19. Chamomile and Cigarette

101 15 0
                                    

Mempelajari tentang tubuh manusia bukan hal yang menarik bagi Sela. Dan membedah orang mati adalah hal yang paling dia benci. Terkadang Sela pun merasa sakit ketika tangannya membelah perut manusia, memotong tengkorak atau membedah organ. Melihat tubuh manusia dalam berbagai kondisi, mulai dari yang masih baik hingga yang terburuk sudah pernah dia alami. Meski tidak sepenuhnya menyukai ini tapi Sela cukup menikmati pekerjaannya.

Jam terakhir sift dimana Sela berencana bersantai di lobby dan menikmati lemon teanya harus terusik dengan kedatangan duo kembar juniornya. Siapa lagi kalau bukan Chenle dan Jisung.
Dua orang itu tampak agresif ketika menahan Sela dari lokernya.

"Ayolah biarkan aku bersantai sebentar." Keluh Sela.

Chenle menggeleng dengan senyuman imutnya sementara Jisung menahan lengan Sela.

"Bantu kami kak..."

Sela memutar bola matanya, selalu saja begini.

"Apa ???"

"Nona Y mengaku menjadi korban kekerasan seksual, tapi tidak di temukan tanda-tanda di tubuhnya." Jelas Jisung.

"Ini aneh karena dia menuduh seorang idol terkenal sebagai pelakunya, kau tau... boyband senior.." tambah Chenle.

"Ah benarkah?? Waahh ini akan jadi berita besar." Jisung sangat antusias.

Sela menghela napasnya dan menatap dua orang itu malas.

"Kalian mau bertanya atau bergosip???" Chenle dan Jisung sangat membuang waktunya.

"Ahhh.. iya tentu saja mau bertanya kak, jadi... mm.."

"Kalian sudah memeriksa bagian dalamnya ? Apa ada jejak sperma di area vagina atau rahim? Apa ada robekan? Lebam?"

"Tidak ada tanda kekerasan di pemeriksaan luar, dan dia menolak pemeriksaan dalam." Jelas Jisung.

"Itu mencurigakan, kalian bisa melaporkan penolakannya pada pihak kepolisian. Kalau dia menolak kemungkinan dia berbohong." Jelas Sela.

Jisung tampak menulis sesuatu di catatannya sementara Chenle melihat Jisung menulis.

"Oh iya kak, bagaimana tentang kasus pembunuhan itu? Apa orang yang menyekapmu ada hubungannya dengan kasus itu?" Chenle si anak manis baik hati terlihat mengeluarkan 2 kaleng minuman dari tasnya. Dia memberikan 1 kaleng ice choco latte dingin pada Sela.

"Tadi aku membelinya di vending machine..." jelasnya ketika Sela memberinya pertanyaan melalui tatapan.
Sela tersenyum dan menepuk kepalanya sebagai ungkapan terima kasih.

"Orang itu belum tertangkap, sebenarnya Jeno melarangku masuk kerja tapi ini sudah lebih dari 2 minggu setelah kejadian itu dan dia belum juga tertangkap. Aku tidak mungkin cuti lebih lama lagi." Jelas Sela.

"Ini menakutkan, sebaiknya kau tidak keluar sendirian..." Chenle bergidik ngeri.

"Iya, aku pulang dan pergi di antar supir sekarang."

"Syukurlah."

Sela hampir terkikik geli dengan jawabannya sendiri. Bagaimana tidak, orang yang dia sebut 'supir' itu sebenarnya adalah Jung Sungchan adiknya.

Sela pergi setelah menjawab semua pertanyaan Chenle dan Jisung. Seperti biasa dia akan menunggu Sungchan di halte depan rumah sakit. Tapi hampir setengah jam menunggu, adiknya itu tak kunjung tiba. Sela terus menggerutu karena kesal.

"Bedebah sialan, awas saja nanti dirumah akan kujual PS mu Jung Sungchan bodoh !!!"
Sela menghentakkan kakinya tidak sabaran. Hawa dingin mulai datang karena suasana sore beralih ke petang. Di tambah dengan awan hitam pembawa hujan yang membuat suhunya bertambah dingin.

Serendipity Next Door | LEE JENOWhere stories live. Discover now