37. Perasaan Yang Tulus

94 10 0
                                    

"Jen..."

Dia melamun, bahkan panggilan Jaemin pun tak terdengar di telinganya.

"JENO !!" Teriak Jaemin sekali lagi dan itu berhasil menyadarkan lelaki bermarga Lee itu.

Jeno menatap Jaemin dengan wajah bodohnya seolah bertanya ada apa.

"Urusan hati itu bisa di pikirkan nanti, sekarang kita jalanin misi dulu." Kata Jaemin.

Lelaki itu memang paling memahami Jeno. Bahkan tanpa Jeno bicara pun Jaemin sangat tau kondisi hatinya.

"Sorry."

"Kita di kepung." Kata Haechan.

Bukankah ini terbalik?
Harusnya pihak kepolisian yang mengepung dan bukan malah sebaliknya.

Lucas membawa beberapa orang penembak jitu dan anak buahnya lumayan banyak. Ini di luar dugaan. Bisa dibilang Jeno dan tim nya terlalu gegabah melakukan penyerapan.

"Jen, kau ke rooftop sekarang, biar aku,Haechan dan Jaemin yang menahan mereka. "

"Cuma bertiga? Mustahil, bahkan rompi anti peluru pun memiliki kapasitas." Jeno mematahkan argumen Mark.

Mereka yang berpikir Lucas pergi sendirian sama sekali tidak memprediksi keadaan ini. Lelaki itu memiliki  komplotan  yang tidak sedikit rupanya.

"Jangan banyak berpikir, kau mau dia membawa Sela?"

Jeno akhirnya bergerak, dia keluar dari persembunyiannya dan hendak mencapai lift tapi suara tembakan lagi-lagi  membuat langkahnya terhenti. Peluru itu hampir mengenai pundaknya jika saja Jeno tidak sigap.

"Sial." Dia mengumpat kesal. Sekali lagi dia harus bersembunyi di balik konter minuman yang sudah di tinggalkan penjaganya.

Haechan, Mark dan Jaemin yang bersembunyi di balik dinding toilet itu pun saling berbalas tembakan dengan anak buah Lucas bahkan Jaemin sudah kehabisan peluru. Pengunjung Mall sudah berhamburan keluar ketika dentuman senjata itu mulai beradu.

Beruntung para penjahat ini tidak berniat mencelakai warga sipil. Jadi bisa di pastikan tidak akan ada korban lain selain dari tim mereka sendiri atau mungkin tim kepolisian.

"Jeno sudah di lift?" Tanya Mark dengan nafas gusar.

Jaemin menoleh kebelakang. Melihat bayangan Jeno yang bersembunyi di belakang stand.

"Belum. Kita tidak bisa bergerak."

"Sudah telepon bantuan?" Mark kembali menoleh pada Jemin.

"Ponsel kita di sadap."

"Menyerahlah dan biarkan bos kami lewat maka tidak akan ada pertumpahan darah."
Salah seorang dari tim penembak Jitu Lucas bersuara.

"Melepaskannya?? " mark berusaha tertawa sarkastik tapi entah kenapa malah terdengar jenaka di telinga Haechan dan membuat lelaki tan itu ikut tertawa geli.

"Kalian pikir kami sebaik itu melepaskan seekor pembunuh?"

"Seorang  bang." Celetuk Haechan yang membuahkan satu geplakan hangat dari tangan berotot Jaemin.

"Bercanda mulu ya heran deh. Ga tau apa malaikat maut lagi jadi juri disini sekarang."  Jaemin memelototi Haechan yang masih tertawa.

"Kalau memang begitu, tidak ada jalan lain. Tembak mereka...  "

Doorrrr....door..

Rasanya sia-sia Haechan bersembunyi karena tidak ada satupun peluru yang mengarah ke tubuhnya?

Serendipity Next Door | LEE JENOWhere stories live. Discover now