Padepokan WONOSESO

11 1 0
                                    

"Hore kakek sudah pulang, Loh Mereka Siapa.....?"

suara seorang gadis kecil menyambut dari sebelah kanan dan bertanya kepada Kamasura, membuyarkan pandangan Seba dan Kasungka. seorang gadis kecil dengan rambut panjang dan poni menghias wajah imut tersenyum dengan ramah,

"Oh iya Kenalkan mereka Seba dan Kasungka, Mereka datang dari jatisari, Kakek Membawa mereka kesini untuk belajar, dan bersekolah denganmu" ucap Kamasura kepada gadis kecil,

"Perkenalkan dia KamaSri, dia adalah cucuku, dia seumuran dengan kalian berdua, aku harap kalian bisa akrab" Kamasura berkata kepada Seba dan Kasungka,

merekapun bersalaman dan saling berkenalan mata seba yang tak berkedip, tak bisa menutupi kekagumanya kepada gadis kecil tersebut.

Kamasura : Sri Bawa mereka ke Padepokan dan tunjukan asrama mereka, bawa surat ini dan tunjukan kepada penjaga, ini adalah surat pendaftaran yang sudah kutandatangani. oh iya ini kakek juga membawakan oleh-oleh untukmu, kakek harap kamu suka. ( memberikan sebuah kalung emas dengan liontin batu giok yang hanya terdapat di pulau jatisari, berbentuk daun semanggi )

Kamasri : "Wah bagus sekali kakek, terimakasi yaaaa... Sri akan selalu menjaganya" ( dengan wajah senang, sembari memakai kalung itu )

KamaSri: "ayo kalian berdua, ikut aku akan kutunjukan, Tempatnya tidak jauh dari sini jadi kita bisa kesana dengan berjalan kaki saja" ( dengan senyum Ramah )

Kasungka : "Terimakasih Kamasri, Hey Seba kenapa kau diam saja dari tadi, kau tidak akan bisa mendekatinya jika diam saja, he..he..he..." ( dengan jail menggoda Seba )

Seba : Sudah sudah mari kita berangkat. ( dengan pipi merah, megalihkan pembicaraan Kasungka )

dalam perjalanan menuju padepokan dilihatnya hiruk pikuk masyarakat Wonoseso, banyak prajurit berjaga disetiap sisi kota, mengenakan seragam hitam dengan lambang elang merah didada, dengan sabuk putih dipinggang dan jubah hitam, selang waktu berlalu kini mereka tiba di sebuah padepokan besar, tampak tangga terbentang dari kanan ke kiri di depan bangunan menjulang tinggi berwarna hitam dengan ornemen emas, dengan panji panji bergambar elang merah, susunan jendela tampak pada bangunan, dengan beberapa tingkat, menghiasi bangunan itu. setelah Kamasri memberikan surat kepada petugas, pintu besar dengan ukiran elang perlahan dibuka oleh penjaga kini mereka bertiga perlahan memasuki bangunan tersebut. di aula mereka di sambut dengan pemandangan lima pilar besar berjajar yang pada masing masing pilar terdapat Emblem bergambar berbeda,

Seba : "Sri apa kau tau emblem apa itu? ( menunjuk ke lima emblem )

KamaSri : itu adalah lima emblem pengabdi negara, indah bukan. setelah selesai dari pendidikan di padepokan ini kita akan di kirim ke salah satu dari 5 devisi pengabdi negara tersebut, pilar pertama yang bergambar pedang dan belati disebut Akramana, hanya sedikit yang bisa masuk ke devisi tersebut. Pilar kedua yang bergambar gada dan perisai disebut Raksa, cukup banyak orang yang masuk kedevisi ini, meskipun juga tidak semudah itu. Pilar ketiga yang bergambar panah disebut Bana, sama dengan devisi pertama cukup sedikit orang yang masuk devisi ini meski masih lebih banyak dari pada devisi pertama. Pilar keempat yang bergambar buku disebut Janam orang yang masuk devisi ini relativ sedang, tidak banyak juga tidak sedikit, dan pilar kelima dan pilar terakir yang bergambar dua tangan bersilang disebut Nagna, sama dengan devisi keempat devisi ini rata rata sedang tidak banyak dan tidak sedikit, kakek ku Kamasura pernah memimpin pasukan ini sebagai komandan.

Kasungka : Wah ternyata kakek Sura, orang berpengaruh di tempat ini...

Kamasri : Ah tidak juga, Devisi Nagna sering disebut devisi pasukan tangan kosong biasanya mereka hanya di tugaskan untuk keamanan masyarakat dan penjagaan, untuk upah dari negara untuk merakapun relatif kecil karna mereka tidak bisa mengeluarkan pusaka.

Seba : Pusaka...? apa itu...?

Belum sempat KamaSri menjawab, seorang wanita paruh baya berbadan gemuk berambut keriting menegur mereka, "hay kalian bertiga cepat kembali ke asrama kalian, sebentar lagi waktunya untuk tidur, jika kalian masih berkeliaran jam segini kalian akan saya hukum, perempuan itu bernama bibi Dandra, Ibu Asrama para murid muda di padepokan tersebut.

KamaSri : "tapi bi...aku diminta kakek Kamasura untuk mengantarkan mereka ke asrama laki-laki"

Bibi Dandra : "Biar bibi yang mengantar mereka berdua ke asrama, kamu kembalilah ke kamarmu dan tidur"

KamaSri pun kembali ke kamar, tak berselang lama sampailah mereka di Asrama di bagian belakang padepokan, lalu masuk ke kamar mereka, terdapat tiga kasur, satu ranjang tingkat dan satu ranjang terpisah, didalam nampak seorang bocah berkaca mata tersenyum dengan ramah.

Bibi Dandra : "Karo...mereka berdua akan menjadi teman sekamar mu, bibi harap kalian akrab dan jangan pernah bertengkar, okeee..."

setelah mengantarkan Seba dan Kasungka, Bibi Dandrapun lekas pergi dari kamar mereka, membiarkan tiga bocah itu saling berkenalan,

Karo : "Selamat datang, Perkenalkan aku Karo Santama, dari keluarga Santama, aku penduduk asli sini, kalian berasal dari mana?

Kasungka : Perkenalkan aku Kasungka dan ini Saudaraku Seba, Kami dari Pulau Jatisari, Negara bagian di sebelah selatan Wonoseso, Salam kenal.

Karo : Wah...wah... kalian berasal dari negara bagian lain yah. kalau boleh tau dari keluarga mana kalian berasal, kalian belum menyebutkan nama keluarga kalian, Padepokan ini adalah tempat elit dari keluarga keluarga berpengaruh di bagian bumi selatan. ayahku adalah dokter terkenal mungkin saja orang tua kita saling kenal.

Seba : "Kami tak punya keluarga, nama kami tak bermarga, kami di buang oleh orang tua kami sewaktu masih bayi dan hidup dari mengumpulkan rongsokan. kami datang kesini oleh ajakan Kakek Sura.

Karo : "siapa kau bilang Kakek Sura, Mantan komandan itu,"Maaf kalau sudah menyinggung kalian"kalau aku sih tidak masalah dengan latar belakang kalian, namun yang perlu kalian tau banyak keluarga berpengaruh dan berbakat yang menyekolahkan anak mereka ketempat ini. jangan dekat dekat dengan mereka atau kau akan kena masalah. oh iya disini kalian tidak boleh mengenakan baju lusuh itu, lemari tengah dan kiri itu milik kalian, didalamnya terdapat seragam sekolah dan baju tidur, segera mandi dan ganti pakaian kalian. kita harus lekas tidur untuk hari pertama kita masuk besok"

Segera Seba dan Kasungka bergegas mandi, baru pertama kalinya mereka mandi ditempat sebagus itu, biasanya mereka hanya mandi disungai, Selepas mandi dilihatnya seragam mereka, baju hitam dengan kerah putih dengan tali dibagian depan, tak lupa dengan logo elang merah didada, celana hitam dengan kerutan dimata kaki dan sepatu sandal hitam, pakaian bagus pertama yang mereka kenakan selama hidup mereka, keesokan harinya dengan semangat seba dan kasungka sudah mengenakan seragam dengan rapi, bahkan sebelum Karo bangun.

Sebelum kelas dimulai karo mengajak seba dan kasungka sarapan terlebih dulu di kantin. terlihat disana banyak murid disetiap meja menghadap makanan masing masing.

Kasungka : "Karo..Kenapa kita kesini, aku tidak punya uang sepeserpun. mungkin lebih baik aku dan Seba kembali saja."

Karo : "Tenang saja, makanan disini memang disediakan untuk siswa jadi semuanya gratis, kalian tidak perlu kwatir"

mendegar ucapan Karo, Seba dan Kasungka segera bergegas meninggalkan karo dan mengambil makanan sebanyak banyaknya. dengan wajah lapar mereka berdua makan dengan lahap, Tanpa memperdulikan tatapan orang seisi kantin kepada mereka, wajah ceria memancar di wajah dua bocah itu. Segera karo mengambil makanan dan mencoba bergabung dengan Seba dan Kasungka namun tiba tiba ia terjatuh, seorang siswa bernama Roki barusaja menjegal karo hingga dia terjatuh.

Roki : Kalau punya mata lihat lihat dong, Oh ternyata dua bocah rakus itu teman mu ya...pasti kalian bertiga berasal dari kampung ( diikuti dengan tawa teman semejanya )

namun tanpa ia sadari Seba sudah tiba di depan roki membantu Karo berdiri, kemudian dengan tatapan tajam Seba meraih kerah roki dan berkata "jika kau mengganggunya lagi kau akan berurusan denganku"


AGHARTA Dunia Tanpa MalamWhere stories live. Discover now