24. The Devil

102 14 0
                                    

"Aku dan Jaemin akan masuk ke ruang bawah tanah." Bisik Jeno pada Haechan.

Mark setuju dan dia berjalan lebih dulu untuk membuka akses jalan.
Itu adalah rumah yang sama yang mereka datangi beberapa minggu lalu tapi tidak menemukan bukti apapun. Dan akhirnya ditemukan fakta bahwa rumah kosong itu hanyalah pengecoh. Tempat persembunyian sebenarnya ada di bawah tanah, di bawah lantai kayu rumah itu.

Mark membuka satu-satunya akses jalan disana yaitu melalui tempat pembuangan sampah bawah tanah.

"Tunggu, sebaiknya jangan hanya berdua." Mark kembali berbisik.

Jeno dan Jaemin mengangguk. Mereka menunggu beberapa orang junior mengikuti mereka sementara yang lainnya berjaga di pintu keluar.

"Kalau begitu aku juga ikut." Kata Haechan.

Mereka melompat kebawah. Hal pertama yang mereka temukan disana adalah berbagai jenis senjata yang berjajar di tembok. Tempat ini jadi mirip gudang senjata api.

Jeno berjalan di depan. Dia mendobrak sebuah pintu usang di belakangnya dan begitu pintu itu roboh, suara tembakan langsung bersautan.

Tidak banyak orang di dalam tapi bisa di pastikan kalau Tae Gonghan ada disana. Proses melumpuhkan tersangka bahkan berakhir lebih cepat dari dugaan Jeno. Tae Gonghan dan kaki tangannya akhirnya tertangkap karena dia kalah jumlah. Beberapa polisi junior memborgolnya dan memintanya jalan Jongkok. Jeno terlihat memperhatikan pria gemuk itu untuk memastikan bahwa dia benar tersangka yang di maksud.

"Ini lebih mudah dari bayanganku." Gumam Jaemin. Lelaki itu mengisi ulang pelurunya.

"Kau pikir ini sudah berakhir???  Hahaha...." Pria tua gemuk itu masih bisa tertawa angkuh meskipun dua kakinya telah tertembus peluru. Jeno mengarahkan tatapan tajamnya pada pria itu.

"Wanitamu, berhati-hatilah dengan wanitamu. Because the devil really likes her ."

"The Devil?"

Sebuah kenyataan mencengangkan membuat hati Jeno bergetar

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Sebuah kenyataan mencengangkan membuat hati Jeno bergetar.
Tae Gonghan bukan hanya seorang pembunuh tapi dia juga menyalurkan agen pembunuh bayaran.

Salah seorang kaki tangannya dijuluki The Devil. Dia adalah seorang pria bringas yang tidak memiliki belas kasihan. Seorang pria psikopat yang bisa tersenyum sembari menjilati jantung korban yang terbelah.

Dia kejam. Dan si kejam itu tak meminta imbalan berupa uang pada Gonghan setelah aksinya menghabisi nyawa Lee Dongmin, namun dia meminta imbalan lain. Yang dia minta adalah Rosela Jung.

Kaki tangan Gonghan yang lain pernah berupaya menangkap Sela tapi tidak berhasil karena Sela selalu bersama Jeno, dan kini akhirnya The Devil akan turun tangan sendiri. Dia sangat menyukai Sela dan dia akan mendapatkan gadis itu.

"Lelaki itu memiliki wajah seperti Lee Taeyong." Jeno tampak termenung di mejanya. Dia khawatir, sungguh dia ingin menemui Sela sekarang jika saja dia bisa.

Sayangnya beberapa hari belakangan Jeno harus lembur untuk melakukan penyamaran sebelum insiden penyergapannya di markas Tae Gonghan.

"Benarkah?? Kau pernah melihatnya????" Mata Jaemin membulat."

"Ya, 2 minggu lalu pria itu mau membawa Sela saat dia menunggu adiknya di halte."

"Yang ku ingat pria itu memiliki aroma seperti teh chamomile..." kata Haechan. Penuturannya sama seperti yang Sela katakan beberapa waktu lalu.

"Kalau dia tertarik dengan Sela lalu kenapa saat itu dia melepaskannya di sungai han?" Mark menatap Haechan lalu beralih melihat ke arah Jeno.

"Kurasa itu adalah awal mula dia jatuh cinta pada Sela. Mungkin dia belum kepikiran mau mendapatkan Sela." Ujar Haechan. Dia tidak tau pasti apa alasannya dia di lepaskan dulu tapi Haechan bisa dibilang sangat bersyukur tidak di bunuh malam itu.

"Mungkinkah itu memang benar Lee Taeyong?" Jaemin mengetuk jemarinya di meja dan terlihat berpikir.

"Tidak, mereka berbeda, aku pernah membahas ini dengan Sela. Dia tidak memiliki kecakapan seperti Taeyong, dan aroma tubuhnya berbeda dengan Taeyong."  Jelas Jeno.

Mark lalu menggeser kursinya dan menyalakan komputernya.

"Aku akan mencari tau apakah Taeyong memiliki saudara kembar."

"Ya, itu bisa saja terjadi. Kurasa mereka tidak hanya sekedar mirip tapi memang kembar identik."

Jeno meraih ponselnya. Jarinya bergerak cepat mencari kontak Sela. Terhitung sudah hampir 2 minggu mereka tidak bertemu, dan itu membuat Jeno sedikit merindukannya.

Jeno:
Kau baik-baik saja?

Sela membalas beberapa detik kemudian

Sela:
Ya, kenapa?

Jeno:
Katakan pada Sungchan, aku yang akan menjemputmu hari ini.






Jeno: Katakan pada Sungchan, aku yang akan menjemputmu hari ini

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Serendipity Next Door | LEE JENONơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ