ujarnya tapi dengan senyuman menggoda.

Sasa tahu, Lerga itu tampan. Tapi, kalau tersenyum seperti ini kenapa kadar ketampanannya jadi berkali-kali lipat. Membuatnya yang tadinya kepanasan karena upacara yang tak juga selesai di tengah lapangan jadi sejuk. Dia kemudian hanya tersenyum malu-malu dan mengangguk. Bodo amat dengan ucapan Lerga yang sebenarnya menjerumus pada isi otaknya yang kosong. Toh, itu memang benar.

"Apa gue bilang, benerkan!?" Andre lagi-lagi menyela, dia memajukan wajahnya hingga tepat di samping kepala Sasa yang langsung membuat gadis itu menjerit.

"Lo apa-apaan, sih, Setan!" teriak Sasa karena wajah Andre yang menurutnya kaya Setan. Jika Lerga tampan maka Andre kebalikannya, membuatnya eneg saja ingin muntah.

"SASA! KAMU KENAPA TERIAK-TERIAK?! KAMU NGGAK LIHAT PAK KEPALA SEDANG BICARA DI DEPAN SANA!" Seorang guru wanita dengan tatapan galaknya berteriak dari arah belakang, membuat gadis yang baru saja berteriak itu mengerucutkan bibirnya sebal.

"Syukurin!" Andre dengan tawa di tahan berujar di belakang punggung Sasa, mengejek.

Sasa menoleh, memberikan tatapan nyalangnya pada laki-laki yang menurutnya adalah alasan dia dimarahi Bu Ani--guru BP mereka. Dia ingin merangsek menghajar wajah pemuda itu saat tangannya di tahan seseorang. Dia mengerjap saat mengetahui siapa yang menahan lengannya. Wajahnya yang sebelumnya masih cemberut berubah menjadi penuh dengan senyuman.

Ayumi; Young MotherTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon