Bagian 21 : Fought to Death

728 38 9
                                    

Ezra memperhatikan Kenzo dengan seksama, mereka berdua memiliki tubuh yang mirip dan tidak seperti korban sebelumnya, dia tidak bisa menutupi niatnya yang sebenarnya dengan cara merayu karena lawannya kali ini adalah lelaki.

Ezra telah memperhitungkan pertemuan ini akan berakhir dengan kekerasan, jadi secara mental lelaki itu sudah mempersiapkan dirinya untuk menerima rasa sakit, sangat sadar bahwa apa yang akan dia lakukan berisiko. Udara menebal dengan ketegangan saat mereka mendekat satu sama lain. Kenzo gugup, setelah meremehkan Ezra dan mempermainkan Euthalia.

Kenzo memang sudah memprediksi akan ada pertarungan tinju atau bahkan semacam pertempuran bisnis atau ancaman politik di antara keluarga mereka, tetapi tidak dengan situasi ini.

Tidak sekali pun dia ingin melihat seorang maniak atau psikopat manapun mengacungkan pisau di depannya dan sangat berharap itu hanya lelucon, ancaman kosong agar tidak main-main dengan pacarnya, tetapi ketika mereka mengunci mata, dia melihat niat jelas Ezra adalah untuk membunuh.

"H-Hei dengar, aku minta maaf tentang Euthalia... A-Aku bersunguh-sungguh " dia tergagap tidak bisa menyembunyikan ketakutan dalam suaranya.

"Sudah terlambat untuk meminta maaf" desis Ezra yang maju selangkah.

"Bung, ayolah aku tidak akan melakukannya lagi" Kenzo terus memohon, "Aku berjanji!"

"Oh...Aku tahu kamu tidak akan melakukannya lagi..." Ezra menyeringai jahat "...karena kamu tidak akan hidup setelah ini"

Dia mendekati Kenzo menyesuaikan cengkeramannya pada gagang pisau, bersiap untuk menerjang. Kenzo terkejut dengan kecepatan lawannya, dia tidak mampu bereaksi cukup cepat untuk menghindari tebasan di perutnya, meringis saat baja dingin merobek dagingnya.

"GaAghh!" Dia mendengus terhuyung mundur ke meja, jari-jarinya kebetulan mendarat di balok kayu besar dan tebal dan dia hampir tidak punya waktu untuk menggenggamnya sebelum Ezra menyerangnya lagi.

Dengan menggunakan papan sebagai tameng, dia menangkis serangan Ezra, mengambil kesempatan untuk memukul perut Ezra sehingga membuatnya kehilangan keseimbangan. Kenzo terus mengayunkan papan dengan panik ke arah Ezra, mengenai sisi kepala membuat luka di dahi Ezra yang membuatnya jatuh terkapar ke lantai. Saat itulah Kenzo menjatuhkan talenan tepat di atas kepalanya, menyaksikan dengan ngeri kala Ezra mengangkat dirinya dari lantai.

Tangan dan wajahnya berlumuran darah, matanya menyala liar dengan amarah kebinatangan sambil terus tersenyum seperti orang gila.

"Apa yang salah denganmu!!" Kenzo berteriak, "Apakah kamu gila?"

"...mungkin" jawab Ezra dengan tenang, menjilati darah dari bibirnya dan melotot lapar pada mangsanya.

"Ng..ah" Kenzo meringis memegangi perutnya, dia melawan rasa pusing yang mengancam mengaburkan pandangannya.

Namun Ezra berdiri tegak, siap untuk menyerang. Kenzo tahu pada saat itu adalah pertarungan sampai mati, entah dia atau Ezra.

Dan saat adrenalin membanjiri nadinya, Kenzo panik, bergegas ke arah pisau yang terlepas dari genggaman Ezra untuk mengamankannya dan mengacungkannya dengan kikuk.

"Persetan denganmu!" Dia menggeram menyerbu ke depan untuk mengayunkan pisau ke Ezra.

Ezra sebagai yang paling cepat di antara keduanya, menghindar ke samping namun tidak cukup menghindar sepenuhnya sehingga pisau mengiris bahunya tetapi cukup untuk menghindari tebasan fatal di leher.

"Ck" Ezra menggertakkan giginya melawan rasa sakit yang merobek lengannya tapi tidak menghentikannya meraih pergelangan tangan Kenzo untuk mencegahnya melakukan serangan lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 12, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐁𝐮𝐥𝐥𝐲'𝐬 𝐎𝐛𝐬𝐬𝐞𝐬𝐢𝐨𝐧Where stories live. Discover now