Part 9

3.4K 102 0
                                    

Mobil Rio kali ini diwarnai celoteh Ify, tak lagi sunyi seperti saat keberangkatan tadi yang lebih cenderung menegangkan untuk keduanya. Gadis itu seakan menemukan lagi jiwanya setelah mendengar penjelasan Rio. Begitu pula Rio yang berhasil meyakinkan Ify untuk tetap bertahan.

Bila aku jatuh cinta..

Aku mendengar nyanyian seribu dewa-dewi cinta menggema dunia..

Bila aku jatuh cinta..

Aku melihat matahari kan datang padaku dan memelukku dengan sayang..

Sebuah lagu yang diputar dari radio tape di mobil mewah itu menghentikan sejenak aktivitas Ify. Ia memilih diam memperhatikan lagu itu. Lagu yang menurutnya memiliki arti yang begitu dalam, musik yang sederhana justru membuat makna yang ada di dalamnya lebih tersampaikan.

"romantis ya kak lagunya?" tanya Ify dengan raut berseri meminta pendapat Rio yang sedang berkonsentrasi menyetir, berharap lebih jika Rio memikirkan hal yang sama dengannya.

"berlebihan gitu." Jawab Rio seadanya. Tak sedikitpun ia mengalihkan perhatiannya dari jalanan kepada Ify.

Ify mengerucutkan bibirnya. Ia sama sekali tak puas dengan jawaban Rio, malah justru sebal.

"ihh.. kakak nggak romantis!"protes Ify sambil melipat kedua tangannya di depan dada kemudian membuang mukanya, memilih melihat pemandangan yang membentang di tepi jalanan yang mereka lewati.

"lah? ya emang aku begini." kata Rio membela diri.

"nyebelin!" seru Ify kesal

"childish!" balas Rio dengan nada yang sama dengan Ify.

"galak!"

"cengeng!"

"keras kepala!"

"manja!"

"egois!!!!" Ify berteriak tak mau kalah.

"I love you.." ucap Rio lembut sambil meletakkan telunjuknya di bibir Ify dan menatapnya lembut sekilas sebelum kembali fokus menyetir. Ify terdiam, memilih kembali mengalihkan padangannya ke arah lain, menyembunyikan rona merah yang kembali menyulur di kedua pipinya.

Tak menemukan sesuatu yang menarik untuk dilihat, Ify kembali menatap Rio. Menatap mata sayu namun sangat membunuh milik kekasihnya. Mata yang selalu mampu membuatnya bertekuk lutut pada laki-laki tampan itu. Beruntung sekali Rio karena Sang Pencipta menganugerahkan senjata seampuh itu padanya.

Merasa terus diperhatikan, Rio menoleh sekejap pada Ify.

"kamu boleh kedip, Fy, aku janji muka aku enggak berubah." Seloroh Rio kalem.

"apaan sih?" Ify salah tingkah karena tertangkap basah sedang memperharitikan Rio tanpa berkedip. "aku baru sadar, Alvin lebih ganteng dari kamu ternyata!" goda Ify mengalihkan perhatian.

"ohh.. fine, you can go with him, and forget me." Balas Rio sarkatis. "and don't wish you meet me next time." Lanjutnya. Ia benar-benar tak suka Ify membicarakan Alvin di hadapannya, apa lagi dibandingkan dengan laki-laki yang jelas-jelas sedang berusaha keras memisahkannya dengan bintang hatinya. Ify dapat melihat tatapan Rio yang kembali dingin dan tangan kekarnya mencengkeram stir kuat-kuat. Dan Ify sadar jika ia baru saja salah bicara, dan ia sadar ternyata Rio seorang pencemburu berat.

"sorry, I didn't mean to hurt you, really.." ucap Ify lirih. Ia menggigit bagian bawah bibirnya menunggu reaksi Rio.

Melihat reaksi Ify yang begitu merasa bersalah dan sedikit ketakutan, Rio membuang jauh-jauh emosinya kemudian mengacak-acak lembut puncak kepala Ify.

Song Of LoveWhere stories live. Discover now