Part 12 - a

3.4K 104 0
                                    

Mobil sport itu melaju membelah jalanan yang mulai senggang karena penggunanya mukin sudah mulai didekap sang mimpi. Sesekali mata sayunya menatap ke langit gelap yang memayungi bumi malam ini. Cerah, bahkan sangat terang, tetapi tak sebutir intan pun yang biasanya menghadirkan percikan binarnya untuk sekedar memberi cerca keceriaan di langit yang muram malam ini bercokol.

Kembali, setelah entah sudah berapa kali hal ini ia lakukan, pemuda tampan itu menghela nafas, sedikit semangat yang ia harapkan tak ia dapatkan. Matanya yang masih sedikit sayu dan pucat itu beralih pada gedung-gedung dengan pencahayaan berlebihan yang membingkai jalanan. Light polution, polusi cahaya, cahaya buatan -cahaya lampu- yang mengalahkan cahaya kecil dari kilauan butiran bintang sehingga walaupun tak tertutup mendung, bintang tak mampu menunjukan cahayanya untuk setiap insan yang menantinya.

Rio -pemuda tadi- melirik arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Lebih dua puluh menit dari pukul sepuluh malam. Masih terlalu sore untuk menjalankan misinya. Rumah besar milik keluarga Umari pasti masih dipenuhi para penjaga yang masih waspada. Terlebih dari tempatnya berada sekarang, hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk sampai di kediaman orang terpandang itu.

Sebuah ide kini menetas di kepalanya, sesuatu yang mungkin akan menjadi pemanis malam ini, sedikit memberi warna cerah pada ruangan gelap yang akan segera dimasukinya, dan entah terletak dimana dan bagaimana ujung ruangan itu. Segera Rio memutar laju kendaraannya ke sebuah tempat yang sering ia kunjungi dahulu.

***

Malam semakin larut, dan Ify masih terjaga. Mata indahnya rasanya sangat sulit terpejam. Banyak hal yang kini berkecamuk dalam pikirannya. Hal-hal yang saling berhubungan satu dengan yang lain, namun belum tentu bila yang satu terselesaikan maka yang lain akan turut usai.

Dan satu hal yang paling mengusik pikirannya adalah keadaan Rio saat ini. Kekawatirannya pada sang pangeran hati. Masih Ify ingat betul raut pucat milik kekasihnya itu saat terakhir kali mereka bertemu, darah yang tiba-tiba saja menyembur dari mulut Rio, hal-hal yang menegaskan jika pria itu tidak dalam keadaan baik-baik saja, bagaimana Alvin bisa mengatakan jika Rio tidak kenapa-napa?

Gadis manis itu memejamkan matanya yang begitu terasa kering. Seakan air matanya telah habis tak tersisa walaupun hanya untuk sedikit membasahi mata bening miliknya. Ia menghirup nafas dalam-dalam memenuhi rongga dadanya dengan udara malam, yang dinginnya bahkan sudah melebur dengan tulang-tulangnya, kemudian ia hembuskan lagi kuat-kuat, berharap sedikit sesaknya bisa ikut menguap bersama karbondioksida yang baru saja ia keluarkan dari tubuhnya. Nihil. Tak sedikitpun hal yang terasa menghimpit dadanya itu berkurang.

Sebuah harapan kecil ia miliki saat ini, sebuah harapan yang coba ia titipkan pada bulan untuk segera disampaikan pada tujuannya, Rio. Karena dimanapun kekasihnya itu berada saat ini, pasti hanya satu bulan itu yang dapat mereka lihat bersama.

Terlintas dibenak Ify, potongan cerita yang tak pernah mati, Romeo dan Juliet, adegan balkon, dimana sang Romeo mempertaruhkan semua yang ia miliki untuk menyelinap ke tempat yang sama sekali berbeda dengan semua tempat yang pernah ia singgahi, tempat dimana nama besar keluarganya yang membuat banyak orang menundukkan kepala memberi penghormatan justru akan membawanya lebih dekat dengan maut. Sampai sang Romeo menemukan permaisuri hatinya, Juliet, berdiri di balkon kamarnya, dengan keadaan selamat.

Tak salah tentu jika saat ini Ify berharap Rio akan melakukan hal itu pula untuknya, biarpun hanya sedikit kemungkinan hal itu akan terjadi. Namun rasa rindunya pada pangerannya itu yang sudah mencapai puncaknya seakan memberi semangat pada harapan itu untuk tetap berkobar, meskipun mungkin lagi-lagi akan berujung sia-sia.

Jika Rio tak datang, hanya tinggal beberapa jam lagi ia akan diikat oleh Alvin menjadi miliknya. Sosok yang mungkin, ralat, pasti memaksanya untuk membunuh segala sesuatu yang berkaitan dengan Rio.

Song Of LoveWhere stories live. Discover now