Pukulan

5 1 0
                                    

Setelah menerima surat pembagian kelas, keesokan harinya Seba, Kasungka, dan Karo menuju kelas masing - masing, Seba untuk pertamakalinya berjalan sendiri tanpa saudaranya Kasungka. ia mencari kelas 1G. setelah beberapa lama mencari dan bertanya pada beberapa anak, akhirnya seba pun sampai di kelas 1G kelas di ujung lorong, ia perlahan masuk, tatapan para murid yang sudah terlebih dahulu berada di dalam kelas tertuju padanya, namun seba dengan cuek pergi dan duduk di bangku paling belakang disamping jendela kelas dan kemudian diam membuat anak anak lain perlahan mengabaikanya. suara keramaian kelas berbaur dengan suara hujan pagi itu, mengawali pelajaran pertama. nampak seorang guru berbadan kurus berkacamata, dengan rambut belah tengah masuk kedalam kelas bernama Muklis, pelajaran berjalan normal seperti pelajaran pada umunya. pelajaran di padepokan ini dibagi menjadi dua, pendidikan umum dan pelatihan khusus, hingga setelah istirahat siang mereka diminta untuk berkumpul di sebuah ruangan besar Pelatihan kelas 1G, didalam nampak kakek Kamasura yang sudah menunggu mereka, "ah...Setelah pelajaran yang membosankan akhirnya tiba juga pelatihan yang aku nanti" ucap salah satu murid berambut pirang dengan penuh semangat dan cengegesan, disamping seba bernama Jaka, membuat seba menoleh kearahnya, namun dengan tiba tiba dia menggeplak pundak seba dengan satu tangan.

Jaka :"Akhirnya kau menoleh juga hehehe.....dari tadi kau nampak sangat serius menyimak pelajaran hingga tak ada satupun siswa lain yang kau pedulikan, kau orang yang punya cakra besar itu kan. aku melihatmu ketika tes pembagian kelas waktu itu, maka dari itu kau mulai sekarang adalah rivalku ha..ha...ha... perkenalkan aku jaka Ukara, aku memang sudah mengira akan masuk devisi tangan kosong, karna keluargaku juga gitu semua he..he..he. aku sudah berlatih beladiri semenjak usia tiga tahun dan sangat menyukai pertarungan, namamu seba kan salam kenal..,(tersnyum dengan ramah)

Kamasura : "selamat datang anak anaku, mungkin ada beberapa dari kalian yang merasa kecewa dengan hasil bahwa kalian tidak bisa menggunakan pusaka, namun jangan kawatir pelatihan tangan kosong akan mengasah kemampuan kalian bahkan lebih hebat dari mereka, toh masih banyak senjata biasa yang bisa kita gunakan seperti tongkat pedangku ini meski tidak bisa dialiri cakra kita bisa mempergunakanya, dahulu aku sangat ingin menjadi prajurit pusaka pedang, dan ternyata aku tidak punya bakat pusaka, namun dengan latihan keras dan ketekunan aku mampu mencapai semua ini. hal paling dasar yang perlu kita pelajari saat ini adalah membuka titik cakra pertama, setiap manusia memiliki cakra yang berbeda beda namun masih belum digunakan karna belum terbuka, dengan menggunakan cakra kemampuan reflek, stamina dan insting kita akan meningkat drastis" cakra di bagi menjadi tujuh, dan hari ini kita akan coba membuka cakra pertama kalian pertama tama ikuti latihan nafas ini.

hari demi hari mulai berlalu satu persatu siswa akhirnya mampu menggunakan cakra, ujian semester pun dimulai, seluruh siswa di minta untuk memilih pasangan dan saling bertarung, dengan penuh percaya diri dan semangat tentu saja jaka meminta seba untuk bertarung denganya. karna menurutnya Seba adalah siswa terkuat dikelasnya. pertarungan pun dimulai dengan Kamasura sendiri sebagai wasit, pertarungan akan dihentikan jika salah satu menyerah atau mengalami cidera dan tidak bisa melanjutkan pertarungan, dengan sangat cepat jaka melakukan tendangan kearah kepala seba, yang untung saja mampu dihindari, tak mau kalah seba melakukan tendangan sabit kearah bawah mengincar bagian kaki jaka agar terjatuh namun dengan gesit jaka melompat kebelakang menghindari serangan seba, dua sekawan itu saling senyum dan melanjutkan pertarungan seba berinisiatif melakukan tendangan memutar andalanya, namun tak bisa dipercaya jaka mampu menangkap kaki seba lalu membantingnya dengan sangat keras, memang dari segi postur jaka diuntukan karna memiliki badan yang lebih besar. seba mengerang kesakitan, namun dengan cepat bangkit. terlihat wajah jaka bersemangat "ayolah kawanku seba....lebih serius lagi" mendengar itu sebapun bangkit dan melakukan tendangan cepat kearah badan bagian samping jaka yang berhasih ditahan dengan tanganya, pertarungan berlanjut jaka mulai serius ia membuka cakra pertamanya aura berwarna merah menyelimuti tubuhnya, tak mau kalah kini seba juga sudah diselimuti cakra merah cakra pertama. pertarungan mereka semakin sengit, tendangan dan pukulan silih berganti dilepaskan oleh mereka berdua, hingga pada suatu momen pukulan jaka begitu kuat telak mengenai seba hingga ia terpental cukup jauh, disusul dengan pukulan kedua yang sebentar lagi akan dilepaskan. saat terdesak tiba tiba aura cakra merah berubah menjadi biru yang merupakan cakra tingkat enam, tanpa sadar seba mengepalkan tanganya yang diselimuti aura biru begitu besar mengarah pada Jaka, sepersekian detik Kamasura sudah berada diantara mereka berdua menerima pukulan kuat dari depan dan belakang membuat mulut kakek itu mengeluarkan darah. Kedua bocah itu sontak sangat kaget dan merasa bersalah melihat kakek Sura terluka, namun tubuh tuanya masih berdiri kokoh bahkan meski mulutnya mengeluarkan darah ia masih bisa tertawa.

"Ha ha ha... baik waktu habis, waktunya untuk pulang ke asrama" ucap kakek itu yang terlihat jelas ia menahan sakit namun mencoba tetap sepeti biasanya agar para murid tidak kawatir, setelah pukulan jaka dan seba diterimanya. Selang beberapa jam Seba yang terus saja kepikiran memutuskan untuk kabur dari asrama guna menengok keadaan kakek kamasura, dibantu Karo dengan akal cerdasnya, mengelabuhi penjaga agar seba bisa kabur, dan berhasil seba kini berada di luar padepokan. Dia bertanya dengan penduduk sekitar dimana kediaman kakek Kamasura, hingga akhirnya diapun sampai disebuah rumah dengan banyak ukiran kayu menghiasi rumah. Tanpa ia duga Jaka juga menuju kerumah kakek kamasura ia baru saja datang dari sisi jalan lain, mereka berduapun mengetuk pintu. Dibukalah pintu itu nampak gadis yang tidak asing lagi bagi seba, "Ah Seba, ada keperluan apa datang kemari, bukankah tidak boleh meninggalkan asrama" ucap Kamasri bertanya tanya,

Seba : "Maaf aku ingin melihat kondisi kakek sura...

Kamasri terdiam sejenak lalu suara seorang pemuda terdengar "Sri siapa diluar, kalau itu temanmu ajak mereka masuk" ucap pemuda itu,.

Kamasri : baik kak..... yasudah ayo masuk, kakek ada di kamarnya...

Mereka bertigapun berjalan menuju kamar kakek Kamasura, di dalam nampak kamasura yang diobati oleh seorang pemuda bernama Kamasuki cucu dari kamasura dan kakak dari Kamasri, terlihat luka memar yang begitu besar di bagian dada kamasura tempat pukulan seba saat latihan tadi, dan sedikit memar di bagian belakang pundak kamasura oleh pukulan Jaka.

Melihat kondisi sang guru, Seba dan kasungkapun bersimpuh memohon maaf pada Kamasura, yang seperti biasa sang kakek malah tertawa..

Kamasura : "Ha...ha..ha... tak perlu kalian pikirkan, aku justru senang melihat murid murid berbakat seperti kalian, namun adahal penting yang perlu kalian pahami, kendalikan emosi kalian, terutama kau seba, dan Jaka kendalikan semangatmu yang meledak ledak itu. dalam pertarungan kita juga butuh lebih rileks, cobalah lebih tenang, tapi satu pertanyaanku kalian menjenguk orang sakit tapi tidak membawa apapum parah sekali ha..ha..ha..."

"maaf guru kami lupa" serentak mereka menjawab sembari menggaruk kepala,

Kamasura : Ha..ha..ha... Tak apa aku cuma bercanda, habiskan minumanya dan segera kembali, aku tau kalian pergi kesini tanpa izin kan, berhati hatilah jangan sampai ketahuan Darda loo....

sembari meminum minuman buatan sri dalam hati Jaka sebenarnya sangat kaget, Kakek Kamasura saja sampai memar seperti itu, jika saja tidak ada kakek Kamasura, entah apa yang terjadi nantinya, setelah satu jam berlalu merekapun berpamitan untuk pulang, dalam perjalanan seba tiba tiba meminta maaf pada Jaka ia merasa bersalah karna lepas kendali dan hampir menyelakainya, namun dengan santai jaka menjawab bahwa dia tidak akan mudah dikalahlan semudah itu, agar membuat seba tidak larut dalam rasa bersalah.

lima tahun berlalu...


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 14, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AGHARTA Dunia Tanpa MalamWhere stories live. Discover now