-FOURTEEN

2 3 0
                                    


Hari ini hari minggu, ditandai dengan warna merah di kalender. Hari ini libur, kecuali Sekar. Sekar tetap berkerja walau hari minggu. Ia hanya dapat jatah libur dua kali dalam sebulan oleh bosnya. 

Di sebuah kamar yang tak terlalu lebar dan juga tak melulu sempit. Kamar itu terasa sangat begitu sedikit lembab, karena sangat minim sekali cahaya matahari yang mampu menerobos di sana. Lampu masih tampak menyala di sana, sebab suasana di kamar ini akan tampak begitu gelap jika lampunya dimatikan. Jadi dapat menambah sedikit kehangatan  walau sedikit lembab.

Di atas sebuah ranjang di kasur yang sedikit keras, terbaring Rosy yang tengah merebahkan tubuhnya miring sembari memeluk guling. Tidak ada banyak hal yang dapat ia lakukan dihari libur seperti ini. Tak ada agenda jalan-jalan bersama teman atau kekasih, karena mereka masing-masing sibuk sendiri dengan kegiatanya. Jadi yang hanya mampu ia lakukan berbaring memeluk guling sambil bolak-balik merubah posisi dan merubah hadap. Sangat begitu membosannkan.

Benda pipih yang kerap orang-orang menyebutnya sebagai ponsel pintar itu bergetar. Mengetarkan sedikit kasur alotnya yang memberikan sensasi dret ... dret. Rosy meraih benda menyala-nyala itu. Sebuah pesan masuk terpampang jelas di sana.

Iyan
Bebz, aku udah di toko motor buat beliin motor kamu nih.
08.30

Mata Rosy terbelalak terkejut, dengan segera ia duduk bersila. Bibirnya berbentuk 'O' lebar, ia sedikit tak percaya rasanya seperti ini. Dengan jari yang amat lincah, Rosy cepat-cepat memencet tombol keyboard di ponsel pintarnya lalu menekan tombol 'sent' di ponselnya lalu terkirim pada Iyan.

Rosy
Hah? Yang bener, Bebz? Gak bercandakan? Serius akan belikan aku motor?
08.31

Tak lama kemudian balasan dari Iyan terkirim lagi di ponselnya.

Iyan
Iya, Bebz. Aku kan sudah janji.
08.32

Rosy tampak tersenyum-senyum senang ia gak nyangka keinginananya dituruti oleh kekasih hatinya itu.

Iyan
Jadi segera kirim alamat rumah kamu ya. Langsung aku tujukan ke alamat rumah kamu.
08.32

Rosy tampak terdiam membaca pesan Iyan yang berikutnya. Alamat rumah? batinya. Ini yang membuatnya berfikir dan bingung bagaimana memberikan alamatnya ini. Alamat rumah ini? Rumah kakak iparnya. Nggak mukin banget, bisa ketahuan tar kalau sekarang dirinya miskin. Lebih-lebih jika Iyan datang langsung ke rumah ini untuk menjemputnya, karena udah dikasih tahu alamatnya. Alamat lama? Lebih tidak memukinkan, karena bisa jadi rumah lamanya udah dihuni sama orang baru.

Entar juga bakal ketahuan lagi jika sekeluarga sudah pindah rumah. Tetap memberikan alamat rumah yang lama, dengan berpura-pura itu rumahnya? Tapi gak tahu juga kapan motor pesanannya itu datang. Bisa-bisa dapat membinggungkan yang punya alamat karena tidak merasa beli motor. Lebih buruk, jika pemilik alamat rumah mengakui jika benar-benar beli motor itu, gak jadi punya motor dong Rosy. Lalu gimana tanggapan Iyan, yang ternyata alamatnya salah sasaran? Buang-buang duit juta-jutaan, apa gak nangis bombai dia.

Rosy tampak garuk-garuk kepalanya binggung, dengan segera ia balas pesan Iyan.

Rosy
Gimana kalau aku ikut ke toko motornya? Jadi kamu jemput aku dulu, di tempat biasanya kamu tunggu aku berangkat sekolah. Sekalian tar aku milih sendiri motor yang aku suka.
08.35

Rosy tampak menghela napas gusar, semoga alasanya ini dapat diterima Iyan. Tak lama kemudian ponselnya bergetar, sebelum ia siap membaca ia berdoa dulu, semoga Iyan setuju. Lalu Rosy membaca pesannya.

Iyan
Boleh juga. Ya udah kamu segera siap-siap ya, Bebz. Aku jemput dan tunggu kamu di tempat seperti biasanya.
08.36

Seperti mendapat kemangan, Rosy bersorak gembira bagai pesepak bola yang berhasil mencetak gol di gawang lawan. Ia berloncat-loncat gembira di atas ranjang sampai menimbulkan decitan di dipannya yang ringkih. Di sebelah kamarnya, adalah kamar kakanya. Decitan itu pasti terdengar di kamar sebelah. Kakaknya pasti keheranan, mendengar decitan bersumber dari dipan yang teraniaya. Suara decitan dipan itu pasti kakaknya pikir seperti decitan dipan yang digunakan  pasangan suami istri disaat malam hari, paham kan?

MENGGENGGAM RASAWhere stories live. Discover now